5 Harimau Berkeliaran di Hutan Sosopan, Warga Jangan Picu Konflik

Harimau yang menyerang warga sudah ditangkap

Medan, IDN Times - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara akhirnya berhasil mengamankan seekor Harimau Sumatra (Pantera Tigris Sumatrae) yang diduga melakukan teror dan penyerangan terhadap warga di Padang Lawas, Sumatera Utara. Harimau itu masuk perangkap tim gabungan di Desa Hutabargot, Kecamatan Sosopan, Padang Lawas, Selasa (16/7) pagi.

Harimau nahas itu dikirim ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Padang, Sumatera Barat.

1. Harimau yang terjerat diberi nama Palas

5 Harimau Berkeliaran di Hutan Sosopan, Warga Jangan Picu Konfliktigers-world.com

BBKSDA menamai “si Belang” itu dengan sebutan Palas. Harimau itu berkelamin jantan dan diperkirakan sudah berumur dewasa.

Palas masuk perkampungan karena tak mampu bersaing di hutan belantara. Bagian depan kaki kanannya terluka akibat jebakan.

“Ada bekas jeratan pemburu di kakinya. Slingnya masih tertinggal di kakinya," kata Pelaksana Harian Kepala BBKSDA Sumut Irzal Azhar, Kamis (18/7).

Karena luka itu, Palas diperkirakan hanya mencari mangsa yang mudah.

“Inilah yang menyebabkan harimau itu kerap masuk ke permukiman warga dalam beberapa bulan terakhir," ujar Irzal.

2. Diperkirakan masih ada 5 harimau di hutan

5 Harimau Berkeliaran di Hutan Sosopan, Warga Jangan Picu Konflikwww.pinterest.es

Irzal juga menjelaskan, saat ini diperkirakan masih ada lima ekor harimau yang ada di dalam hutan. Masyarakat pun diimbau tidak memicu konflik.

“Dari survei yang kami lakukan di hutan sekitarnya diperkirakan ada 6 individu harimau sumatera (termasuk yang ditangkap),” ungkap Irzal.

Survei dilakukan dalam beberapa bulan terakhir. Kamera pengintai yang dipasang juga menangkap hambar si Belang. BBKSDA juga akan kembali melakukan survei untuk memastikan kembali jumlah harimau yang ada di hutan Sosopan.

“Kemungkinan akan dilakukan pada Agustus atau September ini,” jelas Irzal.

3. Masyarakat tidak boleh rusak hutan supaya tidak memicu konflik dengan harimau

5 Harimau Berkeliaran di Hutan Sosopan, Warga Jangan Picu Konflikgeographical.co.uk

Dengan keberadaan lima ekor hutan itu, Irzal menegaskan agar masyarakat tidak merusak hutan. Karena akan membuat kerusakan hutan dan memicu konflik dengan harimau.

“Jangan menebang hutan. Untuk mengantisipasi banyaknya jebakan yang disebar di hutan, kita akan melakukan patroli jebakan, sehingga konflik tidak akan terjadi lagi,” papar Irzal.

4. Palas bakal dilepasliarkan jika sembuh dari luka di kakinya

5 Harimau Berkeliaran di Hutan Sosopan, Warga Jangan Picu Konflikreisgraag.nl

Palas sudah tiba di PRHSD di Padang, Sumatera Barat. Harimau itu dievakuasi ke sana karena Sanctuary Harimau Sumatera Barumun tidak memungkinkan untuk menerima tambahan harimau lagi.

“Saat ini di sana masih dihuni Monang, harimau jantan dewasa, dan Gadis harimau betina indukan beserta 2 dua anaknya yang berumur sekitar 10 bulan," ungkap Irzal.

Fasilitas di PRHSD dinilai sudah cukup lengkap. Dokter hewan di sana diharapkan bisa menyembuhkan luka di kaki Palas.

Setelah sembuh dari luka, rencananya Palas akan dilepasliarkan kembali. “Kita cari lokasinya bersama masyakat dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk sumber dayanya,” tambahnya.

5. Palas sudah melakukan beberapa kali penyerangan

5 Harimau Berkeliaran di Hutan Sosopan, Warga Jangan Picu Konflikhttps://pixabay.com/id/photos/harimau-kucing-besar-margasatwa-1690864/

Palas yang terjerat perangkap diduga sudah melakukan beberapa penyerangan. Palas diduga menyerang Abu Sali Hasibuan. Penduduk Desa Siraisan, Kecamatan Ulu Barumun, Padang Lawas, itu tewas mengenaskan pada 16 Mei 2019.

Selanjutnya, Faisal Hendri Hasibuan, penduduk Desa Pagaran Bira Jae, Kecamatan Sosopan, Padang Lawas, juga diserang hingga terluka parah pada 26 Mei 2019.

Teranyar, pada 10 Juli 2019, Palas diduga memangsa monyet dan ayam peliharaan warga.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya