Gubernur Sumut tak Mau Tanggalkan Jabatan Ketua Umum PSSI

Mengaku sangat cinta PSSI dan bukan gila jabatan

Gubernur Sumatera Utara yang juga menjabat Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menegaskan tak akan menanggalkan jabatannya sebagai orang nomor 1 di PSSI.

Ia bersikeras akan terus memimpin PSSI hingga akhir masa jabatannya di Tahun 2020.

Tekanan pada Edy untuk turun dari kursi Ketum PSSI menguat seiring buruknya penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Timnas Indonesia gagal lolos ke babak semifinal sehingga hal itu membuat pendukung Timnas Indonesia kecewa.

Hal lain yang membuat tekanan pada Edy membesar adalah jabatannya sebagai Gubernur Sumatera Utara yang membuat dirinya berada jauh dari pusat kegiatan PSSI di Jakarta.

1. Edy mengaku sangat cinta pada PSSI

Gubernur Sumut tak Mau Tanggalkan Jabatan Ketua Umum PSSIASARPUA.com/humpes

Edy mengaku sangat mencintai PSSI. Sehingga ia tak akan mundur dari jabatannya meski banyak desakan publik.

Begitu menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Edy mengaku sudah membuat rencana jangka panjang agar organisasi ini berjalan dengan baik. Evaluasi maupun kongres juga terus dilakukan. 

"Saya tak mikirin itu, yang penting Anda tak menyuruh saya mundur ajalah. Kalau kalian pun nyuruh mundur, saya tak mau mundur. Tolong kalian buat "Edy bertahan sampai 2020". Sampai pada kongres berikutnya," kata Edy Rahmayadi di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu (5/12).

2. Pernah berniat mundur karena tak ingin di-bully

Gubernur Sumut tak Mau Tanggalkan Jabatan Ketua Umum PSSIIniMedan.com

Edy mengaku sempat berpikir untuk mundur dari Ketua Umum PSSI.

Akan tetapi rencana itu bukan disebabkan ia tak bisa menangani persoalan yang dihadapi PSSI, melainkan kepentingan pribadinya yang tak ingin menjadi sasaran bully dari berbagai pihak.

"Memang ada di benak saya akan mundur, iya, tapi bukan karena saya tak bisa menangani ini, bukan itu persoalannya. Tapi karena kepentingan pribadi saya. Saya kepengin santai, tak ingin di bully-bully," ucap Edy memberikan penjelasan.

"Saya tak mau mundur dari PSSI. Karena saya cinta dengan PSSI. Kita punya manajemen. Ada waktu kegiatan kongres tahunan, ada kegiatan evaluasi, setiap periode ada jadwalnya. Jadi di mana pun Ketua PSSI berada itu tak masalah. Tapi ini harus berjalan semuanya. Di PSSI ini lengkap ada pengkaji disiplin, kepala staf, sekjen. Semua ini tak bisa memutuskan satu persoalan karena ada statuta yang mengaturnya," tutur Edy.

3. Mengaku bukan gila jabatan

Gubernur Sumut tak Mau Tanggalkan Jabatan Ketua Umum PSSIMetro Tubei News

Meski rangkap jabatan sebagai Ketua Umum PSSI sekaligus Gubernur Sumut, Edy menegaskan bahwa dirinya bukan gila jabatan.

Dia juga menyesalkan tak ada yang menyanjungnya. 

"Karena di PSSI ini, begitu menang tak ada yang menyanjung saya, malah orang yang memakai kesenangan ini. Tapi begitu kalah, Edy Out. Saya mau tenang, santai, bukan karena saya tak bisa membina. Saya bawaan lahir memang begini. Saya tak gila jabatan, Pangkostrad pun saya tinggalkan apalagi hanya Ketua Umum PSSI," tuturnya.

4. Masih menjabat pembina PSMS Medan

Gubernur Sumut tak Mau Tanggalkan Jabatan Ketua Umum PSSIHumas Pemprov Sumut

Selain menjabat Gubernur Sumatera Utara dan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi hingga saat ini masih tercatat sebagai pembina PSMS Medan.

Ia menjadi pembina sejak tahun 2015, kala itu masih menjabat sebagai Panglima Kodam I/BB.

Sejak saat itu prestasi PSMS Medan membaik. Ditandai dengan menjuarai Piala Kemerdekaan 2015.

Setahun kemudian Ia diangkat menjadi Panglima Kostrad. Saat itulah ia juga terpilih menjadi Ketua Umum PSSI.

Berkat peran Edy, pada tahun 2017 PSMS Medan akhirnya berhasil menduduki peringkat dua Liga 2 dan mendapat promosi ke Liga 1.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya