Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Anak Gajah di Riau yang Pernah Viral Ternyata Sudah Mati

20250813_143604.jpg
Gajah Yuni ditemukan kritis sebelum mati (IDN Times/ dok BBKSDA Riau)
Intinya sih...
  • Penyebab kematian Gajah Yuni adalah pneumonia dan gastroteritis, disertai stres yang melemahkan sistem pertahanan tubuhnya.
  • Gajah Yuni hiperaktif sehingga dibuatkan kandang sementara, namun kondisinya terus menurun hingga akhirnya meninggal pada 11 April 2025.
  • Gajah Yuni ditolak oleh kelompok gajah lain di dua tempat berbeda setelah terpisah dari induknya, sehingga upaya penyelamatan tidak berhasil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

IDN Times, Pekanbaru - Seekor anak Gajah Sumatra yang masih berusia 3 bulan, mati di Desa Gunung Mulya, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Gajah betina bernama Yuni itu sebelumnya pernah viral pada awal bulan Maret lalu, lantaran diselamatkan warga Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sahilan, karena terpisah dari induknya saat berada di perkebunan kelapa sawit.

Terkait dengan kematian Gajah Yuni, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau awalnya terkesan menutupi. Pasalnya, Gajah Yuni menghembuskan nafas terakhir pada April lalu.

Kematian Gajah Yuni terungkap, setelah warganet di akun Instagram BBKSDA Provinsi Riau mempertanyakan keberadaan satwa dilindungi itu.

"Gak ditutupi, kemarin kita menunggu hasil dari tes laboratorium," kata Kepala BBKSDA Provinsi Riau Supartono, Rabu (13/8/2025).

1. Ini penyebab kematiannya

20250813_144209.jpg
Gajah Yuni saat sedang ditangani tim medis (IDN Times/ dok BBKSDA Riau)

Supartono menerangkan, adapun penyebab kematian Gajah Yuni itu, akibat pneumonia dan gastroteritis. Pneumonia membuat Gajah Yuni mengalami gagal nafas hingga kematian individu. Sedangkan gastroteritis, yaitu radang pada lambung dan usus yang menyebabkan dehidrasi dan mal nutrisi sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan hipokolomik syok.

"Selain itu stres juga berkontribusi menyebabkan penurunan sistem pertahanan tubuhnya, sehingga menyebabkan tubuhnya rentan," terang Supartono.

"Sedangkan hasil cek elephant endotheliotropic herpesviruses (EEHV) pada Gajah Yuni negatif," sambungnya.

2. Gajah Yuni hiperaktif, BBKSDA buatkan kandang sementara

IMG-20250813-0021.jpg
Kepala BBKSDA Riau Supartono (IDN Times/ Fanny Rizano)

Supartono menjelaskan, Gajah Yuni cenderung berperilaku hiperaktif. Dikarenakan hal itu, BBKSDA Provinsi Riau membuatkan kandang sementara, untuk membatasi pergerakan anak gajah dengan pengawasan intensif dari satu orang dokter hewan dan tiga orang mahout.

"Pada tanggal 8 April 2025, kondisi anak gajah menunjukkan penurunan kesehatan dan nafsu makan. Tim medis BBKSDA (Riau) selanjutnya melakukan upaya penanganan dengan memberikan nutrisi berupa air gula dan elektrolit sampai dengan kondisi anak gajah mulai membaik," jelasnya.

Hingga pada akhirnya, tanggal 10 April 2025 pukul 13.00 WIB, anak gajah tersebut kembali mengalami penurunan kondisi kesehatan dan dilakukan perawatan intensif oleh tim medis BBKSDA Provinsi Riau dengan memberikan cairan infus dan elektrolit. 

"Setelah dilakukan segala upaya perawatan secara intensif pada anak gajah tersebut, tim medis BBKSDA menyatakan bahwa anak gajah tersebut tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan mati pada tanggal 11 April 2025," pungkasnya.

3. Gajah Yuni ditolak oleh kelompok gajah lain

20250813-144037.jpg
Gajah Yuni (kiri) saat hendak disatukan ke indukan gajah lain oleh mahout (IDN Times/ dok BBKSDA Riau)

Pasca Gajah Yuni terpisah dari induknya, BBKSDA Provinsi Riau telah berupaya mencari kelompoknya, namun tak kunjung ditemukan. Disebutkan Supartono, awalnya tim BBKSDA Provinsi Riau memutuskan untuk mengevakuasi Gajah Yuni ke Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas yang berada di Kabupaten Siak. Namun, gajah betina di sana menolak keberadaan Gajah Yuni.

Selanjutnya, Gajah Yuni dibawa ke PLG Sebanga yang berada di Kabupaten Bengkalis, untuk disatukan dengan gajah betina yang juga memiliki anak. Namun sayangnya, keberadaan Gajah Yuni disana juga ditolak.

"Selama di PLG Minas, Gajah Yuni tidak mau menyusu dari susu formula dan upaya selanjutnya tim medis BBKSDA Riau berupaya untuk mendekatkan anak gajah tersebut ke indukan gajah lain. Namun indukan gajah lain tersebut menolak," terang Supartono.

"Upaya selanjutnya, anak gajah tersebut dipindahkan ke PLG Sebanga, dengan harapan memperoleh indukan asuh dari induk gajah yang baru melahirkan. Namun indukan gajah tersebut juga menolak, sehingga asupan nutrisi diupayakan diperoleh dari pemberian buah-buahan," sambungnya menutup.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us