Siswa dan Guru Al Washliyah Gotong Royong Angkut Aset Keluar Sekolah

- Siswa dan guru Alwashliyah gotong royong angkut meja, kursi, papan tulis keluar sekolah
- Konflik lahan antara Alwashliyah dengan Pemkab Deli Serdang kembali mencuat
- Jika tempat pengungsian tak muat, proses belajar mengajar akan dibuat di ruang terbuka
Deli Serdang, IDN Times - Bulir-bulir keringat menjejak di wajah pengajar dan siswa Madrasah Alwashliyah Petumbukan, Galang, Deli Serdang. Imbas dari sekolah yang disegel pemerintah, kini mereka terpaksa bergotong royong mengangkut aset-aset seperti meja, bangku, papan tulis (mebeler) keluar, Selasa (15/7/2025).
Sebelumnya, mereka sempat gembira kala diberikan izin untuk masuk ke ruang kelas setelah belajar di luar pada hari pertama semester ganjil. Namun, malamnya kegembiraan tersebut direnggut pascasekolah mereka alih-alih disegel kembali.
Sampai dengan saat ini, setelah pulang sekolah guru dan siswa tidak langsung menuju ke rumah. Karena mereka diberikan waktu dua hari lamanya untuk mengosongkan ruang kelas yang disegel Pemkab Deli Serdang itu.
1. Siswa dan guru bawa keluar meja, kursi, papan tulis keluar sekolah

Muhammad Amin selaku Ketua PC Alwashliyah Galang angkat bicara. Saat ditemui IDN Times, Amin tampak sibuk mengkoordinir pengurus madrasah dan siswa untuk mengangkut keluar aset-aset sekolah.
"Kita hari ini mengambil mebeler kita. Agar mebeler ini bisa dimanfaatkan di gedung 1 (Madrasah Aliyah). Kita padakan anak-anak agar semuanya bisa belajar dengan tertib dan baik sesuai dengan moto pendidikan kita," kata Amin, Selasa (15/7/2025).
Pantauan IDN Times tampak petugas kepolisian dan Satpol PP mengawal mereka. Amin mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak terlibat kontak fisik.
"Iya ruangannya disegel. Karena ada barang-barang di dalam, maka kita dikasih tempo dua hari untuk mengeluarkan. Kita belum bisa mengkondisikan ruangan kita di gedung 1 (Madrasah Aliyah) untuk kita pindahkan ke sana. Apa boleh buat selain tak segera memindahkannya?" lanjut Amin.
2. Konflik lahan antara Alwashliyah dengan Pemkab Deli Serdang: lahan milik Alwashliyah, bangunan milik Pemkab

Pentolan Alwashliyah itu dengan tegas mengatakan bahwa sekolah tersebut berdiri di tanah milik mereka. Ia tak menampik bahwa akhir-akhir ini konflik dengan Pemkab Deli Serdang kembali mencuat.
"Jelas ini tanah kita. Plakat kita sudah ada, bisa dibaca juga putusan-putusannya mulai dari Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, sampai Mahkamah Agung. Inkrah, tanah ini milik kita," tegasnya.
Bangunan berupa sekolah ini disebutnya sudah berdiri sejak 1986. Amin mengatakan bahwa sekolah tersebut didirikan oleh Pemkab Deli Serdang di atas tanah Alwashliyah.
Mulanya bangunan sekolah itu ditempati SMP Negeri 2 Galang. Namun sekarang Madrasah Alwashliyah yang menempatinya. Sementara SMP Negeri 2 Galang sudah angkat kaki dari bangunan tersebut.
"Bangunannya belum direlakan (Pemkab Deli Serdang) untuk dihibahkan kepada Al Jam'iyatul Alwashliyah dari 1986, sampai sekarang. Sudah 30 tahunan (konflik). Saya harap Pemkab dan Pemprov segera saja mengembalikan. Jangan kita memaksakan untuk konfrontasi atau bagaimana. Serahkan saja kepada Alwashliyah. Kembalikan dalam bentuk wakaf. Sebagai pewakaf mengikrarkan agar tanah ini dipergunakan untuk pendidikan anak-anak Islam terutama kepada Al Jam'iyatul Alwashliyah. Itulah mengapa Al Jam'iyatul Alwashliyah terus berjuang agar dikembalikan kepada pewakaf yang sebenarnya agar menggunakan hak dan amal jariyahnya," beber Amin.
3. Jika tempat pengungsian tak muat, proses belajar mengajar akan dibuat di ruang terbuka

Mebeler yang diangkut oleh siswa dan guru Alwashliyah akan dipindahkan ke Madrasah Aliyah milik mereka. Tempat tersebut tidak terlalu jauh dari sekolah yang disegel itu.
"Hari ini setelah kita ungsikan ke gedung satu, ya kita padatkanlah. Karena jumlah murid tak tertampung lagi," ungkap Amin.
Persoalan menanti di depan mereka. Sebab bulan ini telah memasuki semester baru bagi peserta didik. Amin mengungkapkan bahwa tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menggelar belajar mengajar di luar kelas.
"Karena siswa kita banyak, kalau tak tertampung di lokasi itu, ya, apa boleh buat. Kita tetap belajar di luar gedung atau belajar lingkungan," pungkasnya.
4. Kasi Trantib Galang: proses pemindahan aset berjalan tenteram
Mewakili pemerintahan Kecamatan Galang, Abdul Latif Sumbawa selaku Kasi Trantib Galang memastikan bahwa pihaknya akan menjaga peserta didik dan guru Alwashliyah memindahkan asetnya. Ia juga memastikan semuanya berjalan lancar.
"Situasi saat ini adalah kami dari Kecamatan, hanya menjaga dan mendampingi Satpol PP. Saat ini suasana aman terkendali. Karena apa yang diminta pada Alwashliyah, minta aset dikeluarkan, kami siap membantu. Tidak ada keributan," ungkapnya.
Abdul Latif mengatakan bahwa sudah kewajiban mereka menjaga anak-anak didik Alwashliyah. Bahkan ia mengatakan bahwa mereka bisa belajar di tenda yang didirikan.
"Saya bertugas menjaga aset bersama Satpol PP. Boleh (belajar di tenda). Situasi di tanah ini mereka bebas kemari. Tak ada kami larang. Situasi kan tanah milik Alwashliyah. Cuma bangunannya saja milik Pemda. Belajar mengajar di sini boleh membuat tenda. Karena bebas masuk ke sini tak ada larangan," pungkasnya.
