Lembaga Adat Melayu Riau Beri Gelar Kehormatan untuk Kapolri

IDN Times, Pekanbaru - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dianugerahi gelar kehormatan Ingatan Budi oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Sabtu (12/7/2025). Prosesi pengikhtirafan gelar kehormatan tersebut dilaksanakan secara resmi di Kantor LAM Riau, yang berada di Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru.
Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau Datuk Seri H Marjohan Yusuf menyampaikan, bahwa gelar tersebut merupakan bentuk penghargaan atas kiprah Polri yang dinilai menjaga keamanan sekaligus merawat nilai-nilai kebudayaan terkhusus di Bumi Lancang Kuning.
"Dalam penanganan Karhutla, jajaran Polda Riau terbukti mampu menurunkan intensitas kebakaran secara signifikan melalui pendekatan preventif dan kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan," ujar Datuk Seri Marjohan.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa Polri juga sukses dalam menjalankan program deradikalisasi berbasis kemanusiaan dan dialog, yang membawa dampak nyata bagi masyarakat.
"Hasilnya, sejumlah warga yang sebelumnya diduga terlibat jaringan radikal berhasil kembali ke tengah masyarakat dan keluarganya. Ini pendekatan yang patut diapresiasi," katanya.
1. LAM Riau jelaskan peran 3 Kapolda

Datuk Seri Marjohan menjelaskan, keberhasilan polisi di wilayah hukum Provinsi Riau tidak lepas dari kepemimpinan tiga Kapolda Riau dalam periode berbeda. Pertama, Irjen Pol Agung Setya Imam Effend dikenal melalui inovasi Dasbor Lancang Kuning, yang terbukti efektif dalam pengendalian Karhutla secara berbasis data dan teknologi.
Kemudian Komjen Pol Mohammad Iqbal yang selalu membawa filosofi 'Together We Are Strong', memperkuat sinergi Polri dengan masyarakat dan lembaga adat dalam menjaga keamanan daerah.
Terakhir Irjen Pol Herry Heryawan yang dikenal dekat dengan nilai-nilai adat melalui filosofi 'Melindungi Tuah, Menjaga Marwah', selaras dengan prinsip LAM Riau.
"Ketiganya memberi kontribusi besar yang menjadi bagian dari alasan kami memberikan gelar 'Ingatan Budi' kepada Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo," jelas Datuk Seri Marjohan.
2. Begini prosesinya

Dalam prosesi tersebut, Kapolri dikenakan tanjak sebagai tanda kehormatan, selempang yang menyimbolkan keagungan dan perlindungan, keris sebagai simbol kekuatan, serta kalung pingat sebagai pengikat persaudaraan.
Adapun puncak prosesi ditandai dengan tepuk tepung tawar, yakni ritual adat berupa percikan air dan dedaunan sebagai lambang harapan, doa keselamatan dan kebijaksanaan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menjelaskan, anugerah ini adalah bentuk penghormatan mendalam terhadap nilai budi yang menjadi inti dari budaya Melayu.
"Ingatan budi bukan sekadar memori, tetapi kesadaran moral yang melahirkan empati, penghargaan dan perilaku terpuji. Ini adalah nilai dasar peradaban yang menjadi jati diri masyarakat Melayu," jelas Datuk Seri Taufik.
Dalam amanahnya, Datuk Seri Taufik menegaskan, selain sebagai penghormatan, anugerah ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi besar Kapolri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Indonesia, termasuk di bumi Melayu Riau.
Menurutnya, Kapolri telah banyak menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk negeri ini, khususnya di Provinsi Riau, melalui penanganan kebakaran hutan dan lahan, pendekatan penegakan hukum yang humanis, serta kebijakan strategis yang dieksekusi secara presisi oleh jajaran Polda Riau.
Datuk Taufik juga secara khusus memuji Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, yang dinilainya telah menerjemahkan kebijakan Kapolri secara tepat dan efektif.
"Kapolda Riau adalah figur pemimpin yang tidak hanya menjalankan tugas dengan tegas, tetapi juga dengan sentuhan kemanusiaan. Ia menjadi wajah Polri yang bersahabat dan solutif di tengah masyarakat Melayu Riau," katanya.
3. Kapolri: Nilai budaya Melayu adalah jangkar peradaban dan arah moral bangsa

Sementara itu, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengucapkan rasa syukurnya dan apresiasi setinggi-tingginya atas anugerah tersebut. Ia memaknainya sebagai bentuk amanah moral, sekaligus pengingat agar pengabdian Polri tetap berpijak pada nilai-nilai luhur dan keikhlasan.
"Anugerah ini adalah pengingat bahwa setiap langkah pengabdian harus berakar pada budi dan nilai-nilai luhur. Ini akan menumbuhkan kebaikan yang dikenang dan dirasakan oleh masyarakat," ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran budaya dalam menjaga identitas bangsa, khususnya dalam menghadapi tantangan global seperti konflik geopolitik, krisis iklim dan disrupsi teknologi.
"Nilai budaya Melayu adalah jangkar peradaban dan arah moral bangsa. LAM Riau telah menjadi penjaga nilai itu, dan saya berharap terus menjadi garda terdepan dalam merawat toleransi, kerukunan dan gotong-royong," ujar Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Orang nomor satu di Polri itu juga menyerukan sinergi seluruh elemen masyarakat untuk menyukseskan agenda pembangunan nasional dan menjaga persatuan menuju Indonesia Emas 2045.
"Bangsa kita adalah bangsa yang beragam. Tapi dalam keberagaman itu kita satu kehendak, yaitu hidup rukun sebagai keluarga besar untuk mencapai cita-cita bersama. Persatuan adalah kekuatan kita," serunya.