Tewas di Malaysia, Begini Pesan Terakhir Vita untuk Ibunda Tercinta

Deliserdang, IDN Times - Nurhayati masih tak menyangka akan kehilangan putri kesayangannya. Kecelakaan Bus Karyawan Kargo di dekat Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pada Minggu (7/4) malam menewaskan anak sulungnya Rosvita Loka Harahap.
Nurhayati tak banyak berbicara saat ditemui di kediamannya di Dusun III Palu Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu (10/4). Dia hanya memegang foto Vita, sapaan akrab Rosvita.
Sesekali dia menangis. Mengenang sulung empat bersaudara, berusia 23 tahun itu.
1. Telepon ibu sejam sebelum kecelakaan bilang bakal pulang bulan Ramadan
Telepon ibu sejam sebelum kecelakaan bilang bakal pulang Ramadan
Nurhayati akhirnya mau berbicara. Ternyata sebelum kecelakaan yang membuat bus itu remuk redam, Vita menghubungi sang ibu.
Masih ingat betul Nuthayati. Vita menyampaikan kabar bahagia. Ramadan kali ini Vita berjanji akan pulang ke kampung halaman.
"Kakak (Vita) mau pulang bulan puasa ini mak. Jadi bulan ini gak kirim uang. Nanti nggak bawa oleh-oleh juga yah. Kalau sudah sampai kakak telepon," ujar Nurhayati menirukan telepon Vita, Rabu (10/4).
Ternyata telepon itu menjadi kabar terakhir Vita. Pihak perusahaan menghubungi Nurhayati dan mengabarkan putri cantiknya itu meninggal dalam kecelakaan.
"Rasanya seperti tak menginjak tanah. Rasanya stres, (Saya) lari menjemput kakeknya. Dia lalu menengkan saya dan berkata, sejak di dalam kandungnya takdir semua orang sudah ditentukan. Itu yang buat saya kuat," ujarnya.
Baca Juga: PSMS Menanti Pembayaran Utang Subsidi Kompetisi dari PSSI
2. Vita nekat merantau ke Malaysia demi bahagiakan orang tua
Dengan berlinang air mata, Nurhayati menceritakan kisah Vita hingga bisa sampai ke Malaysia. Hidup serba kekurangan menjadi penyebabnya.
Sejak kelas 1 SMA sang ayah meninggal dunia. Sedangkan sang ibu hanyalah buruh tani berupah Rp50 ribu per hari.
Melihat kondisi ini Vita putar otak. Selepas SMA, Vita tak melanjut kuliah. Dia memilih berangkat ke Malaysia menjadi Tenaga Kerja Indonesia.
Tekadnya sudah bulat demi melepaskan keluarga dari belenggu kemiskinan.
3. Vita jadi tulang punggung keluarga
Empat tahun sudah Vita merantau di negeri jiran. Selama itu juga dia menjadi tilang punggung keluarga.
Ekonomi keluarga kian membaik selama Vita bekerja di sana. Dia mampu membiayai adiknya Gumarah Harahap hingga tamat SMA. Ditambah adiknya yang lain Hotama Harahapyang kini menginjak kelas dua SMA.
Vita juga sudah mampu merenovasi rumah. Yang awalnya hanya berukuran 5x6 meter menjadi 9 x 12 meter. Segala keperluan ibunya pun tercukupi.
4. Di mata ibu, Vita sosok perempuan tangguh tapi manja
Kabar kecelakaan Vita seperti petir di siang bolong. Tak ada yang pernah menyangka.
Di mata sang ibu, Vita adalah perempuan tangguh.
"Hampir semua gajinya, dikirmnya ke kami. Dia hanya menggunkaan seperlunya saja, dia kirim sebulan kadang Rp3 juta- Rp5 juta, untuk keperluan sekolah dan biaya hidup," ungkap Nurhayati sambil menyeka air matanya.
Itu sengaja dilakukan Vita. Tak lain untuk membahagiakan keluarga yang telah membesarkannya.
"Mamak jangan capek-capek jadi petani. Kalau masih kerja, kakak nggak kirim uang lagi," ungkap Nurhayati mengenang ucapan putrinya.
Vita juga dikenal sebagai sosok yang manja. Dia selalu bercerita apapun tentang permasalahan yang dihadapinya.
"Dia belum pernah punya kekasih, dia selalu bilang akan mengumrohkan saya sebelum nikah," pungkasnya.
5. Jenazah Vita tiba besok dan dikebumikan sebelum Zuhur
Jenazah Vita diprediksi bakal tiba Kamis (10/4) sekira pukul 11.30 WIB. Almarhumah akan langsung dikebumikan sebelum shalat Dzuhur.
Nurhayati berharap masih bisa memeluk Vita. Seperti pesan rindu yang disampaikan putrinya sebelum mengakhiri percakapan beberapa waktu lalu.
"Besok Vita pulang, mudah mudahan masih bisa dibuka. Saya mau peluk untuk yang terakhir kalinya," imbuhnya.
6. Kecelakaan maut tewaskan 12 orang, empat orang di antaranya WNI
Bus nahas yang ditumpangi Vita mengangkut puluhan karyawan itu sedang dalam perjalanan dari asrama karyawan di Nilai, Negeri Sembilan, menuju Malaysia Airlines Cargo Complex, Jalan S8 Pekeliling, Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
Sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal dunia. Empat orang dia antara yang tewas adalah WNI. Seluruhnya berjenis kelamin perempuan.
Keempatnya yaitu, Ayu, 22; Azura Afrianti, 22; Rosvita Loka Harahap, 23 dan Fitri Nurjahari 21.
Sedangkan delapan orang lainnya, termasuk sopir bus, S. Suresh, 43 juga meninggal dunia dalam kecelakaan. Lalu Md Razib Munsi, 26; Md Sohel, 24; Mohin, 37; Al Amin, 25 dan Golam Mostafa, 22. Mereka berasal dari Bangladesh. Sementara 2 WN Nepal antara lain, Jagarnath Singh Danuwar, 31 dan Ramu Chaudhary, 37.