[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG Madina

Pelibatan masyarakat punya peranan besar

Mandailingnatal, IDN Times - Keanekaragaman hayati yang begitu kaya menjadi keunggulan bagi Taman Nasional Batang Gadis (TNBG). Taman nasional yang ditetapkan pada 2004 lalu itu, memiliki bentukan alam yang beragam. Hutan rawa dataran tinggi, lahan basah, lembah sungai, hutan gamping, hutan dataran rendah perbukitan hingga hutan pegunungan. 

Flora dan fauna  penghuninya juga sangat kaya. Penelitian Conservation International (CI) dalam petak penelitian seluas 200 meter persegi, terdapat 242 jenis tumbuhan berpembuluh (vascular plant). Riset juga menemukan bunga langka dan dilindungi, Rafflesia jenis baru, Padma. 

Kemudian aneka satwa dilindungi seperti, kambing hutan (Naemorhedus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), kucing hutan (Catopuma temminckii), kancil (Tragulus javanicus), binturong (Arctitis binturong), beruang madu (Helarctos malayanus), rusa (Cervus unicolor) dan kijang (Muntiacus muntjac) dan landak (Hystix brachyura) masih ditemukan hidup di dalamnya. Termasuk harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) sebagai predator puncak. 

Jumlah burung di kawasan TNBG yang dapat ditemukan sampai saat ini adalah 247 jenis. Sebanyak 47 jenis di antaranya, masuk dalam daftar dilindungi. Lebih detil lagi, 7 jenis secara global terancam punah, 12 jenis mendekati terancam punah. 

Batang Gadis ditetapkan menjadi taman nasional ke 14 lewat Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 126/Menhut- II/2004 seluas 108 ribu hektare. Kawasan ini mencakup 13 wilayah kecamatan dan 73 desa yang bersinggungan langsung. 

Di tahun yang sama, Presiden Megawati Soekarnoputri menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Perizinan atau Perjanjian di Bidang Pertambangan yang Berada Di Kawasan Hutan Presiden Republik Indonesia. 

Dalam keputusan itu Megawati memberikan Kontrak Karya pada PT Sorik Mas Mining (SMM) di dalam kawasan. SMM menjadi satu dari 13 perusahaan pertambangan yang termaktub di dalam Keppres tersebut. Dalam Keppres itu, wilayah perizinan eksplorasi PT SMM mencapai 66.200 hektare. 

SMM kemudian menggugat Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang penetapan TNBG. Gugatan uji materiil SMM dikabulkan oleh Mahkamah Agung pada September 2018. 

Kemudian, pada 2012, Kementerian Kehutanan kembali menerbitkan Surat Keputusan Nomor 121 Tahun 2012. Di dalamnya, luasan TNBG berkurang menjadi 72.150 Hektare. Fragmentasi kawasan ini membuat TNBG terbagi ke dalam beberapa poligon.

Pemerintah kemudian menuntaskan tata batas kawasan TNBG pada 2014. Penyelesaian tapal batas ini menghasilkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.3973/Menhut-VII/KUH/2014. Lewat surat itu, luas kawasan TN Batang Gadis kembali berubah menjadi 72.803,75 hektare.

Sebagai kawasan lindung, TNBG tidak lepas dari ancaman kegiatan ilegal. Pertambangan liar, penebangan, hingga perburuan satwa masih ditemukan. 

Upaya perlindungan kawasan menjadi hal mutlak. Jumlah petugas Balai TNBG yang hanya 77 orang, diakui tidak bisa meliputi seluruh daerah lindung. Pelibatan masyarakat digeber untuk memaksimalkan upaya perlindungan. Modelnya, pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian. Sehingga, ketika masyarakat mulai meningkat ekonominya, tidak lagi masuk ke dalam kawasan hutan. 

Upaya ini terbukti efektif.Tekanan terhadap kawasan terus bisa diminimalisir. 

Salah satu pemberdayaan yang cukup sukses, dilakukan di kawasan Kecamatan Ulu Pungkut. Masyarakat di sana mengembangkan budidaya kopi Mandailing. 

Masyarakat membangun Koperasi Serba Usaha (KSU) Komanja pada 2016. Hingga 2022, Komanja tetap eksis.

Upaya Komanja membangkitkan kembali pertanian kopi di Ulu Pungkut cukup sukses. Mereka pernah berhasil mendongkrak harga kopi masih dalam bentuk gabah hingga Rp35 ribu. 

Saat ini mereka sudah memiliki produk yang diberi nama Banamon. Dalam Bahasa Mandailing, Banamon berarti inilah yang sebenarnya. Mereka ingin menunjukkan ini adalah sebenar-benarnya kopi Mandailing. 

Banamon mulai dikenal. Bahkan produknya sempat sampai ke Malaysia. Ini menjadi pelecut semangat masyarakat untuk terus memperbaiki kualitas. Para anggota koperasi pun sering mengikuti pelatihan budidaya dan produksi kopi.

Komanja juga punya visi perlindungan terhadap hutan. Mereka paham betul, hutan yang baik, akan berpengaruh pada kualitas kopi. Karena hutan yang subur akan memberi pengaruh rasa tertentu kepada kopi. 

Upaya kampanye soal perlindungan hutan mereka galakkan lewat sosialisasi kepada masyarakat. Selain sebenarnya, sejak dulu masyarakat sudah dikuatkan dengan kearifan lokal menjaga hutan. Sampai sekarang, adat istiadat menjaga hutan masih diturunkan kepada generasi selanjutnya.

**Liputan ini didukung Pulitzer Center melalui program Rainforest Journalism Fund.

1. Balai Taman Nasional Batang Gadis rutin melakukan patroli untuk mencegah kegiatan ilegal di dalam kawasan hutan

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaPolisi hutan Taman Nasional Batang Gadis Madina rutin melakukan patroli menjaga kawasan dari tindakan ilegal. (IDN Times/Prayugo Utomo)

2. Selain patroli, BTNBG juga melakukan survey keanekaragaman hayati dengan memanfaatkan teknologi

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaPetugas TNBG memasang kamera selang waktu (time lapse) untuk memantau pertumbuhan bunga rafflesia. Monitoring keanekaragaman hayati berperan penting dalam upaya melestarikan TNBG. (IDN Times/Prayugo Utomo)

3. TNBG memiliki tanaman endemik anggrek yang hanya bisa ditemukan di sana

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaImpatiens batanggadisensis N Utami merupakan salah satu jenis flora endemik yang hanya ditemukan di Taman Nasional Batang Gadis. (IDN Times/Prayugo Utomo)

4. Rafflesia meijerii menjadi tanaman yang banyak ditemui di TNBG

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaRafflesia meijerii adalah salah satu jenis flora yang mtumbuh di Taman Nasional Batang Gadis (TNBG). Ukurannya lebih kecil dari jenis Rafflesia lainnya. (Dok TNBG)

5. Kelestarian Taman Nasional Batang Gadis masih terancam dengan aktifitas perambahan, perburuan hingga pertambangan ilegal

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaPolhut TNBG menangkap pelaku pertambangan ilegal pada Mei 2022. (Dok TNBG)

6. Pelibatan masyarakat dalam perlindungan TNBG dinilai efektif mengurangi tekanan terhadap hutan

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaPemukiman di Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailingnatal diapit perbukitan dan kawasan hutan. (Mirza Baihaqie for IDN Times)

7. Masyarakat diajak menjag kawasan sembari melakukan pengembangan ekonomi kreatif

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaMasyarakat bertani kopi di kawasan penyangga hutan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG). Cara ini dinilai efektif untuk menjaga kawasan hutan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

8. KSU Komanja menggalakkan budidaya kopi sekaligus melakukan upaya perlindungan hutan

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaKopi Mandailing memiliki rasa khas. Kelestarian hutan juga menjadi penentu rasa kopi. (Saddam Husein for IDN Times)

9. Produk Komanja sudah mulai dikenal, bahkan hingga ke Malaysia

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaDarlis Lubis, mantan pemburu yang kini membantu KSU Komanja dalam pengembangan kopi Mandailing. Pelibatan masyarakat dalam pengembangan komoditas kopi mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

10. Peningkatan kualitas produksi terus dilakukan untuk menjaga rasa khas dari Kopi Mandailing

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaProses sortase biji di KSU Komanja. Untuk menjaga kualitas kopinya, Komanja melakukan proses produksi yang cukup ketat. (IDN Times/Prayugo Utomo)

11. Komanja masih punya mimpi bisa mengekspor kopi hingga ke berbagai belahan dunia

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaBanamon menjadi produk unggulan dari KSU Komanja. (IDN Times/Prayugo Utomo)

12. Visi mereka, masyarakat sejahtera hutan tetap lestari

[FOTO] Menjaga Kekayaan Alam TNBG MadinaSeorang petani tengah memetik kopi di kebunnya, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Madina, Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Baca Juga: Dulu Menjerat, Kini Bertaubat

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya