Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sempat Hilang, Driver Taksi Online Dibunuh dan Jasad Dibuang ke Sungai

2 tersangka pembunuhan driver taksi online merupakan anak dan bapak (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Tanggal 6 April 2025 menjadi kali terakhir driver taksi online bernama Michael Federick Pakpahan dapat diendus kabarnya setelah kemudian dinyatakan hilang oleh keluarga. Kasus hilangnya Federick bermula saat pria berusia 25 tahun itu sedang bekerja mengantar pelanggannya di Jalan Bunga Sakura, Kecamatan Medan Selayang. 

Setelah diselidiki, ternyata tempat tersebut menjadi TKP Federick dirampok lalu dibunuh oleh 2 orang pria. Tak sampai di situ saja, jasad Federick kemudian dimasukkan ke dalam goni dan dibuang di sungai yang berada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Untuk menghilangkan jejak kematian Federick, para tersangka memberi semacam pemberat berupa batu sehingga jasad driver taksi online itu tidak terapung di sungai. Namun tindakan keji tersebut pada akhirnya ketahuan, dan polisi sudah menangkap tersangka yang ternyata merupakan ayah dan anak.

1. Driver taksi online yang dinyatakan hilang ternyata dibunuh

Mobil korban yang dicuri para tersangka (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Setyawan membenarkan bahwa pihaknya telah menangkap 2 orang tersangka pembunuhan. Mereka terbukti membunuh jasad driver taksi online bernama Federick yang pada tanggal 6 April 2025 dinyatakan menghilang bersama mobil miliknya.

"Berawal dari laporan polisi atas hilangnya keluarga mereka yang meninggalkan rumah atas nama Michael Fredick Pakpahan. Korban sudah meninggalkan rumah pada tanggal 6 April 2025. Lalu beranjak dari data yang disampaikan keluarga korban, kita melakukan upaya pencarian. Dengan bekerja sama dengan Polres Tanah Karo, Polres Langkat, dan BPBD Langkat," kata Gidion, Jumat (11/4/2025) sore.

Polisi mengidentifikasi 2 orang yang berperan penting dalam kasus pembunuhan ini. Mereka adalah K (50) dan AP (24).

"Tanggal 9 April 2025, mereka tertangkap tangan karena menguasai barang korban pada saat itu, mobil merk Toyota Rush. 2 orang ini ditangkap di Karo," lanjutnya.

2. Ayah dan anak jadi tersangka pembunuhan driver taksi online, korban dibekap dan dipukul pakai palu

2 tersangka pembunuhan driver taksi online merupakan anak dan bapak (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Gidion mengatakan bahwa para tersangka sudah merencanakan pembunuhan ini. Bahkan rencana tersebut sudah mereka susun sejak tanggal 2 April 2025.

"Mereka melakukan rencana pembunuhan pada 2 April 2025 dengan motif ingin menguasai barang milik korban yang nantinya dijadikan kendaraan untuk anaknya. Kebetulan 2 tersangka ini bapak dan anak. Bapaknya berinisial K dan AP anaknya. Kendaraan itu nantinya diberikan untuk AP bekerja. Ya, ini keterangan subjektif mereka," beber Gidion.

Setelah perencanaan matang, barulah pada tanggal 6 mereka mantap melakukan eksekusi. Mereka telah menyiapkan palu dan sarung yang nantinya digunakan untuk membekap dan memukul korban. 

"Tersangka menggunakan handphone-nya melakukan pemesanan Indriver di Sunggal. Lalu korban datang ke tempat yang disampaikan. Habis itu tersangka meminta berhenti sejenak dengan alasan menjemput keluarganya. Lalu saat itulah mereka menggunakan sarung membekap korban. Karena meronta, kemudian korban dipukul pakai palu," rinci Gidion.

3. Jasad driver taksi online ditaruh dalam goni dan dibuang ke sungai di Langkat

Barang bukti yang diamankan oleh polisi (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Setelah memastikan korban sudah tidak bernyawa, tersangka kemudian meletakkan korban ke jok belakang mobil. Lalu mereka menuju ke Langkat tempat saudaranya. 

"Korban dipindahkan ke karung dan dimasukkan juga pemberat batu di dalamnya," jelas Gidion.

Lebih rinci ia mengatakan bahwa ada 2 batu besar yang digunakan sebagai pemberat. Ini dimaksudkan agar jasad Federick yang akan dibuang ke sungai tidak mengapung.

"Federick ditemukan di sungai Paluh yang ada di Gebang, Langkat. Korban sudah 2 hari dibuang ke sungai itu. Jenazahnya sudah gembung. Segala fakta yang ada, itu semua sinkron dengan hasil autopsi. Bahwa benar ada kekerasan yang menyebabkan kematian korban," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eko Agus Herianto
Arifin Al Alamudi
Eko Agus Herianto
EditorEko Agus Herianto
Follow Us