Festival Leluhur Batak, Hinca: Orang Batak Harus Tahu Budayanya

Kerjasama Komunitas Rumah Hela dan pemerintah

Samosir, IDN Times - Komunitas Rumah Hela bekerjasama dengan pemerintah setempat menggelar Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak di Simollop, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir yang digelar mulai 6-8 Juli 2019.

Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kembali nilai-nilai budaya dan leluhur Batak. Selain itu, acara ini bisa mewujudkan Geopark Nasional Kaldera Toba menjadi Geopark Global Network UNESCO.

Baca Juga: Atlet Kayak URaL 28 Jakarta Akan Promosikan Danau Toba Usai Ekspedisi

1. Festival ini merupakan even pertama di Indonesia dan dunia

Festival Leluhur Batak, Hinca: Orang Batak Harus Tahu BudayanyaIDN Times/Fadli Syahputra

Relawan Rumah Hela, Hinca Panjaitan menyebutkan Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak ini merupakan even satu-satunya di dunia dan Indonesia. Bahkan untuk di daerah Samosir sendiri.

Dari awal acara, semua kegiatan berkaitan dengan edukasi leluhur. Begitu juga hari ini masih mengenai leluhur tapi bentuknya diskusi.

Salah satu contohnya, sambung Hinca, tepat di tembok dipajang frame nama tentang tarombo Batak yang dibuat puzzle. Nanti frame nama akan disusun dengan salah supaya semua yang hadir berpikir.

"Saya tidak mau menjelaskan benar atau salahnya, tapi biarin saja gitu. Target festival ini agar semua orang Batak tahu lagi (tentang tarombo), karena orang di Pangururan sendiri belum tentu semuanya tahu. Karena sekarang semua yang diajarkan di sekolah adalah hal-hal modern," kata Hinca kepada wartawan disela-sela acara, Senin (8/7) sore.

2. Anak muda yang mengetahui nilai-nilai leluhur adalah penjaga benteng terakhir kilometer nol orang Batak

Festival Leluhur Batak, Hinca: Orang Batak Harus Tahu BudayanyaIDN Times/Fadli Syahputra

Di hari ini, lanjut Hinca, panitia menghadirkan 14 Orang Muda Katolik (OMK) di seputaran Pusuk Buhit, yang masih kental dengan nilai-nilai leluhur.

"Kecil-kecil anaknya, tapi mereka-lah investasi jangka panjang paling mahal untuk menjaga benteng terakhir kilometer nol orang Batak," ucap Hinca.

3. Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak ini tidak cepat-cepat dijadikan kalender even tetap

Festival Leluhur Batak, Hinca: Orang Batak Harus Tahu BudayanyaIDN Times/Fadli Syahputra

Menurut Hinca festival ini tidak cepat-cepat ditarik dan diklaim menjadi kalender even tetap. Alasannya, jika sudah begitu akan menjadi formalitas belaka, birokrat belaka dan pasti gagal.

Sekjen Partai Demokrat ini menjelaskan, industri pariwisata itu terdiri dari tiga sektor yakni sektor infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM) dan terakhir budaya. Di sektor pertama 30 persen, SDM 10 persen jadi totalnya 40 persen. Dan budaya 60 persen.

Negara bisa menuntaskan sektor infrastruktur serta SDM dan sekarang sedang berjalan. Itu totalnya semuanya 40 persen dan anggaplah itu selesai, maka jadilah panggungnya. Tapi, di budaya-nya negara tak bisa menggantikannya.

"Apa artinya panggung tanpa penarinya. Jadi apa yang kami isi ini adalah yang 60 persen tersebut," pungkas Hinca.

Baca Juga: Targetkan Tembus Rekor MURI, Tim Kayak URaL 28 Jajal Danau Toba

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya