Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Komunitas Indonesia Melek Media Bicara  Fenomena Hatespeech

Diskusi Publik BKKBN Sumatera Utara, Sabtu Sore (30/11) (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Medan, IDN Times - Era digital saat ini, hatespeech atau ujaran kebencian semakin sering didengar di kalangan millennial. Berawal dari bully-an, lalu bergerak ke berbagai komentar. Baik di sosial media maupun kehidupan sehari-hari.

Fenomena Hatespeech ini diangkat oleh Komunitas Indonesia Melek Media (Immedia) dan Pojok Baca.

Yola Dita, Youtuber yang konsentrasi dengan content kecantikan menyampaikan ia pernah di-bully awal terjun di dunia digital. Yola mengaku bisa bertahan karena mengontrol emosi.

"Kalau dari aku sendiri, aku pernah di-bully. Nah cara yang dihadapi adalah mengontrol emosi kita. Dan jangan sampai kita down. Memang kita gak bisa membuat semua orang suka sama kita. Tapi berbuat baiklah pada semua orang," kata Yola dalam diskusi publik yang berlangsung di Aula BKKBN Sumatera Utara, Sabtu Sore (30/11).

1. Bully yang diterima Yola dianggap sebagai motivasi

Diskusi Publik BKKBN Sumatera Utara, Sabtu Sore (30/11) (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Yola mengatakan bullying yang ia terima dianggap sebagai motivasi. Berbagai kicauan bergelayut dalam kontennya seperti dinilai sebagai orang yang gak pas punya content kecantikan, hingga teknik make up yang salah.

"Saya sering dibilangi kalau saya ini gak perlu bahasa Inggris, jangan sok cantik, alisnya ketinggian dan bla-bla-bla. Tapi saya buktikan," kata Yolla.

2. Yolla membuktikan bahwa komentar buruk itu kedepannya akan berubah

Diskusi Publik BKKBN Sumatera Utara, Sabtu Sore (30/11) (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Yolla membuktikan bahwa komentar buruk itu kedepannya akan berubah. Benar saja, komentar-komentar pujian seperti "enak ya jadi Yolla bisa dapat makeup gratis selalu atau sukses buat Yolla," mulai bermunculan.

"Saya memang bukan orang besar tapi saya yakin ke depan saya akan jadi orang yang lebi dari sekarang. Ambil sisi positifnya," terangnya.

3. Bambang F Wibowo: Santun dan berinteraksi baik sudah tertanam di dalam sekolah

Diskusi Publik BKKBN Sumatera Utara, Sabtu Sore (30/11) (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Sementara menurut Bambang F Wibowo, Pekerja Sosial dan Pegiat Literasi budaya untuk santun dan berinteraksi baik sudah tertanam di dalam sekolah-sekolah. Banyak kegiatan ekstrakurikuler dalam sekolah seperti Pramuka tumbuh membangun karakter muda.

"Sebetulnya budaya kita sudah mengatur bagaimana mengakomodair budaya. Namun tantangannya adalah kita ini sedang di masa kebanjiran informasi," kata Bambang.

"Literasi adalah baik ke fitrah kita. Berteman dengan yang baik baik. Bergaul dengan yang baik baik, InsyaAllah jadi pribadi yang baik," sambungnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Masdalena Napitupulu
Arifin Al Alamudi
Masdalena Napitupulu
EditorMasdalena Napitupulu
Follow Us