Warga Blokade Jalan di Percut Seituan, Pemdes: Truk Sampah Jarang Masuk

- Kepala Dusun XVIII Desa Bandar Klippa, Salidin Maha, mengeluhkan tumpukan sampah yang terus bertambah setelah dibersihkan pagi-pagi.
- Warga meminta blokade dari sampah tak dibersihkan dulu sementara waktu sebagai bentuk protes terhadap orang luar yang sembarangan membuang sampah.
- Pemerintah desa mengalami kendala karena truk sampah jarang masuk ke desa mereka, sehingga tumpukan sampah terus bertambah.
Deli Serdang, IDN Times - Pemerintah Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Seituan, merespon adanya blokade jalan oleh masyarakat menggunakan sampah. Tindakan ini merupakan bentuk protes masyarakat desa atas seringnya orang luar daerah yang membuang sampah di bahu Jalan Kolam Belakang. Bahkan tumpukan sampah tersebut sering kali tumpah sampai tengah jalan.
Fenomena ini tentu membuat masyarakat resah. Bau busuk yang ditimbulkan menyeruak karena lokasinya berada dekat sekali dengan pemukiman. Namun, warga ternyata meminta aparat desa untuk tidak langsung membersihkan sampah-sampah itu. Mereka ingin jalan tersebut sementara diblokade sebagai wujud protes agar tak ada lagi orang luar yang buang sampah sembarangan.
1. Kepala Dusun: pagi dibersihkan, beberapa jam sampah menggunung lagi

Kepala Dusun XVIII Desa Bandar Klippa, Salidin Maha, tampak di lokasi saat IDN Times sampai di Desa Bandar Klippa. Ia menunjukkan poster besar bertuliskan larangan membuang sampah tapi tak pernah digubris pengendara yang lewat.
"Desa bekerjasama dengan kecamatan sudah berulang membersihkan ini menggunakan beko (eskavator) dan truk sampah. Namun begitu pagi kita bersihkan, hitungan jam sampah kembali menumpuk," aku Salidin, Senin (3/11/2025) siang.
Sampah terus-terusan dibuang sembarangan sampai menggunung. Bahkan pemerintah desa mengaku sudah berulang menangkap orang yang kedapatan membuang sampah. Namun karena tidak ada aturan baku untuk memberikan sanksi, pihak Desa hanya memediasinya saja.
"Penjagaan di sini pun terbatas kalau malam hari. Siang kita jaga, tapi malam gak bisa dijaga," lanjutnya.
2. Warga meminta blokade dari sampah tak dibersihkan dulu sementara waktu sebagai bentuk protes

Salidin mengatakan bahwa kemarin ialah puncak kemarahan masyarakat. Mereka kompak memblokade jalan dan menggeser sepenuhnya sampah-sampah itu ke tengah jalan.
"Gak tahu kita siapa yang buang sampah di sini. Tiba-tiba di buang di tengah, akhirnya masyarakat keberatan. Daripada jatuh orang, akhirnya masyarakat menutup jalan ini sementara waktu. Masyarakat juga tadi kita tanya, kata mereka jangan dibersihkan dulu, biarkan dulu supaya orang yang buang sampah itu tahu bahwa kita sekeliling ini keberatan. Itu lah tanggapan masyarakat," jelas Salidin.
Jalan Kolam Belakang menghubungkan Desa Kolam, Bandar Setia, dan Tambak Bayan. Tepat di jalan penuh tumpukan sampah tersebut, Salidin mengatakan bahwa sudah ada beberapa pengendara yang terjatuh akibat terpeleset sampah plastik yang licin.
"Di sekeliling ini juga banyak perumahan. Kita tidak menuduh siapa (yang membuang sampah) dan kita juga tidak bisa bilang ini murni dari luar, pasti ada daerah sini juga. Tapi, yang lewat sini banyak dari daerah lain. Ada yang jatuh karena licin, akibat banyaknya sampah seperti popok bayi," ungkap Salidin.
3. Kendala pemerintah desa ialah truk sampah yang tidak rutin datang

Pemerintah desa mengaku kerap mendapatkan kendala terkait pembersihan sampah ini. Terlebih truk sampah jarang masuk ke desa mereka.
"Memang kalau di sini belum rutin truk sampah. tapi kemarin sudah ada wacana untuk membuat pemilahan sampah. Kadang truk sampah itu hanya seminggu sekali. Itu memang kendalanya di Precut Seituan ini," aku Salidin.
Ia mengatakan bahwa awalnya di Jalan Kolam Belakang Desa Bandar Klippa ini bersih. Namun satu tumpukan sampah kecil lama-lama menjadi banyak dan tidak terasa sudah menumpuk selama 3 tahun.
"Kita sudah sampaikan ke pimpinan dan menunggu dari pihak Kecamatan. Tinggal menunggu mereka saja mungkin mau mengirim alat berat atau truk untuk membersihkan ini," pungkasnya.


















