Angin Kencang Sebabkan Kaca di Venue Basket PON Pecah, 5 Terluka
Banda Aceh, IDN Times - Hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah Aceh termasuk Kota Banda Aceh, Rabu (18/9/2024). Dua insiden akibat cuaca ekstrem tersebut menimbulkan korban di lokasi berbeda.
Insiden pertama di Gedung Serbaguna Kompleks Stadion Harapan Bangsa yang menjadi Venue Cabang Olahraga (Cabor) Basket 3x3 Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut).
Sementara lokasi kedua terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 62 Banda Aceh, Gampong Cot Mesjid, Kecamatan Lueng Bata.
1. Jendela kaca copot menimpa warga
Satuan Tugas (Satgas) Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Kota Banda Aceh, Zahrul Maulana, mengatakan insiden venue basket tersebut terjadi sekitar pukul 12.50 WIB. Ketika itu, sedang bertanding antara Sumut melawan Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Saat terjadi angin kencang di gedung basket 3x3, jendela kaca lantai dua roboh dan tertimpa anak sekolah yang lagi menonton pertandingan,” kata Zahrul, saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (18/9/2024).
2. Data korban insiden jendela kaca jatuh
Dia menyampaikan tidak ada korban jiwa dalam insiden jendela kaca roboh. Lima korban hanya mengalami luka ringan dan sebagian harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa, Kota Banda Aceh.
Adapun para korban yang mengalami luka ringan dan tidak dirujuk yakni M Karipatul Adil mengalami nyeri di kepala dan Indah mengalami luka memar.
Sementara korban yang harus dirujuk ke rumah sakit di antaranya Akbar mengalami sakit di bagian bahu sehingga harus di rontgen, Fakhri luka di bagian belakang kepala dan tangan, Primadona mengalami luka di punggung.
3. Seorang siswa meninggal dan satu luka akibat tertimpa reruntuhan
Sehubungan dengan itu, insiden di SDN 62 Banda Aceh, kata Zahrul, mengakibatkan seorang siswa meninggal dunia dan satu korban lain luka-luka. Kejadian itu terjadi sekira pukul 12.20 WIB.
“Salah satu korban meninggal dunia akibat terkena reruntuhan pecahan batu lantai atas,” kata Zahrul.
Adapun korban meninggal dunia bernama Syakir Arkan, sedangkan yang mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit adalah Lutfi. Keduanya merupakan siswa kelas enam.
