71 Tahun UHN dan 164 Tahun HKBP, Siap Hadapi Transformasi Pendidikan

- Effendi M.S. Simbolon, Ketua Yayasan UHN, menekankan pentingnya semangat pelayanan dan pengabdian dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan.
- Dana terbatas akan dialokasikan dengan maksimal untuk transformasi pendidikan sesuai amanat HKBP, sambil tetap menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi.
- UHN Medan terus menjadi harapan masyarakat Sumatra Utara dengan peningkatan berkelanjutan di bidang pendanaan, sarana prasarana, dan kualitas dosen.
Medan, ID Times- Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan menggelar puncak perayaan Dies Natalis ke-71 sekaligus memperingati 164 tahun karya pelayanan Ompu I.L. Nommensen, di Auditorium UHN Medan, Selasa (7/10/2025). Acara yang dihadiri oleh pimpinan yayasan, sivitas akademika, mahasiswa, serta Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST, berlangsung khidmat dan penuh rasa syukur.
Ketua Yayasan UHN Effendi M.S. Simbolon, dalam sambutannya mengajak seluruh civitas akademika untuk menjadikan momentum ini sebagai refleksi diri dan semangat berbenah menuju universitas yang lebih baik.
“Pertama, tentu kami bersyukur dan mensyukuri semua karunia Tuhan. Diawali 164 tahun lalu, seorang misionaris muda, I.L. Nommensen, diutus Tuhan ke Tanah Batak untuk membawa kabar sukacita dan kabar injili,” ujarnya.
1. Tantangan dunia pendidikan bukan hanya soal peringkat,

Effendi mengatakan, semangat pelayanan dan pengabdian yang diwariskan Ompu Nommensen menjadi dasar nilai spiritual UHN hingga kini. Ia menyebut peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum mengingat kasih Tuhan yang telah menuntun perjalanan panjang universitas.
Memasuki usia ke-71, Effendi mengapresiasi dedikasi para dosen, pimpinan rektorat, dan mahasiswa yang terus berjuang memajukan universitas. Ia menekankan bahwa menjadi lebih baik tidak harus berarti bersaing dengan yang lain.
“Belajar itu tidak harus mengejar kompetisi dengan yang lain. Mari kita menaikkan, meng-encourage diri kita sendiri saja. Kita tidak perlu membanding-bandingkan dengan manapun,” pesannya.
Menurutnya, tantangan dunia pendidikan bukan hanya soal peringkat, tetapi bagaimana menjaga semangat belajar dan pelayanan yang tulus. Ia menegaskan, UHN akan terus memperkuat kerja sama dengan pemerintah pusat, daerah, dan berbagai mitra strategis demi memajukan universitas sebagai “persemayan unggulan” milik HKBP.
“Kami dari yayasan dan pengawas akan terus bekerja sama dengan pemerintah pusat, daerah, serta pihak-pihak yang berkepentingan untuk memajukan komunitas ini. UHN adalah persemayan andalan HKBP, dan semoga ke depan semakin baik,” tegas Effendi.
2. Dana terbatas akan dialokasikan dengan maksimal

Soal transformasi pendidikan, Effendi menegaskan bahwa hal itu merupakan amanat HKBP. Ia meminta seluruh civitas akademika untuk tidak terjebak dalam zona nyaman dan terus beradaptasi terhadap perubahan zaman.
“Transformasi itu amanat dari HKBP. Kita tidak boleh hanya merasa nyaman di saat sekarang, tapi harus terus bergerak. Terima kasih untuk seluruh sivitas dan rektorat yang terus bekerja keras,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Meski kondisi ekonomi belum sepenuhnya stabil, UHN berkomitmen untuk tetap menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi secara maksimal.
“Kami tetap berupaya menjalankan Tridharma. Dengan dana terbatas pun kami alokasikan sebaik-baiknya. Ekonomi memang sedang tidak baik-baik saja, tapi kami tetap bersyukur karena masih bisa take off, bisa running dengan baik,” kata Effendi.
3. UHN Medan terus menjadi harapan masyarakat Sumatra Utara, dengan peningkatan berkelanjutan di bidang pendanaan

Ia berharap UHN Medan terus menjadi harapan masyarakat Sumatra Utara, dengan peningkatan berkelanjutan di bidang pendanaan, sarana prasarana, dan kualitas dosen.
“Semoga ke depan, baik dari sisi pendanaan, maupun kualitas dosen dan sarana-prasarana, semuanya terus meningkat agar masyarakat merasakan hal-hal baik dari universitas ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan, dalam sambutannya mengajak sivitas akademika dan mahasiswa untuk menjadi terang bagi masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi dan ekologi global yang penuh tantangan.
“Daripada mengutuk gelap, lebih baik menyalakan pelita,” ujarnya. “Krisis ekologi sedang mencekam secara global. Bumi sedang demam. Indonesia pernah menjadi juara satu pembalakan hutan di dunia. Ini menjadi dorongan bagi kita supaya terang kita bercahaya.”