Pagelaran Drama Tari Sirih Pesisir, Angkat Tradisi Lisan Sinandong dari Asahan

Medan, IDN Times - Masyarakat pesisir terkenal dengan mata pencaharian menangkap ikan, dan bintang laut karena wilayah yang terletak di perbatasan antara daratan dan lautan. Namun, ternyata da sebuah karya seni yang berpedoman pada tradisi lisan sinandong Asahan, dibalut dalam gerakan tari kontemporer yang memiliki nilai filosofi, spiritual, dan ilmiah masyarakat pesisir Sumatera Utara.
Penampilan mereka dikemas dalam pagelaran Drama Tari Sirih Pesisir sukses digelar di Taman Budaya Medan.
1. Karya ini lahir dari keprihatinannya terhadap memudarnya popularitas sinandong di era modern

Lia Farida, pencetus Drama Tari Sirih Pesisir, mengungkapkan bahwa karya ini lahir dari keprihatinannya terhadap memudarnya popularitas sinandong di era modern.
"Sinandong Asahan adalah tradisi lisan berisi nasihat tentang alam, manusia, dan lingkungan. Kami berupaya mengalihwahanakannya ke dalam bentuk drama tari agar tetap lestari," ujarnya.
Sekedar informasi, mengalihwahankan adalah mengubah atau mengalihkan bentuk suatu karya ke narasi menjadi teks dialog negosiasi.
Sebagai seorang penari sejak kecil, Lia memilih medium tari untuk mengekspresikan syair sinandong. Melalui penelitian, ia menemukan tiga kata kunci: masyarakat, ritual, dan pengobatan, yang kemudian melahirkan konsep Sirih Pesisir.
"Sirih dipilih sebagai simbol pengobatan dalam berbagai suku di Sumut, seperti Karo dan Melayu. Sementara 'pesisir' merujuk pada latar budaya Melayu pesisir yang kuat dengan alam bahari," jelasnya.
2. Syair sinandong dalam tarian ini berfungsi sebagai jembatan antara manusia dan alam

Drama Tari Sirih Pesisir tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga merepresentasikan sistem pengetahuan yang mendalam. Daun sirih, yang secara ilmiah mengandung senyawa bioaktif untuk pengobatan herbal, dalam budaya pesisir juga memiliki makna filosofis dan spiritual.
"Sirih dipercaya mampu menetralkan kekuatan negatif, seperti sihir atau santet. Ini mencerminkan kepercayaan holistik bahwa kesehatan adalah keseimbangan fisik, mental, dan spiritual," papar Lia.
Syair sinandong dalam tarian ini berfungsi sebagai jembatan antara manusia dan alam, mengungkap kearifan ekologis serta ketergantungan manusia pada lingkungan. Ritual pengobatan tradisional dengan sirih dan sinandong menjadi bukti kecerdasan adaptif yang diwariskan turun-temurun.
3. Penampilan ini menjadi karya perdana

Dr. Tengku Mira Sinar dari Sinar Budaya Grup menyatakan bahwa pergelaran ini sukses, terutama karena merupakan karya perdana dari anak muda bernama Lia.
"Saya sebagai pengampu senantiasa mendukung anak muda untuk berkreasi, mengembangkan akar budaya dengan pendekatan modern," ujarnya.
Mira turut serta dalam pergelaran sebagai bentuk dukungan terhadap semangat generasi muda melestarikan budaya.
Dia mengapresiasi upaya Lia menggabungkan inovasi kontemporer tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur tradisi.
"Tantangannya tidak mudah, tapi Lia berhasil membawa sinandong yang awalnya tradisi lisan menjadi gerakan tari. Inilah bentuk pelestarian berkelanjutan," tukas Mira.
Dalam pergelaran ini Lia juga menggandeng Tengku Ryo Rizqan yang perperan memadukan musik dan gerakan, hal ini menjadi pelengkap antara tarian dan alunan lembut dari biolanya.
Tengku Ryo Rizqan adalah seorang musisi dan pemain biola terkemuka dari Kesultanan Serdang, Sumatera Utara. la telah meraih berbagai penghargan penting, termasuk Juara 1 Asia Pacific Fisherman Festival (2009), Anugerah Tunak untuk inovasi musik Melayu (2010), dan International Male Artiste Award (2017).
Pertunjukan ini menegaskan bahwa kearifan lokal memiliki dasar ilmiah dan relevansi yang dapat dieksplorasi lebih jauh. Drama Tari Sirih Pesisir bukan sekadar tarian, melainkan arsip hidup yang menjaga harmoni antara manusia, alam, dan kesehatan.