Barista Medan Adu Keahlian Bikin Latte Art

Seni dalam secangkir kopi

Medan, IDN Times - Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menggelar ajang Barista Battle dengan kategori Late Art. Kegiatan ini dilakukan untuk membangkitkan gairah para industriawan, Jumat (2/8).

Sebagai Ketua AEKI Sumut, Saidul Alam memberikan penjelasan ajang battle late art yang dilakukan oleh barista Medan.

"Jadi di usia 40 tahun ini AIKI Sumut, kita lakukan latihan barista ini jadi untuk meningkatkan keahlian, karena anak muda kaum millennials ini mereka butuh gaya millennials," tutur Saidul.

1. Barista turunan dari kopi itu sendiri

Barista Medan Adu Keahlian Bikin Latte ArtIDN Times/Indah Permata Sari

Jadi seiring meningkatnya konsumsi dalam negeri meningkatkan minat orang di dalam kopi sekarang.

Barista juga merupakan turunan kopi itu sendiri, karena setiap kopi yang dibuat oleh barista dapat memberikan cita rasa kepada penikmat kopi.

"Jadi AIKI sebenarnya dari 2015 kita sudah melakukan kegiatan bahkan pelatihan-pelatihan roasting, barista, budidaya kopi juga kita udah mulai kembangkan" ungkapnya.

Baca Juga: Kisah M Nur, Driver yang Kaget Dapat Penumpang Sang CEO Gojek

2. Kaum millennials butuh gaya millennials juga

Barista Medan Adu Keahlian Bikin Latte ArtIDN Times/Indah Permata Sari

Menurut Saidul, kegiatan barista guna melatih para barista ini untuk meningkatkan kreatifitas karena anak muda kaum millenial ini mereka butuh gaya millennial.

"Jadi kalau kita lihat sekarang berkembangnya kafe itu seni dari menyeduh kopi, membuat latte itu lagi ngetrend. Jadi di sini kita lakukan ada dua kelas, kelas alumni yang kita latih itu ada 100 orang dan kelas umum para barista Kota Medan sekitar puluhan orang" jelasnya.

3. Barista bukan operator mesin

Barista Medan Adu Keahlian Bikin Latte ArtIDN Times/Indah Permata Sari

Seseorang yang berprofesi barista yang kita lihat sekarang banyak diperlombakan baik tingkat nasional maupun internasional. Karena profesi ini bukan hanya bisa menyajikan, tapi harus menerangkan apa yang mereka buat dan tipe dari bahan apa yang mereka buat.

Selain itu, mereka juga diasah kemampuannya, bukan hanya operator mesin.

"Ya kita berharap, profesi barista ini, anak-anak ini bukan hanya sebagai operator mesin, mereka harus kita kenali dengan bagaimana penyajian kopi, bagaimana menyeduh kopi, bagaimana mengembangkan kopi dan mereka harus tahu sejarah-sejarah kopi, harus tahu dari mana datangnya kopi, bagaimana prosesnya kopi itu yang kita harapkan," ungkap Saidul.

4. Latte Art jadi tren anak muda

Barista Medan Adu Keahlian Bikin Latte ArtIDN Times/Indah Permata Sari

Ajang kategori Latte Art dilakukan karena pembuatan latte memiliki seni. Para barista bisa mengekspresikan seni mereka dan skill mereka. Namun, bukan hanya seninya mereka punya skill, tapi gak punya seni di dalam juga berpengaruh besar gagal kopi latte tersebut.

"Itu kan butuh skil dan seni jadi dia harus berimajinasi bagaimana menuangkan susu tadi menjadi sebuah gambar. Ibaratnya itu pelukis, gak semua orang bisa melakukan itu, dan untuk menajadikan satu lukisan yang baik itu si barista ini juga harus bisa mengukur susu yang bagaimana mereka tuangkan kedalam itu" tuturnya

Tentunya teknik barista menuangkan ke dalam gelas, dari titik garis-garisnya itu memang harus tepat, agar dalam melukis secangkir gelas itu gampang. Jadi dari skill dan seninya itu sendiri.

5. Yudha jadi pemenang barista battle kategori Latte Art

Barista Medan Adu Keahlian Bikin Latte ArtIDN Times/Indah Permata Sari

Yudha menjadi pemenang pertama dalam ajang barista battle dengan kategori latte. Ia mengaku bahwa ajang yang paling sulit yaitu membuat kopi latte.

"Lomba ini melatih mental dan pengalaman supaya tahu barista itu harus gimana," ungkap pria 23 tahun ini.

Baca Juga: Gojek Logo Baru, Ribuan Driver Antre Dapatkan Jaket dan Helm Baru

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya