Provinsi Sumut Menyusun Rencana Aksi Investasi Berkelanjutan

Investasi berkualitas mampu mendongkrak pendapatan daerah

Medan, IDN Times - Bertempat di Hotel Santika Dyandra, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara didukung oleh Coalition for Sustainable Livelihood (CSL) melakukan konsultasi public atas dokumen Rencana Aksi Investasi Berkelanjutan (Sustainable Investment Action Plan – SIAP).

Kegiatan ini dilakukan oleh Bappeda Provinsi Sumatera Utara, juga dihadiri oleh perwakilan Kantor Wilayah BI Sumut, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral, Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, serta Konservasi Indonesia. 

SIAP adalah dokumen perencanaan strategis yang dikembangkan bersama dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menganalisis potensi dampak dan membuat strategi investasi yang transparan sebagai acuan bagi semua mitra.

Dokumen SIAP mendukung prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Utara, yaitu peningkatan data saing melalui sektor agraris dan pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan lingkungan.

1. Investasi yang berkualitas mampu mendongkrak pendapatan daerah

Provinsi Sumut Menyusun Rencana Aksi Investasi BerkelanjutanPlt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumut (Bappeda Sumut), Hasmirizal Lubis (dua dari kanan). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Plt. Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Dr. Hasmirizal Lubis Provinsi Sumut memiliki luas wilayah daratan sebesar 72.981, 23 km2 dan perairan seluas 108.878,77 km2. Penggunaan lahan didominasi oleh perkebunan seluas 2.946.512 ha, sedangkan sektor pertanian dengan luas 647.223 ha, hanya 349.379,7 ha luas baku lahan sawah yang masih dikembangkan. 

Dengan potensi ini, perlu upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya dengan menerapkan investasi secara berkelanjutan dengan manajemen ekonomi dan inovasi hijau. Terkait hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara telah menyusun Dokumen Perencanaan Pertumbuhan Hijau (Green Growth Plan) bekerjasama dengan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau.”

“Investasi yang berkualitas mampu mendongkrak pendapatan daerah, namun penting untuk tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Investasi berkelanjutan mengindahkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik sehingga memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat. Pertemuan ini menggali saran dan masukan terkait penyusunan dokumen SIAP untuk mendorong para investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk bekerja sama di Sumatera Utara,” tambahnya pada pembukaan kegiatan.

2. Dokumen SIAP untuk mendukung SITANTRI

Provinsi Sumut Menyusun Rencana Aksi Investasi BerkelanjutanKonsultasi Publik Dokumen Rencana Aksi Investasi Berkelanjutan (Sustainable Investment Action Plan - SIAP) Sumut di Santika Dyandra Hotel Medan, Kamis (29/9/2022).  (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Dedi Triadi selaku CSL Lead dalam sambutannya menyampaikan dokumen SIAP menyajikan serangkaian informasi, arahan, dan strategi pembiayaan investasi strategis berkelanjutan khususnya untuk mendukung SITANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi) dengan mengonsolidasikan aspek pasar, teknis, dan kebijakan.

"Tujuannya, untuk menyelaraskan dan merinci fokus pengembangan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan, sejalan dengan target restorasi, pengelolaan hutan lestari, dan mengatasi perubahan iklim,” ungkapnya.

3. Dokumen SIAP disusun sebagai prasyarat pintu masuknya investasi berkelanjutan di Sumut

Provinsi Sumut Menyusun Rencana Aksi Investasi BerkelanjutanKonsultasi Publik Dokumen Rencana Aksi Investasi Berkelanjutan (Sustainable Investment Action Plan - SIAP) Sumut di Santika Dyandra Hotel Medan, Kamis (29/9/2022).  (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

 Dr. Arif Zulkifli (Research Centre for Climate Change, Universitas Indonesia) mempaparkan Dokumen SIAP disusun sebagai prasyarat pintu masuknya investasi berkelanjutan di Provinsi Sumut.

"Potensi pertanian sangat besar, tergambar pada sumbangan sektor pertanian dan perkebunan terhadap PDRB sumut sebesar 23%. Hasil analisa merekomendasikan tiga prioritas utama pilihan investasi, yaitu investasi pupuk organik, penyuluhan dan pelatihan yang terstruktur dan terlembaga, dan investasi di sentra benih.”

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya