Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bulog Kembali Gelontorkan Beras, Diprediksi Ada Penurunan Harga Beras

IMG_5590.jpg
Beras merek premium di supermarket dibongkar untuk tidak dipajang (IDN Times/Indah Permata Sari)
Intinya sih...
  • Penurunan harga beras dinilai terbilang lamban pada beberapa pekan belakangan ini. BPS mencatat ada kenaikan harga beras di bulan Agustus kemarin.
  • Ada kekhawatiran yang mengusik disaat musim panen, dimana panen tidak serta merta secara otomatis menurunkan harga beras. Harga beras kedepan bisa dengan mudah berbalik arah dan mengalami kenaikan.
  • Beras yang diproduksi tidak mengendap dalam waktu yang lama seperti biasanya. Kecenderungan sirkulasi pasokan beras di level kilang berputar dengan sangat cepat, menandakan langkah Bulog tepat untuk menekan harga di lapangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Distribusi beras dalam jumlah signifikan oleh Bulog tentunya akan direspon positif pasar, khususnya para konsumen di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Terlebih harga beras SPHP yang disalurkan dengan harga Rp13.100 per Kg, dengan jumlah sekitar 8.400 ton itu terbilang cukup signifikan ditengah musim panen yang tengah berlangsung di Sumut.

Panen dimulai sejak bulan Agustus kemarin telah menekan harga beras di level kilang, dalam rentang harga Rp13.300 hingga Rp13.800 per Kg.

1. Penurunan harga beras dinilai terbilang lamban pada beberapa pekan belakangan ini

IMG_5592.jpg
Beras merek premium di supermarket dibongkar untuk tidak dipajang (IDN Times/Indah Permata Sari)

Namun, penurunan harga beras dinilai terbilang lamban pada beberapa pekan belakangan ini. Bahkan, BPS mencatat ada kenaikan harga beras di bulan Agustus kemarin.

"Walaupun temuan saya dilapangan terdapat sejumlah beras yang alami penurunan di bulan kemarin. Sayangnya, penurunan tidak terjadi serentak, bahkan masih ada beras yang justru mengalami kenaikan harga," kata pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, pada Rabu (10/9/2025).

Langkah Bulog ini diharapkan mampu menjadi pemicu penurunan harga beras di level konsumen.

"Karena petani sendiri juga menjual gabahnya dalam rentang harga Ro6.200 hingga Ro6.700 per Kg, atau lebih rendah dari bulan Juli yang sempat menyentuh Ro8.300 per Kg nya.

2. Ada beberapa kekhawatiran yang mengusik disaat musim panen

IMG_5593.jpg
Beras merek premium di supermarket dibongkar untuk tidak dipajang (IDN Times/Indah Permata Sari)

Menurut Gunawan, sebenarnya ada beberapa kekhawatiran yang mengusik disaat musim panen kali ini. Dimana panen tidak serta merta secara otomatis menurunkan harga beras.

"Beberapa hal yang mengusik diantaranya adalah adanya kemungkinan penurunan yang terbatas pada harga beras selama musim panen berlangsung. Ini akan menjadi masalah karena harga beras kedepan bisa dengan mudah berbalik arah dan mengalami kenaikan. Terlebih jika panen yang terjadi saat ini justru tidak membuat cadangan beras produsen naik signifikan," jelasnya.

3. Beras yang diproduksi tidak mengendap dalam waktu yang lama seperti biasanya

ilustrasi beras (freepik.com/freepik)
ilustrasi beras (freepik.com/freepik)

Ada kecenderungan sirkulasi pasokan beras di level kilang berputar dengan sangat cepat, yang menandakan bahwa beras yang diproduksi tidak mengendap dalam waktu yang lama seperti biasanya. Hal ini bisa terjadi jika beras SPHP tidak membanjiri pasar, dan langkah Bulog ini dipikir sudah tepat jika ingin menekan harga di lapangan.

"Dan bagi pemerintah sebaiknya melakukan estimasi perhitungan pasokan dimasa mendatang. Kita sangat bergantung pada data yang akurat untuk memastikan bahwa stok di masa datang akan mampu memenhuhi semua kebutuhan beras masyarakat. Untuk menghindari potensi terjadinya gejolak harga beras disaat musim panen usai," tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Terbukti Korupsi, Eks Pj Wali Kota Pekanbaru Divonis 5,5 Tahun Penjara

10 Sep 2025, 22:55 WIBNews