Gubernur Aceh Mualem: Mereka Mati Bukan karena Banjir, tapi Kelaparan

- Tiga kabupaten paling parah kondisinya, sulit dijangkau bantuan karena akses yang sulit.
- Dikhawatirkan warga mati karena kelaparan, Mualem meminta jajarannya kerja aktif untuk menyalurkan bantuan.
- Sebanyak 353 korban jiwa dari Aceh, jumlah korban meninggal Banjir Sumatra mencapai 883 orang.
Medan, IDN Times- Gubernur Aceh Muzakir Manaf menjelaskan hasil pantauannya ke sejumlah kabupaten/kota terdampak banjir selama sepekan terakhir. Mualem, sapaan akrabnya mengatakan jika rakyat sangat butuh bantuan.
"Tidak tahu berapa banyak dibutuhkan. Yang saya tahu mereka butuh banyak sembako dan lainnya, tapi belum terjamah," kata Mualem, Jumat (5/12/2025).
1. Tiga kabupaten paling parah kondisinya

Dia menaruh perhatian khusus kepad beberapa daerah yang paling parah kondisinya. Di daerah tersebut beberapa titik belum terjamah bantuan karena akses yang sulit.
"Paling urgen Kabupaten Tamiang, Aceh Timur dan Aceh Utara. Pertama mereka tidak dapat kita salurkan bantuan ke pedalaman karena masih banjir dan jembatan putus. Dengan kita upayakan dengan perahu-perahu karet antar ke pedalaman," kata Mualem.
2. Dikhawatirkan warga mati karena kelaparan

Ketua Partai Aceh itu justru mengkhawatirkan jika kondisi seperti ini terus terjadi, para warga bisa meninggal. "Membimbangkan (mengkhawatirkan), mereka mati bukan mati banjir, tapi kelaparan," ucapnya.
Untuk itu dia meminta jajarannya kerja aktif untuk menyalurkan bantuan. Apalagi banyak daerah masih terisolir. "Saya minta semuanya kerja aktif supaya tersalur sembako kepada mereka sangat dibutuhkan. (Banyak daerah) Terisolir. Fasilitas umum semua hancur," ucapnya.
3. Sebanyak 353 korban jiwa dari Aceh

Saat ini korban jiwa terus bertambah. Masih banyak lagi yang belum dievakuasi. "Aceh Utara saja 41 mayat yang terdaftar. Ke Aceh Timur di sana ada yang belum terjamah," ucapnya.
Dari data terakhir, Sabtu (6/12/2025), jumlah korban meninggal Banjir Sumatra 883 orang. Sebanyak 353 dari Aceh. Sementara yang hilang 115 jiwa. Sedangkan yang terluka 3.500 orang.
















