Orangutan Terisolasi di Kebun Sawit Tidak Terawat di Subulussalam
- Orangutan terisolir di kebun sawit yang tidak terawat
- Dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya setelah pemeriksaan medis
- Status orangutan Sumatera masuk dalam kategori Kritis (Critically Endangered)
Banda Aceh, IDN Times - Tim gabungan mengevakuasi orangutan sumatera yang terisolir areal perkebunan warga di Gampong Jabi-Jabi Barat, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, pada Senin (11/8/2025).
Tim gabungan tersebut terdiri dari Resor Konservasi Wilayah Insitu Rundeng Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan Human-Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU), perangkat desa setempat, dan instansi terkait lainnya.
“Evakuasi satu individu orangutan sumatera terisolir dilakukan tim gabungan,” kata Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, saat dikonfirmasi IDN Times.
1. Terisolir di kebun sawit yang sudah lama tidak terawat
Dia menyampaikan orangutan jantan berusia lebih kurang 18 tahun tersebut dilaporkan masuk ke areal perkebunan masyarakat. Kebun tersebut juga berisi tanaman kelapa sawit yang sudah tidak terawat.
“Sehingga menjadi tempat bersarang orangutan,” kata Ujang.
2. Dilepasliarkan kembali ke habitat
Dia menyampaikan orangutan yang dievakuasi kemudian dilakukan pemeriksaan medis oleh tim. Hasilnya, satwa liar dilindungi tersebut dinyatakan sehat dan layak untuk segera dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
“Selanjutnya orang utan jantan itu dilepaskan kembali ke habitat alaminya di kawasan Hutan Lindung Terangun, Gayo Lues, pada Selasa, 12 Agustus 2025,” ujarnya.
Tim juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian orangutan serta prosedur penanganan konflik satwa liar yang tepat dan berbasis perlindungan.
3. Status orang utan sumatera
Untuk diketahui, status orangutan Sumatera masuk dalam Kritis (Critically Endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Ini berarti spesies ini menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam liar.
Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan orangutan Sumatera sebagai spesies yang dilindungi, menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, nomor 61.
