5 Fakta Ekosistem Batangtoru, Rumah Bagi Orangutan Tapanuli
Medan, IDN Times – Orangutan Tapanuli langsung ditetapkan sebagai satwa sangat terancam punah begitu diumumkan sebagai spesies baru pada 2017. Ekosistem Batangtoru sebagai habitatnya dinilai sebagai rimba terakhir yang memiliki keanekaragaman hayati cukup kompleks.
Dinamika di dalam Batangtoru juga begitu kompleks. Ancaman untuk keberlangsungan ekosistemnya menjadi isu serius hingga kalangan internasional.
Batangtoru memiliki luas 240 ribu hektar yang terfragmentasi ke dalam tiga blok. Ekosistem ini terus menjadi pembahasan dalam periode satu dekade terakhir. Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dengan masyarakat terus melakukan upaya konservasi, agar kawasan ini tetap terjaga kelestariannya.
Berikut lima fakta yang dihimpun IDN Times tentang ekosistem Batangtoru.
1. Menjadi rumah eksklusif dari primata terlangka, pongo tapanuliensis

Ekosistem Batang Toru adalah habitat terakhir orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Rumah eksklusif bagi primata yang paling sedikit jumlahnya di muka bumi.
Riset menunjukkan, jumlah populasi orangutan Tapanuli kurang dari 800 individu. Uni Konservasi Internasional (IUCN) memasukkan spesies ini dalam kategori daftar merah sebagai satwa terancam punah.
Orangutan sebagai petani hutan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyebarkan biji-bijian melalui pola makan frugivoranya.
2. Sudah menjadi KSP, Ekosistem Batangtoru didorong menjadi KSN

Pemerintah sudah menetapkan Ekosistem Batangtoru menjadi Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Namun bagi para pegiat, ini belum cukup mumpuni untuk melindungi ekosistem dari kerusakan.
Sejumlah pegiat seperti Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumatra Utara terus melakukan upaya desakan kepada pemerintah. Mereka ingin, Batangtoru dijadikan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN). Sehingga perlindungan yang dilakukan bisa lebih kuat.
3. Penyedia air bersih dan keanekaragaman hayati

Kawasan ini menjadi sumber air bersih bagi masyarakat di sekitar, termasuk empat kecamatan seperti Batang Toru dan Angkola Sangkunur. Hutan ini berfungsi sebagai penyangga hidrologis yang sangat penting untuk mencegah kekeringan dan banjir.
Selain orangutan Tapanuli, Batang Toru menjadi habitat harimau sumatra tapir, beruang madu, dan berbagai spesies flora serta fauna lainnya. Keanekaragaman hayati yang luar biasa ini menjadikan kawasan ini salah satu hutan tropis yang unik di dunia.
4. Terancam industri ekstraktif dan pembangunan

Ekosistem Batangtoru masih terancam dengan kerusakan lingkungan. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dilakukan menjadi salah satu ancaman serius. Selain industri ekstraktif seperti pertambangan juga menambah daftar ancaman.
Begitu juga perluasan perkebunan sawit hingga eukaliptus menjadi ancaman besar bagi kelestarian ekosistem Batangtoru. Proyek ini mempengaruhi kelangsungan hidup satwa liar dan keseimbangan ekologis di kawasan ini.
5. Lokasinya terletak pada zona vulkanis aktif

Batangtoru berada di kawasan vulkanis aktif. Kondisi ini menjadikannya rawan gempa dan tanah longsor.
Kondisi ini menuntut pengelolaan kawasan secara hati-hati untuk mengurangi risiko bencana alam sekaligus melindungi ekosistem. Upaya perlindungan harus didorong secara masif. Kolaborasi lintas pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga penyedia oksigen bumi itu.