13 Dokter di Medan Gugur Karena COVID-19, Banyak yang Tidak Praktik

Lima dokter masih menjalani isolasi

Medan, IDN Times – Petugas medis yang gugur karena berjuang di tengah pandemik COVID-19 terus bertambah jumlahnya. Baik yang menangani COVID-19 secara langsung ataupun tidak.

Di Kota Medan, sebagai episentrum COVID-19 di Sumut jumlahnya pun terus bertambah. Data teranyar menunjukkan ada 13 dokter yang gugur.

1. Sutrisno jadi dokter ke-13 yang meninggal dunia

13 Dokter di Medan Gugur Karena COVID-19, Banyak yang Tidak PraktikIlustrasi virus corona (IDN Times/Sukma Shakti)

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Medan dr Wijaya Juwarna mengungkapkan, rekan sejawat mereka yang baru meninggal dunia adalah dr Sutrisno. Dia meninggal pada Jumat 11 September 2020 lalu.

“Rekan kita dr. Sutrisno (meninggal) setelah satu Minggu dirawat di RS Bunda Thamrin,"ujar Wijaya, Selasa (15/9/2020).

Baca Juga: Anak Konglomerat, 10 Gaya Sederhana nan Elegan Presenter Ovi Dian

2. Ada dokter yang masih menjalani isolasi

13 Dokter di Medan Gugur Karena COVID-19, Banyak yang Tidak PraktikTRIBUNNEWSMAKER.COM

Selain 13 tenaga medis itu, saat ini ada lima dokter yang masih menjalani isolasi. Tiga orang menjalani isolasi di rumah sakitm, kemudian ada 2 lainnya yang menjalani isolasi di rumah.

 “Ini data yang ada saat ini, mungkin yang jalani isolasi mandiri di rumah bisa lebih banyak dari itu,"ujar Wijaya.

3. Sudah banyak dokter yang tidak membuka tempat praktiknya

13 Dokter di Medan Gugur Karena COVID-19, Banyak yang Tidak Praktikpixabay.com

Masifnya penularan COVID-19 pun membuat sejumlah dokter terpaksa tidak membuka tempat praktiknya. Mereka khawatir terinfeksi COVID-19.

“ini dilema memang, satu sisi tidak ada pendapatan jika tak praktik, tapi minimal bisa bertahanlah sampai 2-3 bulan ke depan. Kita tetap berdoa yang terbaik di tengah kesulitan yang kita hadapi," tuturnya.

IDI pun mengimbau, bagi dokter yang memiliki penyakit penyerta disarankan untuk libur sementara. Sedangkan yang berusia di atas 40 tahun, tanpa penyakit penyerta diimbau untuk tidak buka praktik setiap hari. Misalnya semingu 3 kali saja, itupun dengan selang waktu berbeda.

“(Lalu) untuk sejawat yang bertugas langsung di ruang isolasi maksimal bertugas selama 14 hari dan istirahat 14 hari, dan usahakan jangan lagi menangani pasien non-COVID,” pungkasnya.

Baca Juga: Sudah Anak Empat, 9 Potret Celine Evangelista yang Masih Bak ABG

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya