TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tarif BBM Naik Rp200 Per Liter, Gubernur Sebut Pertamina Cari Momentum

Berikut daftar kenaikan harga BBM berlaku mulai 1 April

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Medan, IDN Times – Di tengah kesulitan ekonomi yang mendera masyarakat di tengah pandemik COVID-19, PT Pertemina (Persero) menerbitkan kebijakan menaikkan tarif Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi. PT Pertamina berdalih kenaikan tarif BBM ini berdasarkan terbitnya Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 01 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).

Di dalam beleid itu terdapat aturan Tarif PBBKB untuk jenis bahan bakar nonsubsidi sebesar 7,5 persen dari yang sebelumnya hanya lima persen. Pergub itu ditandatangani oleh Edy Rahmayadi pada 8 Februari 2021 lalu.

“Kita lakukan itu. Bagaimanapun juga kita harus patuh sama peraturan pemerintah,” ujar Taufikurachman, Unit Manager Communication, Relations dan CSR Regional Sumbagut, Kamis (1/4/2021).

Baca Juga: Merantau Modal Gunting, Samino Kini Jadi Penjahit Beromzet Miliaran

1. Gubernur Edy malah sebut Pertamina cari momentum menaikkan harga

Seorang petugas berada di depan mobil tangki yang melakukan pengisian BBM ke mobil tangki di area pengisian otomatis (New Gantry System) Integrated Terminal BBM Jakarta. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi yang ditanyai soal kenaikan harga BBM ini memberikan keterangan yang mengejutkan. Dia menyebut Pertamina hanya mencari-cari momentum menaikkan harga BBM.

“Masa Pertamina mengacu pada Pergub. Harga Pertamina itu, itu untuk Indonesia atau Sumut? Mana ada itu. Salah,” ungkap Edy.

2. Edy juga mengamini kebijakan Pertamina naikkan BBM tidak populis

Ilustrasi mengisi BBM. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Soal Pergub yang terbit, Pemprov Sumut hanya menyesuaikan peraturan dari pusat. Karena itu berkaitan dengan stabilitas ekonomi.

Soal peluang penundaan kenaikan BBM itu, Edy mengatakan akan berkomunikasi lebih lanjut. Edy juga mengamini jika kenaikan harga BBM adalah kebijakan yang kurang populis di tengah pandemik COVID-19.

“Sudah pastilah. Semua apapun, bentuknya barang yang naik pada saat kondisi seperti ni pasti tidak populis. Tapi Negara ini kan harus hidup. Dia harus balance,” ungkapnya.

Baca Juga: Duh Malunya! 10 Status Medsos Ketahuan Comot Gambar dari Internet

Berita Terkini Lainnya