September Hitam Kamisan Medan: Dari Munir Hingga 10 Korban Tewas Unras

- Aksi Kamisan Medan pajang foto 10 korban tewas dan bikin doa bersama. Mereka juga menggelar doa bersama dan memasang lilin untuk mengenang para korban tewas.
- Pemerintah harus dengar aspirasi rakyat, jangan balas dengan aksi represif. Aksi Kamisan Medan mengecam berbagai tindakan represif aparat dalam penanganan massa.
- Tindak kekerasan aparat harus dihilangkan karena melanggar HAM. Aksi Kamisan Medan mendesak pemerintah menghapuskan segala tindak kekerasan terhadap masyarakat.
Medan, IDN Times – Petang di titik nol Kota Medan diisi belasan massa dari Aksi Kamisan Medan, Kamis (4/9/2025). Dalam aksi kali ini, mereka merefleksikan 21 tahun kematian Munir Said Thalib, pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) yang dibunuh dalam penerbangan ke Belanda dan meninggal pada 7 September 2004. Selain itu, mereka juga mengenang 10 korban tewas dalam gelombang unjuk rasa belakangan.
Dalam aksi kali ini, massa menyampaikan berbagai orasi berisi kecaman terhadap kepolisian yang diduga melakukan tindak kekerasan dalam penanganan unjuk rasa.
“Kali ini membawa tema terkait 21 tahun pembunuhan Munir dan juga terkait Indonesia yang darurat akan kekerasan dan ketidakadilan,” kata Koordinator Aksi Alfhandhi Hagana.
1. Aksi Kamisan Medan pajang foto 10 korban tewas dan bikin doa bersama

Dalam aksi ini, Aksi Kamisan Medan membawa berbagai poster bergambar Munir. Mereka juga membawa foto para korban tewas dalam unjuk rasa.
Aksi dikemas secara damai. Massa juga menggelar doa bersama dan memasang lilin untuk mengenang para korban tewas.
“Aksi ini untuk mengenang Munir dan rekan juang kita yang meninggal karena dibunuh negara karena menyampaikan aspirasi,” kata Gana.
2. Pemerintah harus dengar aspirasi rakyat, jangan balas dengan aksi represif

Aksi Kamisan Medan mengecam berbagai tindakan represif aparat dalam penanganan massa. Kata Gana, masyarakat hanya ingin menyampaikan aspirasi atas ketidakadilan yang terjadi.
“Kami ingin mendesak aspirasi masyarakat itu benar-benar dijalankan oleh para pemangku jabatan di negara kita. Bukan malah dibalas dengan aksi kekerasan,” katanya.
3. Tindak kekerasan aparat harus dihilangkan karena melanggar HAM

Aksi Kamisan Medan mendesak pemerintah menghapuskan segala tindak kekerasan terhadap masyarakat. Mereka juga mengecam upaya kriminalisasi terhadap para pegiat HAM yang terjadi pasca unjuk rasa.
“Kekerasan yang terjadi adalah bentuk pelanggaran HAM. Upaya pembungkaman terhadap demokrasi di negara kita,” pungkasnya.