Masih SMA, Kisah Anak Eks Ketua NasDem Jadi Tulang Punggung Keluarga

Ayahnya terbaring sakit dua tahun terakhir

Pematangsiantar, IDN Times - Aria Kusuma Wijaya, yang duduk di kelas XII SMAN 6 Pematangsiantar kini harus memikirkan beban yang biasanya tak ditanggung anak seusianya. Aria kini menjadi tulang punggung keluarga. Di usianya masih remaja, susahnya kehidupan harus dihadapi.

Aria adalah putra Norman Syahputra, mantan Ketua PAC NasDem Kecamatan Sitalasari. Ia memilih sebagai pelayan di salah satu rumah makan Pondok Kelapa Jalan Simbolon guna menutupi keuangan dalam keluarganya. Seolah Aria harus kejar-kejaran dengan waktu untuk membagi jadwal aktivitasnya.

1. Membagi waktu sekolah dan bekerja sebagai pelayan rumah makan

Masih SMA, Kisah Anak Eks Ketua NasDem Jadi Tulang Punggung KeluargaIDN Times/Patiar Manurung

Pagi hari Aria bersama adiknya harus pergi ke sekolah untuk menimbah ilmu, guna mendapatkan ijazah. Sepulang sekolah pukul 14.00 Wib, Aria harus bergegas pulang, mengganti pakaian sekolah dengan pakaian kerja. Untungnya ada sepeda motor inventaris partai NasSem yang bisa dipakai. Roda dua ini dulu dipergunakan ayahnya ketika dipercaya sebagai ketau PAC NasDem Sitalasari. Dan apa yang dijalaninya, semua bermula sejak ayahnya sakit sekitar dua tahun terakhir dan kini hanya bisa berbaring di atas tempat tidurnya sejak 8 bulan terakhir.

Aria melanjutkan, siap untuk berangkat kerja, ia terlebih dahulu mengecek kondisi ayahnya, apakah sudah makan dan apakah tubuhnya kotor atau tidak, mengingat ayahnya ini tidak bisa lagi bergerak ke kamar mandi kalau hendak buang air besar dan buang air kecil. Jalan keluarnya, disiapkan ember penampung, tepat berada di samping bawah tempat tidur.

Hanya ada satu jam bagi Aria menyelesaikan aktivitasnya, dimulai dari pulang sekolah hingga masuk kerja pukul 15.00 WIB. Selama 9 jam dia bekerja. Tepatnya pukul 22.00 WIB, baru bisa meninggalkan rumah makan. Baginya, aktivitas ini mendorong untuk tidak menyerah pada situasi apa pun. Dari dalam batin, kata Aria, sangat ingin membuat ayahnya bahagia.

2. Sehari digaji hanya Rp15 Ribu, beruntung makan siang dan malam lepas

Masih SMA, Kisah Anak Eks Ketua NasDem Jadi Tulang Punggung KeluargaIDN Times/Patiar Manurung

Aria sadar betul bahwa perjuangan ayahnya, Norman Saputra tidaklah mudah sejak menjadi duda. Aria mengaku tak rela melihat ayahnya yang lumpuh harus terbebani lagi untuk memikirkan uang sekolah dan uang membeli kebutuhan untuk rumah.

Memang selama kerja pulang sekolah, Aria hanya mendapatkan uang sebesar Rp15 ribu. Kadang ada tambahan Rp5 ribu saat membersihkan sepeda motor orang lain di doorsmeer. Walau tak digaji besar, Aria iklas bekerja. 

3. Kerjakan tugas sekolah di sela-sela waktu bekerja

Masih SMA, Kisah Anak Eks Ketua NasDem Jadi Tulang Punggung KeluargaTheconversation.com

Disinggung soal aktivitas sekolah, bagi Aria tidak ada masalah. Bahkan dirinya tak mengantuk di sekolah walau tidur harus larut malam. Sementara tugas-tugas sekolah dia usahakan selesai di sela-sela bekerja. "Kalau lagi kosong kerjaan, tidak membersihkan piring, tidak ada yang dilayani orang makan, di situlah kukerjakan PR. Selama ini masih bisa diatur" katanya.

Bagi Aria, bekerja sampingan di rumah makan cukup membantu karena makan siangnya bisa lepas, begitu juga malam harinya ia bisa membawa makanan bagi adiknya. Tak jarang sisa makanan malam dimakan besok paginya.

"Bersyukur juga bisa bawa makanan. Itulah bisa membantu. Tapi pas lagi tidak ada makanan, contohnya saat saya tidak kerja, adik beli sayur dan ikan seadanya. Itulah dihemat. Memang sekali seminggu saya libur," terangnya.

Baca Juga: Tak Punya Biaya Berobat, Mantan Ketua NasDem Terbaring Memprihatinkan

4. Sejak ibunya meninggal saat sirinya kelas 6 SD, Ayahnya sosok menginspirasi

Masih SMA, Kisah Anak Eks Ketua NasDem Jadi Tulang Punggung KeluargaIDN Times/Patiar Manurung

Bagi Aria, ayahnya sosok penyemangat hidup dan menginspirasi karena sejak ibunya meninggal dunia, tepat saat Aria duduk di kelas 6 SD. Ayahnya tidak pernah berpikir menikah lagi. Tulus berjuang sendiri.

Diceritakannya, ibunya Suri Fatimah meninggal setelah menderita kanker. I a mengaku biaya SPP sekolah Rp 70 ribu/bulan sempat menunggak berbulan-bulan. Tapi sekarang ini pihak sekolah telah membebaskan Aria dan adiknya Zawa Kencana dari beban SPP hingga kelak nanti tamat. Ini bermula saat pihak sekolah mengetahui masalah mereka.

"Guru-guru saya tau masalah baru-baru ini ketika adik saya izin kepada guru untuk tidak ikut pramuka. Kebetulan pramuka kewajiban di sekolah," jelasnya.

5. Pihak sekolah menggratiskan SPP sejak mengetahui perjuangan keluarga ini

Masih SMA, Kisah Anak Eks Ketua NasDem Jadi Tulang Punggung KeluargaIlustrasi (IDN Times/Mela Hapsari)

Ketika izin tidak mengikuti pramuka, kata Aria, guru meminta alasannya. "Baru-baru saya terbuka. Saat guru nanya adik kenapa tidak bisa, adik bilang harus menjaga ayah yang sedang sakit. Dan guru mencoba mencari kebenarannya dan dari situlah juga guru tau kalau saya abang Zawa Kencana. Guru saya juga sudah datang ke rumah ini" ucapnya.

6. Ayah Aria hanya terbaring di tempat tidur

Masih SMA, Kisah Anak Eks Ketua NasDem Jadi Tulang Punggung KeluargaIDN Times/Patiar Manurung

Sebelumnya, kehidupan Norman Saputra, seorang duda yang tinggal di Jalan , Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar sangat memprihatinkan. Kondisinya yang sakit-sakitan membuat dirinya tak mampu menghidupi dua orang anaknya secara ekonomi. Fisik dari pria berusia 49 tahun ini kurus kering, bentuk seluruh tulang-tulangnya terlihat jelas. Kini dia hanya bisa berbaring di tempat tidur berukuran 2,5 meter kali 1,5 meter. 

Norman, tinggal dalam rumah kontrakan seharga Rp 2 juta per tahun, di Jalan Viata Yudha, Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Sitalasari, Perumahan BTN Blok 9 Nomor B5. Dirinya tidak menyangka harus berhadapan dengan sakit disaat dua orang anaknya yang masih duduk di bangku kelas XII dan keas XI, SMA Negeri 6 Pematangsiantar. Sekitar dua tahun sakit, perekonomian mereka morat marit karena tidak bisa bekerja. 

Baca Juga: Kisah Mbah Moen, Berkelana Lintas Negeri & Buat Kitab Rujukan Santri

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya