Karateka Fahri Meninggal Kecelakaan Bus, Sang Ibu juga Jadi Korban Luka

- Ibu Fahri menonton langsung anaknya yang bertanding di Padang, namun bus ALS yang ditumpangi anak-anak kecelakaan, menyebabkan Fahri meninggal dunia dan Ibu serta abangnya luka-luka.
- Ibu Fahri awalnya berangkat sendirian ke Padang untuk menemui kedua anaknya yang bertanding, namun memutuskan pulang ikut bersama rombongan tanpa menyangka akan terjadi kecelakaan.
- Fahri sendiri mulai ikut karate sejak tahun 2021 dan telah 3 kali menjadi juara. Sebelum kecelakaan, ia kehilangan sabuk coklatnya, yang membuat ayahnya merasa ada firasat buruk.
Medan, IDN Times - Faris Fauzi menahan air matanya yang berdesakkan ingin meluruh kala menunggu kepulangan jenazah anaknya, Fahri Akbar (11). Fahri adalah karateka muda asal Medan Tembung yang meninggal dunia bersama Muhammad Dijhey Lexsie dalam kecelakaan maut bus ALS di Padang Pariaman, Minggu (7/9/2025) malam.
Selain 2 korban meninggal, rombongan karateka kontingen Sumut juga mengalami luka-luka. Termasuk Ibu Fahri dan abangnya yang ikut rombongan. Kepala Ibu Fahri robek dan mendapatkan beberapa jahitan karena terbentur.
1. Ibu Fahri menonton langsung anaknya yang bertanding di Padang

Faris melemas begitu mendapat kabar bahwa bus ALS yang ditumpangi anak-anak dan istrinya kecelakaan. Terlebih dalam kecelakaan ini anak nomor duanya, Fahri Akbar, dinyatakan meninggal dunia.
"Jadi mereka ada Kejurnas Karate Shukaido di Padang, mereka perwakilan Sumut, berangkat tanggal 3 September hari Rabu," kata Faris, Senin (8/9/2025).
Esoknya, Ibu Fahri menyusul kedua anaknya yang bertanding. Ia berangkat sendirian ke Padang, Sumatera Barat. Karena suaminya takut jika terjadi sesuatu dengan anaknya itu. Terlebih kontingen Sumut hanya ditemani 10 gurunya saja.
"Pertandingan hari Sabtu dan Minggu. Rencananya pulang Senin. Tapi mereka akhirnya memutuskan pulang hari itu juga naik bus ALS yang disewa," lanjutnya.
2. Fahri meninggal dunia di tempat, Ibu dan abangnya luka-luka

Jika sebelumnya berangkat sendirian, Ibu Fahri memutuskan pulang ikut bersama rombongan. Tanpa mereka sangka bahwa setelah keluar dari Tol, bus mengalami kecelakaan di satu tikungan.
"Jadi kondisinya setelah kecelakaan itu, Ibu Fahri kepalanya bocor. Bagian belakang kepalanya sudah dijahit," jelas Faris Fauzi.
Faris juga syok ketika mendengar bahwa anak sulungnya juga luka-luka. Abang Fahri yang bernama Fatir mengalami patah di tangan kirinya.
"Abangnya Fahri atlet juga. Abang beradik atlet Karate Shindoka. Anak saya Fahri yang meninggal kelas 6 SD. Abangnya kelas 2 SMP," beber pria berusia 42 tahun itu.
3. Seminggu sebelum meninggal, Fahri kehilangan sabuk coklatnya

Fahri sendiri mulai ikut karate sejak tahun 2021. Selama 5 kali ikut turnamen, bocah berusia 11 tahun itu telah 3 kali menjadi juara.
"Mengingat insiden ini mereka naik kendaraan umum, saya harap kedepannya para sopir bisa lebih baik lagi dalam berkendaea. Terakhir saya dengar sopirnya ini kabur. Saya berharap kalau bisa, beliau bertanggung jawab," harap Faris Fauzy.
Bapak 3 anak ini sempat berfirasat akan terjadi suatu hal yang tak mengenakan. Anaknya, Fahri, yang dikenal periang dan suka mengobrol pada saat itu kehilangan sabuknya.
"Seminggu sebelum mereka berangkat itu, Fahri kehilangan sabuknya. Fahri dan abangnya sama-sama sabuk coklat. Jadi di rumah ada dua sabuk. Setelah kejadian ini saya baru merasa kayaknya itulah pertandanya," pungkas Faris.