Harimau Jawa Diduga Belum Punah, Bulunya Ditemukan di Sukabumi

Ada warga yang melihat sosok seperti harimau

Medan, IDN Times – Harapan baru muncul pada Harimau Jawa yang sudah dinyatakan punah. Satwa bernama latin Panthera Tigris Sondaica ini, dinyatakan punah pada era 1980 an oleh Uni Konservasi Internasional (IUCN).

Penampakan terakhir Harimau Jawa terkonfirmasi di Meru Betiri Taman Nasional, Jawa Timur pada 1976. Sementara saat ini, hanya Harimau Sumatra atau Panthera Tigris Sumatrae yang masih tersisa di Indonesia.

Pada 2019 lalu, bulu diduga milik Harimau Jawa ditemukan di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat.

“Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip Harimau Jawa yang dikabarkan telah punah, pada malam hari 19 Agustus 2019. Ripi adalah seorang penduduk lokal yang berdomisili di desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat,” kata Peneliti BRIN Wirdateti dilansir dalam siaran pers, Senin (25/3/2024).

1. Pencocokan DNA menguatkan temuan Harimau Jawa

Harimau Jawa Diduga Belum Punah, Bulunya Ditemukan di Sukabumiilustrasi hilangnya habitat harimau jawa (pexels.com/Pok Rie)

Dalam analisis asam deoksiribonukleat (DNA) yang dilakukan, Teti dan timnya menyimpulkan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah spesies harimau jawa. Hasil DNA cocok dengan spesimen harimau jawa koleksi museum zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.

Menurut Teti, keyakinan tersebut diperkuat oleh prosedur ilmiah lainnya yang telah dilakukan. Selain menemukan rambut, dari lokasi tersebut juga ditemukan bekas cakaran mirip harimau yang semakin menguatkan Teti untuk melakukan observasi lanjutan.

Baca Juga: Seorang Pencari Sagu di Riau Diserang Harimau Sumatra 

2. Sampel juga dibandingkan dengan spesies harimau lain

Harimau Jawa Diduga Belum Punah, Bulunya Ditemukan di SukabumiIlustrasi harimau (unsplash.com/Tirza van Dijk)

Identifikasi awal Teti bersama tim adalah melakukan studi perbandingan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan  dengan spesimen harimau jawa koleksi MZB. Kemudian beberapa subspesies sampel harimau lain, yaitu Harimau Bengal, Amur dan Sumatra, serta Macan Tutul Jawa yang digunakan sebagai kontrol.

Hasil perbandingan antara sampel rambut Harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 persen dengan harimau sumatra, dan 96,87 persen dengan harimau benggala. Sedangkan  spesimen Harimau Jawa  koleksi MZB memiliki 98,23 persen kemiripan dengan harimau sumatra.

“Hasil studi pohon filogenetik menunjukkan sampel rambut Harimau Sukabumi dan spesimen harimau koleksi MZB berada dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari kelompok subspesies harimau lain. Selanjutnya, Macan Tutul Jawa berdasarkan sampel yang diperoleh dari spesimen MZB,” katanya.

3. Butuh riset lebih lanjut untuk memastikan keberadaan Harimau Jawa

Harimau Jawa Diduga Belum Punah, Bulunya Ditemukan di Sukabumiilustrasi harimau jawa yang telah punah (unsplash.com/Alicia Chong)

Teti dan timnya juga sudah melakukan wawancar mendalam dengan Ripi yang melihat sosok harimau itu.

Dalam analisis genetik DNA, kata Teti, memiliki tingkat sensitifitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Berikutnya, merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.

Teti juga menambahkan, ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol. Protokol tersebut telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.

“Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer khusus untuk harimau. Selanjutnya, seluruh hasil sekuens nukleotida disimpan menggunakan BioEdit dan diserahkan ke GenBank. Urutan komplemen antara primer forward dan reverse diedit menggunakan Chromas Pro. Semua urutan nukelotida dugaan Harimau Jawa dibandingkan dengan data sekuen Genbank National Center for Biotechnology Information (NCBI). Penyelarasan DNA dilakukan menggunakan Clustal X dan data dianalisis menggunakan MEGA,” jelas Teti.

Harimau Jawa merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan. Sayangnya, sejak hewan ini diburu karena dianggap hewan penganggu dan habitatnya diubah menjadi lahan pertanian dan infrastruktur, keberadaanya semakin hilang. Untuk memastikan eksistensinya, lanjut teti, masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.

Baca Juga: 5 Fakta Harimau Jawa, Hewan Endemik yang Dinyatakan Punah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya