Yonif 122/Tombak Sakti Rehab Rumah Warga Tak Layak Dihuni

Simalungun, IDN Times - Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti gelar kerja bakti kemanusiaan dengan cara memperbaiki salah satu rumah warga yang sangat tidak layak untuk dihuni, di Dusun IV Bagasan, Nagori Sipayung, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (15/6).
Daerah ini masuk dalam desa binaan Yonif 122/TS.
Aksi kemanusiaan yang ditangani Yonif 122/TS mulai dari penyediaan bahan bangunan hingga mendirikannya. Bisa memberi hal terbaik kepada warga membuat jajaran Yoni 122/TS semakin semangat dan menjadi motivasi.
Malah ada harapan untuk bisa mewujudkan rumah idaman bagi warganya dengan jumlah lebih banyak juga.
"Ini merupakan sarana bantuan Yonif 122/TS kepada warga desa binaan Yonif 122/TS yang lagi membutuhkan tempat tinggal yang tidak layak huni, serta membantu masyarakat tidak mampu dalam kepemilikan rumah layak huni agar dapat di tempati secara sehat dan layak" kata Danyonif 122/TS Letkol Inf Ahmad Aziz.
Baca Juga: BPODT: TCWMF Harus Memberikan Manfaat Ekonomi untuk Masyarakat
1. TNI siap dan sigap bukan hanya urusan perang
Menurut Letkol Inf Ahmad Aziz kegiatan ini menjadi bukti bahwa TNI tidak hanya siap dalam urusan perang, menghadapi setiap pihak yang mencoba mengganggu keutuhan negara Republik Indonesia, namun para prajurit khususnya Yonif 122/TS memiliki kepekaan, kepedulian, dan perhatian yang lebih tinggi sehingga mudah tersentuh hatinya untuk hal-hal yang bersifat sosial di masyarakat.
Salah satu warga yang menerima program rehap rumah secara total adalah Mesnan. Ia mengaku sangat senang atas bantuan dari Yonif 122/TS. Tentu ini yang bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat yang kurang mampu.
Apalagi sebelumnya kondisi rumah miliknya cukup mengkuatirkan terhadap keselamatan.
"Kerusakan rumah yang saya tinggali sudah lama tidak bisa dilakukan perbaikan karena tidak ada biaya untuk memperbaiki rumah, Danyonif 122/TS beserta Anggotanya memberikan bantuan dan partisipasinya kepada saya, berupa bahan bangunan seperti papan, kayu broti dan sebagainya yang dibutuhkan" kata Mesnan.
2. Sudah puluhan tahun tinggal dalam rumah yang dindingnya terbuat dari gedek bambu
Mesnan sudah puluhan tahun tinggal dalam rumah yang dindingnya terbuat dari gedek bambu. Ukurannya sekitar 4x7 meter.
Tempat tinggal ini lebih tepat disebut gubuk tua, dindingnya sedikit ditutup menggunakan tenda plastik bekas agar lubang dinding bisa tertutup, sekaligus mengurangi masuknya angin saat malam hari.
Gambaran lain yang membuat tempat tinggal lanjut usia ini tidak pantas dihuni adalah, ruang kamar diterbuat dari triplek seadanya dengan tiang penyangga terbilang usang atau gampang rusak.
Belum lagi untuk ruang urusan mandi serta lampu penerang yang tidak memadai
Baca Juga: Tewas Tak Wajar di Kos, Karyawati Bank Dimakamkan di Samping Kakeknya