Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Perawat Nurhayati, Bertahan di RSUD Tamiang saat Banjir Demi Merawat Bayi

Nurhayati S.kep.jpg
Nurhayati (Dok. Mirza Baihaqie for IDN Times)

Aceh Tamiang, IDN Times - Sudah dua hari perawat bernama Nurhayati terlihat masih mengenakan mukena yang sama. Dia terlihat sigap melayani orang yang datang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang, Aceh.

Mukena bermotif bunga itu yang terus dipakainya dalam kondisi Aceh Tamiang dalam bencana banjir. Rumah sakit tempat dia bertugas juga sudah dalam kedaan lumpuh. Para petugas kesehatan yang masih bertahan, memanfaatkan fasilitas yang ada untuk melayani para penyintas bencana.

Bukan tanpa alasan Nurhayati tetap bertahan di rumah sakit itu. Ada seorang bayi yang baru lahir dan harus mendapatkan perawatan darurat.

"Selama ini saya bertugas di NICU (Neonatal Intensive Care Unit)," kata Nurhayati memulai obrolan, Minggu (7/12/2025).

 

1. Tidak tahu banjir akan parah, Nurhayati tetap bertugas

P1121396.jpg
Kondisi di RSUD Aceh Tamiang (Dok. Mirza Baihaqie for IDN Times)

Malam itu, Rabu (25/11/2025), Nurhayati tidak pernah membayangkan banjir akan menerjang begitu dahsyat. Dia pergi ke rumah sakit untuk menggantikan teman-temannya sesama perawat yang sudah lebih dulu terdampak banjir.

Malam itu seharusnya Oti tidak bertugas. "Saya berinisiatif, biarlah saya yang berdinas. Karena saya tidak tahu kejadiannya akan separah ini," katanya.

Di malam itu juga pasien bayi tersebut masuk ke RSUD. Sang bayi langsung mendapatkan bantuan oksigen untuk pernafasannya.

"Alhamdulillah, dengan pakai oksigen, si bayi mulai membaik," katanya.

2. Oti akan pulang setelah bayi dipastikan bisa pulang

P1121385.jpg
Nurhayati Perawat di RSUD Aceh Tamiang (Dok. Mirza Baihaqie for IDN Times)

Banjir menerjang rumah sakit. Kondisi saat itu rumah sakit porak poranda. Nurhayati tetap bertahan di sana. Bersama seorang dokter spesialis anak, dia tetap memastikan kondisi bayi tetap baik. Padahal Oti, dokter dan petugas medis yang saat itu bertugas tahu rumah mereka sudah terdampak.

"Selama banjir, Rabu, Kamis, Jumat, dokter anak, bertahan bersama kita," ungkapnya.

Oti sudah mendapat kabar dari suaminya jika rumah mereka juga terendam. Namun Nurhayati sudah bertekad. Dia tidak akan pulang sebelum bayi itu bisa pulih dan menjalani perawatan di rumah.

"Keadaan rumah saya, saya tidak bisa bilang. Jika bayi ini sudah bisa pulang, ibunya sudah bisa menyusui, barulah saya akan melihat rumah. Untuk sementara saya bertahan di sini dulu," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Saat ini kondisi bayi berangsur membaik. Lantaran alat bantu oksigen mulai dilepas perlahan. Membiasakan bayi untuk bisa beradaptasi. Namun Oti bingung. Bayi dan ibunya sudah tidak memiliki rumah. Karena rumah mereka habis dihantam banjir.

3. Rumah sakit lumpuh, obat-obatan terendam, perlatan medis rusak

Nurhayati S.kep.jpg
Nurhayati (Dok. Mirza Baihaqie for IDN Times)

Oti menyaksikan bagaimana keganasan banjir dalam beberapa hari. Rumah sakit lumpuh total. Obat-obatan terendam air, peralatan medis seluruhnya rusak.

Sementara, pasca banjir surut, banyak penyintas datang ke rumah sakit untuk dirawat. Mereka memaksimalkan apa yang ada. Oti pun memunguti obat - obatan yang terendam. Dia kumpulkan terlebih dahulu, obat-obatan dasar yang menjadi kebutuhan pengungsi. Obat yang masih terkemas dengan baik dicucinya karena terendam lumpur.

Dia berharap rumah sakit menjadi prioritas untuk dipulihkan. Dia juga berharap semua pihak bisa membantu. Baik dari tenaga medis, hingga obat-obatan dan peralatan.

"Kalau sudah bisa beroperasi, kami bisa merawat para pengungsi yang ada di luar," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Ini Lembaga yang Beri Dukungan untuk Korban Banjir di Sumut dan Aceh

08 Des 2025, 06:00 WIBNews