Panen Raya Berdikari, Polmed Pamer 4 Penemuan Baru dari Riset Vokasi

- Tim Polmed menciptakan pemanas udara cerdas yang mampu meningkatkan efisiensi produksi biodiesel hingga 90 persen
- Inovasi moda angkut panen tanpa awak bisa tekan biaya operasional hingga 40 persen
- Dirangkai dengan diskusi publik bersama Kepala Bappeda Kota Medan Ferri Ichsan, Hendry Halim dari PT Berkah Nabati Nusantara, dan Patar Hasudungan Silitonga dari CV Rotama
Medan, IDN Times- Politeknik Negeri Medan (Polmed) memanen hasil riset terbaiknya melalui kegiatan Diseminasi Penelitian Panen Raya Berdikari 2025 yang digelar di Aula Gedung Direktorat Polmed, Kamis (16/10). Acara ini menjadi panggung bagi sivitas akademika untuk menunjukkan bahwa riset di kampus vokasi tidak berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar hidup di tengah masyarakat dan industri.
Program Panen Raya Berdikari merupakan inisiatif dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi lewat Program Katalisator Kemitraan Berdikari. Program ini bertujuan mempercepat hilirisasi hasil penelitian agar berdampak langsung pada masyarakat dan dunia usaha.
Empat inovasi unggulan Polmed yang dipamerkan tahun ini berhasil mencuri perhatian, di antaranya teknologi pemanas udara efisiensi tinggi untuk produksi biodiesel dari minyak jelantah, pupuk hayati berbasis limbah jagung dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), moda angkut hasil panen tanpa awak untuk perkebunan sawit, sistem jejak kopi “Sicafee” berbasis GPS dan blockchain yang memperkuat rantai pasok industri kopi nasional.
1. Tim Polmed menciptakan pemanas udara cerdas yang mampu meningkatkan efisiensi produksi biodiesel hingga 90 persen

Direktur Polmed Idham Kamil, menyebut Panen Raya Berdikari sebagai bukti nyata bahwa riset vokasi mampu menjawab tantangan industri dan masyarakat secara langsung.
“Kita ingin hasil penelitian kampus tidak hanya berhenti di jurnal, tapi digunakan di lapangan. Melalui Panen Raya Berdikari, karya riset dosen dan mahasiswa Polmed semakin dekat dengan kebutuhan dunia nyata,” ujar Idham.
Dalam bidang energi terbarukan, tim Polmed menciptakan pemanas udara cerdas yang mampu meningkatkan efisiensi produksi biodiesel hingga 90 persen dengan kapasitas 480 liter per hari. Teknologi ini membuat proses esterifikasi lebih cepat, hemat energi, dan lebih stabil.
Dari sektor pertanian berkelanjutan, tim peneliti Politeknik Wilmar Nabati Indonesia (WBI) berkolaborasi mengembangkan pupuk hayati dari limbah jagung dan TKKS. Hasil uji lapangan menunjukkan peningkatan produktivitas tanaman hingga 30 persen serta penurunan biaya pemupukan sebesar 20 persen.
2. Inovasi moda angkut panen tanpa awak bisa tekan biaya operasional

Sementara itu, inovasi moda angkut panen tanpa awak menjadi solusi cerdas atas keterbatasan tenaga kerja di perkebunan sawit. Alat ini dirancang tangguh di medan berat dan mampu menekan biaya operasional hingga 40 persen, membuka peluang baru bagi industri perakitan alat pertanian lokal.
Kegiatan dibuka oleh Direktur Polmed dan dihadiri sejumlah pejabat penting, antara lain Kadisnaker Kota Medan Illyan Chandra Simbolon, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Medan Ahmad Untung Lubis, serta jajaran pimpinan Polmed.
Kadisnaker Kota Medan menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi riset vokasi yang semakin relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
“Polmed menunjukkan bahwa penelitian vokasi mampu menciptakan solusi nyata bagi masyarakat, meningkatkan produktivitas, sekaligus membuka lapangan kerja baru. Inovasi seperti ini harus terus didorong,” tegas Illyan.
3. Dirangkai dengan diskusi publik

Sebagai penutup, kegiatan juga menghadirkan Diskusi Publik bersama Kepala Bappeda Kota Medan Ferri Ichsan, Hendry Halim dari PT Berkah Nabati Nusantara, dan Patar Hasudungan Silitonga dari CV Rotama, yang menyoroti pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah.
“Polmed membuktikan bahwa riset bukan hal yang jauh dari masyarakat. Inovasi yang lahir hari ini adalah motor penggerak ekonomi lokal berbasis pengetahuan,” ujar Ferri Ichsan.