TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak Muda Sumut Kritisi Minimnya Isu Kesehatan di Visi Misi Capres

Anggap peran pemuda tak kalah esensialnya dalam pemilu 2024

Ketua Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan, Ahmad Danil Lubis (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Sudah 3 calon presiden dan wakil presiden yang resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.  Melihat kontestasi politik menyambut pilpres 2024, IDN Times merangkum pendapat anak muda di Sumut yang mengklaim telah siap menyambut tahun politik itu. Namun ada beberapa poin yang menjadi sorotan mereka, salah satunya adalah visi dan misi yang menjadi pokok substantif.

"Menurut saya gejolak politik tahun ini cukup menarik, banyak hal-hal tak terduga yang terjadi dan fenomenal. Mulai dari keputusan MK yang terkesan menguntungkan sang keponakan, dan sebagainya. Namun saya cukup terhibur dan juga menikmati gejolak politik tahun ini," kata Ahmad Danil Lubis, pemuda yang menduduki posisi sebagai Ketua Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan.

 

Baca Juga: KPU Terima Hasil Pemeriksaan Kesehatan Capres-Cawapres dari RSPAD

1. Pilih Capres dan Cawapres yang selektif dan punya inovasi baru

Ahmad Danil saat sedang melakukan aksi membela masyarakat (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Danil yang turut pula aktif pada aksi-aksi kemahasiswaan ini menilai jika dirinya akan lebih menyoroti gagasan capres dan cawapres yang benar-benar dapat menciptakan inovasi baru serta kebijakan baru dalam permasalahan yang dialami Indonesia saat ini.

"Perlu adanya inovasi yang segar untuk menangani masalah yang ada seperti penanganan stunting, perbaikan sistem pendidikan dan kurikulumnya yang bisa diimplementasikan dengan baik alias bukan hanya di masa ia menjabat, namun juga gagasan itu menciptakan dampak yang berkualitas pada masa depan. Juga jangan lupakan kemampuan dalam menyelesaikan masalah HAM saat ini serta menyamaratakan hukum," kata pemuda yang menempati posisi tertinggi di Senat Mahasiswa kampusnya ini.

Lebih lanjut Danil menyebutkan jika hal-hal yang dirinya sampaikan sebelumnya saat ini masih kurang dalam kepemimpinan presiden Jokowi. Sehingga sebagai anak muda dirinya menginginkan adanya inovasi, bukan hanya janji dan juga pembangunan yang justru tidak berdampak baik untuk peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di tanah air.

Kepada IDN Times Ahmad Danil tak sungkan menyebutkan pandangannya terkait siapa dari 3 Capres dan Cawapres yang cukup merepresentasikan suara anak muda.

"Prabowo Subianto, apalagi Prabowo menggandeng sosok anak muda yang menurut saya bisa menciptakan inovasi bersama dalam gagasan yang baik dan menarik untuk anak muda saat ini. Gaya Pak Prabowo saat ini juga tidak terlalu formal, lebih menyatu dengan tren anak muda saat ini. Sehingga menurut saya anak muda cenderung suka dengan gaya politik Pak Prabowo," tuturnya.

Menyambut pilpres 2024, Ahmad Danil yang juga selaku pemuda yang aktif pada beberapa aktivitas akademik dan non akademik, berharap agar para calon presiden dan wakil presiden tetap menjujung tinggi politik yang baik.

"Bukan malah saling memfitnah dan menjatuhkan paslon lain. Tapi lebih kepada perang gagasan. Dan saya mengajak seluruh elemen anak muda untuk berperan aktif dalam mengawal serta juga terlibat dalam pemilu tahun 2024," terangnya.

2. Kritisi minimnya detail-detail isu kesehatan yang diangkat jadi visi misi capres dan cawapres

Zulqadri saat mengikuti event kepemudaan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Pemuda Sumut lain yang aktif pada gerakan anti tembakau dan kerap menyoroti bahaya zat adiksi, Zulqadri, mengungkapkan jika kontestasi politik pada tahun 2024 dinilainya cukup mengecewakan.

"Dengan sangat berat hati sebenarnya saya menyatakan bahwa sangat kecewa dengan visi misi yang sudah dikeluarkan. Kami ingin mengingatkan bahwa persoalan negeri ini bukan hanya soal pembangunan ekonomi dan industri saja, karena kami memandang ada beberapa data yang sebenarnya perlu diperhatikan tapi tidak dijadikan visi misi maupun rencana kebijakan-kebijakan ke depan. Yaitu tentang isu kesehatan," kata Zulqadri selaku Koordinator Youth Tobacco Control Sumut.

Ia menyebutkan jika kasus pertama yang ia soroti adalah angka kematian ibu dan bayi yang baru lahir. Dan hal tersebut sebenarnya bisa dicegah dengan penguatan sistem kesehatan secara menyeluruh.

"Tapi sangat disayangkan ketika kita baca visi misi yang digagas tiga capres dan cawapres ini tidak ada sedikit pun yang menyinggung perihal kesehatan primer bahkan seesensial peran puskesmas. Itu tidak ada menjadi kata kunci dari visi misi mereka," tuturnya.

Angka stunting dan obesitas yang masih tinggi juga menjadi sorotan Zulqadri terkait pilihannya nanti. Ia berharap adanya gagasan dari capres dan cawapres yang peduli terhadap isu stunting yang dinilainya bukan hanya perkara gizi saja tapi juga pengendalian tembakau.

"Kita lihat saja fakta, bahwasanya penduduk Indonesia berdasarkan kebutuhan rumah tangganya itu paling utama mengonsumsi beras dan yang kedua rokok. Sementara telur di posisi ketiga.  Artinya hari ini protein itu disingkirkan dan nikotin diutamakan. Data hari ini menunjukkan 3 dari 4 orang mulai merokok di usia di bawah 20 tahun. Nah, bagaimana jadinya kalau hari ini kita bilang mereka (capres dan cawapres) mewakili suara anak muda jika mereka saja tidak memerhatikan kaum muda yang hari ini mulai teracuni oleh adiksi rokok?" imbuhnya.

Baca Juga: PDIP Medan Disebut Penakut, Tidak Menindak Bobby yang Dukung Gibran

Berita Terkini Lainnya