TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wagub Ijeck Terima Penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan

Sektor pertanian alami pertumbuhan positif awal pandemik

Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah bersama Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi usai menerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan dari KTNA Nasional, di Kantor Kementerian Pertanian RI, Kamis (23/9).

Medan, IDN Times- Beberapa tahun belakangan ini, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah dinilai banyak membantu dan membina kelompok tani dan nelayan yang ada di Provinsi Sumatra Utara. 

Dengan keterlibatan itu, ia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan dari Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional di Kantor Kementerian Pertanian RI, di Jakarta, Kamis (23/9/2021).

1. Ijeck: Pemerintah punya andil lebih dalam memberikan pembinaan agar pertanian bisa lebih berkembang di Sumut

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan Prof Dedi Nursyamsi menyerahkan penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan dari KTNA Nasional Kepada Wagub Sumut Musa Rajekshah di Kantor Kementan RI, Jakarta, Kamis (23/9).

Dengan adanya penghargaan tersebut, Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck ini menyambut baik kepercayaan yang diberikan kepadanya. Melalui KTNA, katanya, pemerintah bisa punya andil lebih dalam memberikan pembinaan agar pertanian bisa lebih berkembang di Sumut. Terutama, terkait dengan situasi pasar harga hasil pertanian, yang selama ini kestabilannya memang tidak merata.

"Kita berharap, petani dan nelayan tidak lagi berproduksi hanya sebatas untuk hidup saja. Tetapi agar ekonominya bisa membaik," ujarnya.

"Jadi kita harapkan juga kedepan, dari dinas-dinas yang terkait dengan pemerintah Provinsi Sumut bersama KTNA bisa bersama-sama mencari solusi tentang apa permasalahan yang terjadi di lapangan," sambungnya.

Dengan diberikannya penghargaan tersebut, Sekretaris KTNA Sumut, Ginda Harahap berharap kegiatan mensejahterakan petani ke depan bisa lebih bagus lagi. "Kita mengusulkan Wagub Sumut sebagai penerima penghargaan tersebut dikarenakan melihat banyak pembinaan yang telah dilakukan," ucapnya. 

Baca Juga: Taekwondo Targetkan Emas dan Voli Perunggu, Wagub Ijeck Janjikan Bonus

2. Sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif saat awal pandemik

Ilustrasi pertanian (Dok. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Pertanian Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan, di masa pandemi COVID-19 sektor pertanian tetap berdiri kokoh di saat pendapatan domestik bruto (PDB) sektor lain terpuruk.

Bahkan, katanya, sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,24 persen di kuartal ke II tahun 2020 saat awal pandemik berlangsung.

"Alhamdulillah di kuartal berikutnya, meskipun sektor-sektor lain pertumbuhannya sampai negatif 40 persen, tapi ternyata sektor pertanian masih tetap tumbuh mengeliat 2 sampai 3 persen," ujarnya.

3. Variabel pembangunan pertanian lain termasuk pada tahun 2019-2020 mengalami kenaikan 15 persen

dok.Istimewa/Bhisma Adinaya Tani Group

Dedi menambahkan, di saat perekonomian nasional sudah mengalami 2 kali kontraksi berupa pertumbuhan negatif dibawah 0 persen selama 2 kali berturut-turut, sehingga Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa sejak tahun lalu Indonesia sudah memasuki masa resesi, tetapi di saat itu pula ternyata pertanian masih tetap berdiri kokoh, bahkan di tahun 2021 PDB pertanian tetap melejit disaat sektor lain masih minus.

"Pada saat kita terpuruk karena COVID-19 NTP (Nilai Tukar Petani) kita hanya sekitar 99 persen atau menurun drastis. Namun demikian tahun ini bahkan bulan lalu BPS (Badan Pusat Statistik) sudah merilis, ternyata NTP dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian) kita naik lagi mencapai 104 persen," jelasnya.

Di samping itu, variabel pembangunan pertanian lain termasuk pada tahun 2019-2020 mengalami kenaikan 15 persen. Begitu pula di kuartal I sampai Il tahun 2021 ini dibandingkan tahun lalu tetap melesat ekspor kita ke mancanegara.

"Kita juga tahu bahwa akibat COVID-19 ini seluruh anggaran kementerian di potong (recofusing) untuk penanggulangan COVID-19. Anggaran kementerian pertanian bahkan dipotong lebih dari 1/3 nya, sehingga yang biasanya mendapatkan alokasi anggaran kurang lebih Rp21 triliun menjadi hanya Rp14 triliun," ungkapnya.

Dampaknya, semua program pembangunan pertanian mengalami penurunan. Tapi yang menjadi pertanyaan, imbuh dia, mengapa produksi pertanian, NTP-NTUP dan ekspor masih tetap meningkat, padahal sarana prasarana dan program turun akibat COVID-19.

"Tapi saya yakin seyakin-yakinnya bahwa ini semua karena kinerja dari seluruh petani dan nelayan di seluruh pelosok tanah air. Saya yakin petani tetap turun ke sawah, ke ladang dan ke kebun untuk menggenjot produksi, sehingga produksi meningkat, NTP meningkat dan ekspor juga meningkat," jelasnya.

Baca Juga: Potensi Simalungun Jadi Lumbung Logistik di Sumut

Berita Terkini Lainnya