Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta tentang Kanker Usus yang Perlu Diketahui Sebelum Terlambat 

ilustrasi penderita kanker usus (freepik.com/gpointstudio)

Kanker usus, yang juga dikenal sebagai kanker kolorektal, termasuk salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia, meskipun sebenarnya bisa dicegah dan dideteksi lebih awal. Sayangnya, banyak orang justru abai karena gejalanya sering kali samar dan dianggap biasa saja. Padahal, penanganan sejak dini bisa meningkatkan harapan hidup secara signifikan. Itulah kenapa penting banget tahu fakta-fakta krusial tentang kanker usus sebelum semuanya jadi terlambat.

Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan pola makan yang kurang sehat, risiko terkena kanker usus bisa meningkat tanpa disadari. Apalagi buat yang jarang olahraga, doyan makanan olahan, dan punya riwayat keluarga dengan penyakit serupa. Yuk, bahas satu-satu fakta penting soal kanker usus supaya bisa lebih waspada dan menjaga diri sendiri maupun orang terdekat!

1. Kanker usus sering dimulai dari polip jinak

ilustrasi penderita kanker usus (freepik.com/jcomp)

Kanker usus gak langsung muncul begitu aja. Menurut American Cancer Society, sebagian besar kasus kanker usus bermula dari polip jinak di bagian dalam usus besar atau rektum. Polip ini biasanya gak bergejala dan tumbuh secara perlahan selama bertahun-tahun. Tapi kalau gak segera diangkat, polip bisa berubah jadi ganas dan berkembang jadi kanker yang sulit ditangani.

Deteksi dan pengangkatan polip bisa dilakukan lewat prosedur kolonoskopi secara berkala, terutama buat yang sudah berusia di atas 45 tahun atau punya riwayat keluarga. Deteksi dini lewat kolonoskopi terbukti menurunkan angka kematian akibat kanker usus secara signifikan. Jadi, meskipun terdengar menakutkan, pemeriksaan rutin ini justru bisa jadi penyelamat nyawa.

2. Gejalanya sering diabaikan karena terlihat ringan

ilustrasi penderita kanker usus (freepik.com/jcomp)

Kanker usus punya gejala yang bisa bikin orang menyepelekan. Beberapa gejala awal yang umum termasuk perubahan kebiasaan buang air besar, seperti diare berkepanjangan atau sembelit yang datang tiba-tiba. Ada juga yang mengalami perasaan gak tuntas setelah BAB, kembung terus-menerus, atau muncul darah pada tinja. Gejala-gejala ini kadang dianggap sebagai masalah pencernaan biasa, padahal bisa jadi alarm bahaya.

Menurut National Cancer Institute, salah satu alasan kenapa kanker usus sering terdiagnosis di tahap lanjut adalah karena banyak pasien baru sadar setelah gejala semakin parah. Sakit perut yang sering muncul tanpa sebab jelas juga perlu dicurigai. Jadi, penting banget untuk gak mengabaikan perubahan-perubahan kecil pada tubuh, apalagi yang terjadi secara konsisten dalam waktu lama.

3. Gaya hidup sangat mempengaruhi risiko kanker usus

ilustrasi pola makan tidak sehat (freepik.com/wayhomestudio)

Gak cuma faktor genetik, gaya hidup sehari-hari juga berperan besar dalam meningkatkan risiko kanker usus. Konsumsi tinggi daging merah dan daging olahan, kurang makan serat, serta minimnya aktivitas fisik jadi penyebab utama menurut World Health Organization. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga memperbesar risiko secara signifikan.

Juniper Publishers menunjukkan bahwa pola makan sehat berbasis nabati bisa menurunkan risiko kanker kolorektal hingga 22%. Selain itu, olahraga rutin minimal 150 menit per minggu juga terbukti memberikan perlindungan terhadap pertumbuhan sel kanker. Jadi, memperbaiki pola makan dan mulai aktif bergerak bisa jadi langkah awal yang powerful buat melawan kanker ini.

4. Kanker usus bisa terjadi pada usia muda

ilustrasi penderita kanker usus (freepik.com/gpointstudio)

Dulu, kanker usus lebih sering menyerang orang usia 50 tahun ke atas. Tapi sekarang, trennya mulai bergeser. Menurut laporan dari American Cancer Society, angka kejadian kanker usus di usia di bawah 50 tahun meningkat drastis dalam dua dekade terakhir. Banyak kasus muncul di usia 20–30-an, dan sering kali terdeteksi saat sudah stadium lanjut.

Fenomena ini diduga kuat berkaitan dengan pola hidup modern yang gak seimbang, banyak duduk, makan cepat saji, dan stres tinggi. Yang bikin miris, orang muda cenderung gak curiga dengan gejala-gejala seperti darah di feses atau perut kram terus-menerus. Akibatnya, diagnosis terlambat jadi hal yang umum terjadi. Edukasi tentang kanker usus di usia muda kini makin penting untuk dilakukan.

5. Deteksi dini meningkatkan harapan hidup hingga 90%

ilustrasi penderita kanker usus (freepik.com/partystock)

Fakta paling powerful dari kanker usus adalah kalau terdeteksi di tahap awal, peluang sembuhnya sangat tinggi. Data dari National Institute of Health menyebutkan bahwa tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker usus stadium awal bisa mencapai lebih dari 90%. Sayangnya, angka ini turun drastis jika kanker sudah menyebar ke organ lain.

Pemeriksaan rutin seperti kolonoskopi, sigmoidoskopi, atau tes darah samar pada tinja (FOBT) bisa bantu deteksi kanker sebelum muncul gejala. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, orang yang mulai skrining di usia 45 tahun akan memiliki peluang lebih besar untuk menangkap kanker usus di tahap awal. Deteksi dini bukan cuma soal medis, tapi soal memberikan waktu dan harapan hidup lebih panjang buat banyak orang.

Kanker usus memang terdengar menyeramkan, tapi sebenarnya bisa dicegah dan dikendalikan kalau tahu caranya sejak dini. Edukasi, deteksi, dan perubahan gaya hidup jadi kunci penting dalam menurunkan risikonya. Jangan tunggu sampai muncul gejala parah, lebih baik waspada sekarang daripada menyesal nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us