Nasib Tunanetra selama PPKM, Pijat Tidak Ada, Jualan Kerupuk Rugi

Tidak ada bantuan pemerintah sejak awal 2021

Medan, IDN Times – Beberapa penyandang disabilitas netra berkumpul di sekretariat Persatuan tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sumatra Utara, di Medan, Jumat (23/7/2021). Sudah lama sepertinya mereka tidak berkumpul.

Obrolan di antara mereka begitu hangat. Namun isinya begitu menyayat. Satu sama lain mengeluhkan kondisinya. Terancam kelaparan di tengah pandemik COVID-19 karena minimnya perhatian pemerintah.

“Pilih kasih orang itu, kita-kita ini buta mata. Mereka buta hatinya. Makanya kita tidak diperhatikan,”  ujar salah seorang perempuan anggota PERTUNI yang tengah mengobrol dengan rekannya.

1. Warga Pertuni sudah tidak mendapat bantuan sejak awal 2021

Nasib Tunanetra selama PPKM, Pijat Tidak Ada, Jualan Kerupuk RugiWarga PERTUNI terdampak PPKM Level 4 di Kota Medan. Penghasilan yang diandalkan dari mengamen, pijat dan berjualan kerupuk semakin anjlok selama pandemikCOVID-19. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kehidupan para penyandang disabilitas kian sulit di tengah pandemik. Ditambah lagi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan. Aktifitas mereka pun kian terbatas.

Sehari-hari, para anggota PERTUNI biasanya mencari nafkah dengan mengamen, terapis pijat hingga berdagang kerupuk. Pendapatan mereka anjlok dihempas PPKM.

Irfan Nasib, salah seorang pengurus PERTUNI mengungkapkan, sepanjang pandemik pada 2021, tidak ada lagi bantuan dari pemerintah yang mereka terima.

“Kalau tahun sebelumnya ada Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Kalau sekarang belum ada lagi,” ungkapnya.

Dia mengaku sudah menyerahkan seluruh berkas kepada Dinas Sosial Kota Medan. Namun sampai sekarang bantuan pun tak kunjung turun.

Baca Juga: Ini Perbedaan Ketentuan Penerapan PPKM Level 3 dan 4

2. Bantuan dari para dermawan sangat diharapkan

Nasib Tunanetra selama PPKM, Pijat Tidak Ada, Jualan Kerupuk RugiWarga PERTUNI mendapat bantuan sembako dari mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Jumat (23/7/2021) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Irfan sudah mendengar begitu banyak keluhan dari para anggota Pertuni. Banyak yang kehilangan pekerjaan karena PPKM.

“Pasien pijat sudah tidak ada, jualan kerupuk tidak laku. Jadi kami saat ini mencoba bertahan sekuat tenaga untuk menghidupi anak kami,” imbuhnya.

Selama ini beberapa dermawan ada yang membantu mereka. Meskipun tidak sering. Hanya sesekali.

Hari ini kebetulan mereka kehadiran Rahudman Harahap, mantan Wali Kota Medan yang datang memberikan bantuan berupa sembako.

“Dari bantuan-bantuan dermawan ini setidaknya bisa membantu kami. Kami sangat senang masih ada yang membantu,” ujarnya.

3. Rahudman terharu melihat kondisi warga disabilitas netra

Nasib Tunanetra selama PPKM, Pijat Tidak Ada, Jualan Kerupuk RugiMantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap menyerahkan bantuan sembako kepada warga PERTUNI Sumut, Jumat (23/7/2021). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Rahudman yang datang ke sekretariat Pertuni, langsung memperkenalkan diri. Warga Pertuni pun langsung menyambut.

“Bapak yang pernah jadi Wali Kota kan,” ujar seorang ibu disambut Rahudman yang langsung tertawa.

Rahudman bersyukur masih punya kesempatan untuk membantu sesama. Sampai-sampai dia terharu. Suaranya bergetar lirih saat menyampaikan pesan kepada warga Pertuni.

“Terima kasih. Doakan saya bisa terus membantu saudara-saudara sekalian,” ujar Rahudman yang datang bersama istrinya.

Rahudman pun mengajak warga Medan lainnya untuk bisa membantu sesama. Khususnya di masa pandemik yang berimbas pada perekonomian.

“Kita berharap bisa terus membantu masyraakat yang terdampak PPKM Darurat ini. Sekecil apapun yang bisa kita bagi, ini bisa membantu,” pungkasnya.

Selain warga Pertuni, Rahudman dan keluarganya juga membagikan kepada para tukang becak. Pembagian sembako itu dilakukannya di beberapa titik.

Baca Juga: Anak Muda Asal Magetan Siap Bersaing di CEV MotorLand Aragon Spanyol 

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya