Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Anggota DPRD Serahkan 415 Hektare Lahan Sawit di TNTN Riau ke Negara

IMG_20250702_190222_508.jpg
2 alat berat saat mencabut pohon sawit di kawasan TNTN (IDN Times/ Fanny Rizano)

IDN Times, Pelalawan - Rudyanto Sihombing menyerahkan lahan sawit kelompoknya seluas 415 hektar di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, ke negara melalui Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH). Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan itu mengatakan, bahwa penyerahan lahan tersebut merupakan bentuk tanggung jawabnya terhadap hukum dan negara.

"Alasan saya adalah, sebagai pejabat negara, anggota DPRD Kabupaten Pelalawan, dengan sadar harus tunduk terhadap aturan. Ketika negara sudah melakukan verifikasi, dan di situ saya melakukan karena sekian lama sudah saya kuasai, saya akan mengembalikan ke negara dengan kesadaran dan tanpa paksa," katanya, Jumat (18/7/2025).

Diceritakannya, sebagai Ketua Poktan Petani Bersatu, Rudyanto mengungkapkan, kelompok tani tersebut baru terbentuk pasca terbitnya Undang-undang Cipta Kerja, anggotanya sudah mengelola lahan tersebut sejak 2007.

"Penguasaan awal kita itu adalah bersilaturahmi ke Batin dan kita sampaikan tujuan kita untuk bertani. Di sana, kita yang pendatang, dalam arti yang sudah bermukim di sana, menjadi anak kemenakan. Jadi kita diberi hak untuk membuka pertanian dalam bentuk kebun sawit," ceritanya.

Lebih lanjut dikatakannya, lahan tersebut diperoleh melalui mekanisme adat berupa hibah dari tokoh adat setempat. Dirinya sendiri memiliki sekitar 50 hektare dari total lahan yang diserahkan ke negara.

"Kalau kita di situ (pribadi) sekitar ada 50 hektare. Itu bagian dari yang 415 yang tadi," lanjut Rudyanto.

Rudyanto menegaskan komitmennya terhadap rehabilitasi kawasan TNTN dengan melakukan penanaman pohon-pohon kehutanan.

"Dari pemanggilan kemarin, klarifikasi di Kejaksaan dan Satgas, di sana kita sampaikan memang kita akan melakukan pemusnahan yang khusus di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Dan kita yang bersangkutan disuruh untuk menanami kembali dengan jenis tanaman kehutanan," terangnya.

Diketahui, TNTN merupakan kawasan konservasi yang luasnya lebih dari 83 ribu hektare. Namun, TNTN kini berubah menjadi kebun sawit yang dirambah oleh pendatang dari luar Provinsi Riau. 

1. Dalam 2 pekan, Satgas PKH terima 1.185 hektare

IMG_20250718_152622_402.jpg
Mayjen TNI Dody bersama tim Satgas PKH dan Rudyanto Sihombing (topi putih) (IDN Times/ Fanny Rizano)

Sementara itu, Komandan Satgas PKH Mayjen TNI Dody Triwinarto mengapresiasi pengembalian ratusan hektare lahan tersebut ke negara.

"Alhamdulillah, kegiatan reforestasi skala besar ketiga ini berjalan tertib dan aman," ujar Mayjen TNI Dody usai kegiatan serah terima.

Menurutnya, ini merupakan penyerahan lahan dalam skala besar yang ketiga, setelah sebelumnya warga telah menyerahkan lahan seluas 401 hektare dan 311 hektare.

"Hingga saat ini, total lahan yang berhasil dikembalikan kepada negara melalui Satgas PKH mencapai 1.185 hektare dalam dua pekan terakhir," tuturnya.

2. Bersyukur warga semakin sadar 

IMG_20250718_152622_150.jpg
Tim Satgas PKH saat melakukan reforestasi di lahan milik kelompok Rudyanto Sihombing (IDN Times/ Fanny Rizano)

Lebih lanjut dikatakan Jenderal bintang dua itu, komitmen warga untuk menjaga kelestarian kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) terus menunjukkan perkembangan positif. 

"Pihak kami bersyukur, semakin hari semakin banyak warga yang dengan kesadaran sendiri menyerahkan lahannya kembali ke negara," kata Mayjen Dody.

Mayjen Dody menyebut, kesadaran warga mulai tumbuh seiring pemahaman akan fungsi TNTN sebagai kawasan hutan konservasi yang harus dilestarikan. Dalam prosesnya, Satgas PKH menerapkan pendekatan persuasif dan humanis.

"Insyaallah ke depan akan ada lagi. Kita terus melakukan verifikasi. Jadi pelan-pelan. Karena kita pendekatannya lewat dialog, humanis, persuasif," tambahnya.

3. Ini imbauan Mayjen TNI Dody

20250702_190720.jpg
Wadan Satgas PKH Brigjen TNI Dody Triwinarto (IDN Times/ Fanny Rizano)

Dalam kesempatan itu, Mayjen TNI Dody juga menyampaikan imbauan kepada warga yang masih berada atau menguasai lahan di dalam TNTN agar tidak terpengaruh isu-isu yang tidak benar.

"Dalam kesempatan ini saya mengajak dan mengimbau kepada saudara-saudara saya yang ada di dalam TNTN, tidak usah takut, tidak usah terprovokasi, pelan-pelan. Apapun alasannya, itu adalah Taman Nasional Tesso Nilo yang harus kita pulihkan," imbaunya

Ia memastikan, negara akan hadir memberikan solusi terbaik bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup di dalam kawasan tersebut. Namun, menurutnya, diperlukan data yang valid agar penanganan bisa dilakukan secara tepat.

"Agar kita bisa memilah dan memilih persoalan yang di dalam. Karena persoalan yang ada tidak bisa kita tangani secara kolektif, tidak bisa kita generalisasi, semuanya direlokasi, tidak. Karena ada yang memang dia kembali dengan penuh kesadaran karena dia pekerja musiman, ada yang dia sudah jual harta di kampung untuk tinggal di TNTN, itu yang harus kita pilah-pilah kan," terangnya.

Mayjen TNI Dody juga menegaskan bahwa pendekatan penanganan antara kawasan inti TNTN dengan area di sekitarnya akan berbeda.

"Yang di kawasan itu tidak mungkin direlokasi, karena penduduknya lebih banyak, tanaman sawit ya juga lebih banyak, sekolahnya juga lebih banyak. Saya tekankan tidak ada yang menutup pendidikan. Perintah Presiden sudah jelas, mencerdaskan anak bangsa," tegasnya.

Ia mengatakan, Kementerian Pendidikan akan turut merancang solusi terkait keberadaan sekolah-sekolah yang saat ini masih berada di kawasan konservasi.

Meski secara simbolis lahan telah diserahkan, Satgas PKH tetap memberi kebijakan transisi kepada warga atau kelompok tani untuk tetap memanen sawit dalam kurun waktu tertentu.

“(Waktunya) misalnya 2 bulan, 3 bulan. Supaya mereka ada modal untuk relokasi mandiri, untuk kembali. Tapi mereka bertanggung jawab terkait reforestasi," pungkas Mayjen TNI Dody.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us