Dampak Negatif Internet, Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan Seksual 

Orang tua berperan dalam mencegah dampak negatif pada anak

Medan, IDN Times - Berdasarkan Sistem Data Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni-PPA) Tahun 2021, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatra Utara (Sumut) terdapat korban kekerasan terhadap anak sebanyak 925 orang. Kasus kekerasan terbesar adalah korban kekerasan seksual pada anak sebanyak 533 orang.

Dari jumlah itu, terdapat berbagai faktor mengakibatkan kasus kekerasan anak yang semakin mengkhawatirkan. Satu di antaranya, dampak negatif internet terhadap anak. Tidak hanya sekadar gangguan fisik dan kesehatan, penggunaan internet yang tidak terkontrol juga dapat mengakibatkan anak rentan menjadi korban kekerasan seksual.

1. Orang tua berperan dalam upaya mencegah dampak negatif penggunaan internet

Dampak Negatif Internet, Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan Seksual Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis menjadi narasumber pada kegiatan Advokasi Pemanfaat Internet Dalam Rangka Perlindungan Perempuan dan Anak secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman No. 41, Medan, Rabu (25/5/2022).

Oleh karena itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatra Utara (Sumut), Nawal Lubis, mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam upaya mencegah dampak negatif penggunaan internet terhadap anak.

"Perkembangan teknologi yang begitu pesat di mana anak-anak sudah bisa mengakses internet dengan mudahnya. Ada dampak positifnya, namun yang harus diantisipasi adalah dampak negatifnya," ucap Nawal Lubis saat menjadi narasumber webinar tentang advokasi pemanfaatan media informasi dalam rangka perlindungan anak, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga: Nongkrong di Inter Coffee USU dengan Panorama Langit dan Kolam Biru 

2. Mendampingi anak dalam mengakses internet

Dampak Negatif Internet, Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan Seksual pexels.com/@nurseryart

Nawal menyebutkan, untuk melindungi anak dari dampak negatif internet dapat dilakukan orang tua dengan pendekatan hati. Kemudian, mendampingi anak dalam mengakses internet dan mengetahui seluruh akses jejaring sosial dan lainnya.

"Orang tua juga dapat menggunakan aplikasi ramah anak, bisa jadi pilihan sebagai cara mendidik anak di era digital dan mendisiplinkan penggunaan smartphone. Sudah banyak pengembang perangkat lunak yang memungkinkan orangtua memasang aplikasi ramah anak atau melalui parental control," ujarnya.

3. Pentingnya orang tua agar menyediakan waktu untuk anak

Dampak Negatif Internet, Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan Seksual unsplash.com/ROBIN WORRALL

Nawal juga mengingatkan pada orang tua agar menjadi panutan bagi anak dan menyediakan waktu untuk makan bersama, bercengkrama, dan bicara dari hati ke hati dengan bertatap muka. Mematikan televisi yang tidak ditonton juga dapat membantu untuk fokus pada setiap anggota keluarga.

"Ketika anak mulai bisa berselancar sendiri di dunia maya, berikan peringatan pada anak agar tidak sembarangan menyebarkan hal-hal yang berbau privasi di dunia online. Hal-hal tersebut dapat berupa foto, alamat, nomor telpon dan lainnya," katanya.

Disampaikan juga, beberapa dampak yang kerap terjadi akibat penggunaan internet pada anak antara lain, terjadinya gangguan pada fisik. Apabila berlebihan menyebabkan gangguan kesehatan mata, masalah tidur dan sulit konsentrasi, ketidakseimbangan perkembangan motorik, serta gangguan penceranaan.

Tak hanya itu, gangguan perkembangan bahasa dan sosial, yang dapat menunda perkembangan bicara dan bahasa anak, membatasi pergaulan sosial, serta mengurangi waktu berkualitas bersama keluarga.

4. Anak-anak sangat rentan untuk terkena terpapar dampak negatif internet

Dampak Negatif Internet, Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan Seksual Pexels/Engin Akyurt

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut Nurlela mengatakan kegiatan ini sebagai upaya perlindungan bagi anak, di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, seperti internet dan berbagai media sosial.

Menurut Nurlela, anak memiliki kecenderungan untuk update dengan informasi terbaru dalam internet, ditunjukkan dengan tingginya minat mereka untuk mengeksplorasi hal-hal baru yang menarik perhatian mereka.

“Sayangnya seringkali mereka kurang berpengalaman serta kurang mampu menilai hal-hal yang baik dan hal-hal yang mungkin membahayakan mereka, maka kita perlu melakukan usaha yang cukup serius agar anak-anak kita dapat terlindungi dari segala dampak negatif dari internet," ujarnya.

Tanpa didampingi orang dewasa dalam mengakses dunia online anak-anak sangat rentan untuk terpapar pornografi, cyber bullying, cyber crime, games online serta eksploitasi seksual di dunia online.

Baca Juga: [BREAKING] Diduga Jual Kulit Harimau, Eks Bupati Bener Meriah Diciduk

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya