Warkop Elisabeth Kembali Digusur, Kasatpol PP Kena Siram Air Panas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Personel Satuan Polisi Pamong Praja kembali merangsek ke kawasan penjaja kuliner Warkop (Red : Warung Kopi) Elisabeth, Jalan Haji Misbah Kota Medan, Rabu (7/8). Petugas dengan kekuatan penuh kembali melakukan penggusuran.
Sebelumnya, kawasan yang populer di kalangan lintas generasi itu sudah digusur, Kamis (1/8). Namun masih ada pedagang yang bertahan dan masih berjualan di sana.
Kericuhan kembali terjadi pada penertiban kali ini. Pedagang menolak lapaknya dibongkar. Bahkan sempat terjadi insiden pedagang menyiramkan air panas ke badannya. Kasatpol PP Muhammad Sofyan juga menjadi korban dalam insiden itu.
1. Pedagang histeris saat lapaknya diamankan petugas
Saat penggusuran, pedagang kembali melakukan perlawanan. Mereka histeris. Menghujat Satuan Polisi Pamong Praja yang melakukan penggusuran.
Seorang pedagang bernama Syamsiar atau yang akrab disapa Mak Etek, begitu histerisnya. Dia sampai terduduk sambil menghujat petugas.
“Gak punya hati kalian. Membunuh rakyat. Itu dikasih sama Wali Kota yang lama sama kami. Ya Allah.,....gak punya hati kalian memang,” ujar perempuan berjilbab biru itu.
Merasa kalah jumlah, pedagang hanya bisa pasrah melihat gerobak dagangannya diangkut ke atas mobil.
Baca Juga: Warkop Elisabeth Medan Digusur Satpol PP, Pedagang Pingsan
2. Pedagang bersikeras punya legalitas
Parlin Pangaribuan, Ketua Koperasi Pedagang Warkop Elisabeth yang ditemui di lokasi mengatakan jika lapak mereka memiliki legalitas. Bahkan, mereka kerap mendapatkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan. Misalnya, mereka mendapat bantuan gerobak dari Perusahaan Gas Negara (PGN).
“Ada suratnya, legal ini kami,” kata Parlin.
Totalnya, ada 42 lapak yang selama ini berdiri di sana. Alasan mereka tidak terima digusur karena, kawasan Warkop Elisabeth ditetapkan dalam destinasi kuliner Kota Medan.
“Pedagang ini gak punya pekerjaan lain. Gak punya penghasilan lagi. Makanya berjualan di sini. Sudah puluhan tahun kami disini. Sampai saat ini belum ada solusi dari Pemko Medan. Kami sudah mengadukan ke DPRD Sumut dan Kota Medan,” kata Parlin yang juga sudah berdagang turun temurun di Elisabeth.
3. Kasatpol PP sampai tersiram air panas saat penggusuran
Sempat terjadi insiden saat penggusuran dilakukan. Pedagang yang tidak terima digusur menyiramkan air panas ke badannya. Bahkan laki-laki tambun berkepala plontos itu juga menghujat Satpol PP dengan caci maki.
Akibat insiden itu, Kasatpol PP juga terkena imbasnya. Lengan kanan hingga sebagian kepalanya mendapat luka bakar. Kulitnya tampak berwarna merah karena air panas itu. Sementara dia mengobatinya dengan membalur krim berwarna putih.
4. Satpol PP tantang pedagang bawa legalitas ke ranah hukum
Sofyan juga menantang pedagang yang menganggap lapak dagangan itu legal. Jika pedagang bisa membuktikannya, maka dia siap menghadapinya di ranah hukum. Pihak DPRD Sumut dan Medan belum melayangkan panggilan ke pihaknya.
"Saya kira begini saja, kalau memang merasa memiliki legalitas ya silahkan mereka untuk melakukan gugatan atau apapun namanya berdasarkan legalitas yang mereka miliki. Jadi ada titik terang di mata hukum. Apakah benar legalitas yang mereka sampaikan itu," pungkas Sofyan.
5. Seorang pedagang diamankan karena diduga memukul petugas
Kapolsek Medan Kota, Kompol Revi Nurvelani mengatakan bahwa dalam penertiban itu, ada satu orang yang diamankan karena melakukan pemukulan. Pedagang itu diduga memukul petugas menggunakan besi.
"Iya benar, ada satu orang yang diamankan karena diduga melakukan pemukulan ke petugas Satpol PP," kata Revi.
Selain kawasan Haji Misbah, Satpol PP juga menertibkan pedagang di kawasan Jalan Selamet Riyadi. Para pedagang yang berjualan hanya bisa pasrah saat barang dagangannya diangkut ke truk Satpol PP.
Baca Juga: Digusur, Ini 5 Kenangan Nongkrong di Warkop Elisabeth