Frugal Living Gen Z, Benjamin Menilai Banyak Perubahan Sosial

Medan, IDN Times - Mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan generasi yang lahir pada era dimana teknologi informasi tengah berkembang pesat.
Kelahiran di era tersebut juga banyak mengalami perubahan tatanan sosial ekonomi, dan juga disertai dengan sejumlah masa kelam krisis ekonomi yang harus dilewati. Disrupsi ekonomi menjadi bagian yang tak terelakkan dan berdampingan dengan masa tumbuh kembang kebanyakan generasi Z.
1. Gen Z tumbuh di saat inovasi teknologi perlahan merubah model bisnis
Pengamat ekonomi, Benjamin Gunawan menyoroti generasi Z tumbuh di saat inovasi teknologi perlahan merubah model bisnis maupun struktur industri pada umumnya.
Menurutnya, generasi Z memiliki cara yang berbeda dengan generasi sebelumnya dalam menempatkan dirinya agar bernilai di tengah masyarakat, dan di saat yang tidak jauh berbeda, generasi Z di Indonesia menghadapi masa kelam krisis ekonomi di tahun 1997 atau 1998, krisis ekonomi global di tahun 2008, dan krisis ekonomi di picu oleh wabah penyakit di tahun 2020 hingga 2022.
"Jadi saya pikir frugal living yang menjadi filosofi hidup yang diadopsi oleh generasi Z, bukanlah hasil dari sebuah proses pemikiran semata. Namun, ekosistem yang berkembang dimasa generasi Z juga memaksa mereka untuk menerapkan pola hidup yang lebih efisien," ujarnya.
Sebagai contoh, kata Benjamin otomatisasi di dalam sebuah industri telah mempersempit lapangan pekerjaan, mendorong generasi Z untuk berkreasi lebih keras memanfaatkan sumber daya yang ada.
2. Interaksi sosial ekonomi masyarakat berubah dari konvensional jadi interaksi dunia maya
Lanjutnya, tatanan sosial ekonomi mengalami perubahan signfiikan. Interaksi sosial ekonomi masyarakat berubah dari bentuk konvensional menjadi hubungan sosial yang berinteraksi di dunia maya.
"Yang turut menggiring aktifitas ekonomi berubah dari yang sebelumnya membutuhkan sarana fisik (uang tunai, pusat perbelanjaan), menjadi transaksi digital (uang elektronik, market place). Dan tidak hanya disitu, pola investasi juga berubah cukup signifikan," ucapnya.
Dari yang semula investasi yang mengedepankan bentuk fisik seperti produk tabungan atau simpanan, properti hingga komoditas dalam bentuk fisik, berubah menjadi aset digital seperti crypto currency, dompet digital, hingga produk pasar keuangan digital lainnya.
3. Frugal living memang berpeluang membuat output ekonomi mengalami penurunan
Dia menilai bahwa, frugal living memang berpeluang membuat output ekonomi mengalami penurunan. Sebab, frugal living membuat banyak rantai pasok barang maupun jasa hilang. Sebagai contoh bagaimana frugal living membuat produsen bisa terhubung secara langsung dengan konsumen. Dan menghapus lapangan pekerjaan pedagang yang menjadi perantara sebelumnya.
"Sehingga, kita banyak menemukan pasar (tradisional atau modern) yang tidak lagi bisa dihidupkan di era Gen Z saat ini. Tatanan ekonomi makro alami perubahan yang besar. Seperti penyerapan jumlah tenaga kerja yang jauh lebih sedikit untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi di era Gen Z, dibandingkan era sebelum tahun 1997," jelasnya.
"Saya menilai frugal living yang banyak diadposi oleh generasi Z lebih banyak didorong oleh faktor kesadaran dibandingkan dengan hanya tren semata. Dinamika sosial ekonomi dimasa Gen Z telah membuat mereka lebih memilih filosofi frugal living yang belakangan justru menjadi tren dikalangan masyarakat," tutupnya.