Sekolah Rakyat di Medan dalam Tahap Renovasi Bangunan
Medan, IDN Times - Pembangunan Sekolah Rakyat (SR) ditargetkan segera rampung tahun ini oleh Kementerian Sosial dengan memerintahkan kepada 31 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra se-Indonesia, termasuk Sumatera Utara tepatnya Kota Medan ada di 4 titik salah satunya Sentra Bahagia yang berada di Jalan Pancing, Kota Medan.
Adapun lokasi keempat SR itu yakni di Gedung UIN Sumut, dua sentra milik Sosial dan satu lagi gedung milik Pemerintah Provinsi Sumut.
Sekolah Rakyat adalah gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk memuliakan keluarga miskin, dan memfasilitasi kebangkitan wong cilik. Tanpa biaya apapun diantaranya, bebas biaya proses pendaftaran, biaya sekolah, biaya hidup, dan biaya asrama.
Sementara itu, Raharjo, sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Sentra Bahagia, Kota Medan, menjelaskan bahwa telah terlewati tahapan door to door atau jemput bola melalui pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH).
"Bukan berarti jemput bola itu tidak ada yang mendaftar, tapi karena memang itu secara Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)," ucapnya pada IDN Times, Kamis (15/5/2025).
Selanjutnya, dikatakan Raharjo ada rangking terakhir yang diambil pada kategori kemiskinan ekstrim yaitu, Desil 1 dan Desil 2.
1. Dari 136 anak nantinya akan diseleksi kembali menjadi 100 anak untuk menjadi siswa SR di Sentra Bahagia
Dari 900-an calon siswa SR, secara administrasi lulus penyeleksian tercatat 240 calon siswa yang sudah mendaftar. Kemudian, hasil rapat disebutkan Raharjo ada sekitar 129 calon siswa ditambah 7 anak yang harus dimasukkan karena dibawah garis rata-rata kemiskinan.
Sehingga totalnya 136 calon siswa yang sudah dalam penyeleksian, yang nantinya diterima 100 anak untuk menjadi siswa SR di Sentra Bahagia Kota Medan.
"Data diambil dari keseluruhan di Kota Medan, 900 ini sudah memenuhi persyaratan mutlak untuk kesanggupan orangtua agar anaknya tinggal 24 jam disini itu yang paling banyak tidak menyetujui karena namanya orangtua masih SMP untuk melepasnya kan tidak semudah itu. Kemudian kita seleksi lagi hingga dapatlah 136 calon," ungkapnya.
2. Alasan pengunduran tanggal dari yang telah ditetapkan
Dikatakannya, ada pengunduran tanggal yang telah ditetapkan dan saat ini masih dalam tahapan penetapan calon siswa belum ke seleksi.
"Ini belum masuk tahapan wawancara orangtua," katanya.
Sedangkan, dari Kementrian Sosial untuk mekanisme pendaftaran dari tanggal 1 sampai 30 April 2025 pendaftaran melalui 2 cara yaitu mekanisme jemput bola dan pendaftaran partisipatif. Tanggal 1 sampai 6 Mei 2025 seleksi administratif (berdasarkan DTSEN), tanggal 7 sampai 9 Mei 2025 tes kesehatan calon peserta didik, tanggal 12 sampai 14 Mei 2025 melakukan home visit dan wawancara orangtua, tanggal 27 Mei 2025 penetapan calon peserta didik dengan persetujuan Pemerintah Daerah, dan tanggal 30 Mei sampai 3 Juni 2025 melakukan registrasi ulang.
Dia menyebutkan adanya kendala jadwal yang diundur tersebut adalah sosialisasi kepada masyarakat atau orangtua siswa.
"Kita ingin tepat sasaran, makanya kemaren sempat terundur waktunya. Kita sebagai instansi sosial kalau mau langsung tegas jatuhnya ada yang dirugikan atau mungkin tidak terakomodir," jelasnya.
Selanjutnya, akan dilakukan home visit untuk memastikan Desil 1agar tepat sasaran, dan wawancara dari tim khusus pendidik untuk 136 orangtua anak.
3. Dari 100 siswa yang lulus akan dibagi dalam 4 rombongan belajar
Raharjo menyebutkan, dari 100 siswa akan dibagi 4 rombongan belajar (rombel) menjadi 25 siswa dalam 1 rombel.
"Masih pembongkaran-pembongkaran bangunan untuk SR," katanya.
Dalam persiapan, Raharjo tidak dapat menjelaskan berapa persentasi yang kini sudah tersiapkan.
"Kalau persiapannya berapa persennya tidak bisa diperkirakan, tetapi menurut saya sudah mulai dan kami tidak meragukan dari pihak yang merenovasi bangunan tersebut," jelas Raharjo.
Dikatakan Raharjo nantinya dia akan menjadi Plt Kepala Sekolah Rakyat di Sentra Bahagia Kota Medan.
"Namanya pendidikan itu kan bagian dari perubahan perilaku dan untuk yang dicita-citakan pak Prabowo yaitu memutus mata rantai. Sehingga, menghasilkan anak yang berkualitas untuk bisa diharapkan mengubah kehidupan orangtuanya," tuturnya.
"Sekolah itu kan tidak lepas dari orangtua, kami berharapnya kalau nanti disini melepas anaknya 100 persen karena mereka masih membutuhkan motivasi dan dukungannya. Karena kami akan menyediakan waktu kepada orangtua untuk bertemu anaknya dalam berkunjung," pungkas Raharjo.
