Botot Penampung Besi Jam Operasi Malam Hari Digerebek, 7 Orang Tersangka

Medan, IDN Times - Diksi "rayap besi" menjadi satu hal yang tidak asing lagi bagi warga Kota Medan. Frasa nomina itu merujuk pada orang yang kerap mencuri besi-besi fasilitas umum hingga milik warga lainnya, yang kemudian hasilnya dijual hingga memperoleh keuntungan.
Meskipun yang dicuri tampak sedikit, namun Kapolrestabes Medan Kombes Calvijn Simanjuntak mengatakan kerugian lama-lama semakin besar karena dilakukan terus-menerus. Terbaru, pihaknya menangkap 7 orang tersangka terdiri dari pekerja hingga orang yang memasok besi-besi curian itu. Dalam kasus ini, Polrestabes Medan masih punya PR untuk mengungkap siapa pemilik gudang botot yang beroperasi pada jam-jam malam itu.
1. Gudang botot digerebek, karyawan dan penjual besi curian diringkus

Sebanyak 70 tersangka dari 45 kasus pencurian besi ditangkap. Selain para eksekutor yang menjarah besi-besi rumah kosong, penadah juga diamankan. Mereka ialah pekerja di salah satu gudang botot yang ada di Medan Tembung.
"Kemarin kami mengungkap sampai dengan penampungnya. Ada satu botot di wilayah Tembung. Ternyata di sana ada aktivitas penjualan botot (besi). Dari kasus ini ada 5 tersangka," kata Calvijn, Sabtu (25/10/2025) sore.
Selain menangkap rayap besi yang menjual barang curiannya, Polrestabes Medan juga mengamankan pekerja di botot tersebut. Meskipun begitu, polisi belum mampu mengungkap siapa pemilik dari gudang botot itu.
"Kemudian penadahnya kita tangkap 2. Mereka ini adalah karyawannya. Nah sementara kami masih mencari siapa pemilik dari botot tersebut," lanjutnya.
2. Siang tutup, uniknya gudang botot di Medan Tembung beroperasi tengah malam

Ia mengatakan bahwa gudang botot yang berada di Medan Tembung itu beraktivitas pada malam hari. Bahkan bukanya tengah malam di jam-jam rawan.
"Penangkapan ini penting untuk menutup mata rantai supaya tak jadi lingkaran setan. Modus botot saya lihat buka dini hari dari 00.00 WIB sampai 05.00 WIB. Artinya, kan, mereka khusus menampung (besi curian) itu," jelas Calvijn.
Besi yang dijual ke pengepul mayoritas adalah barang curian. Mulai dari besi-besi bekas proyek sampai jerjak dan pagar.
"Yang perlu diantisipasi kenapa banyaknya rayap besi, di mana sasaran mereka membongkar gudang dan rumah untuk diambil isinya. Rumah itu rata-rata kosong dan sekitarnya gelap," akunya.
3. Kecamatan Medan Tembung posisi teratas kasus pencurian besi, masih banyak sudut kota yang gelap

Dari data yang diperoleh, ada sejumlah tempat di Kota Medan yang sangat rawan pencurian besi. Calvijn menuturkan bahwa ranking teratas berada di Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Tembung.
"Rayap besi dan kayu yang kita antisipasi adalah Kecamatan Tembung. Begitu pula akarnya yakni narkoba, paling banyak kasus di Medan Perjuangan, Medan Tembung, dan Percut. Ini masuk wilayah hukum Polsek Medan Tembung," ungkap Kapolrestabes Medan.
Ditanya soal sudut-sudut Kota Medan masih banyak yang gelap, Calvijn membenarkan. Terlebih tempat-tempat gelap memicu para pencuri berani mengendap-endap dan melancarkan aksinya.
"Ini saya komunikasikan ke Pak Wali Kota di mana titik-titik tertentu sudah kita data yang minim penerangan agar dipasang penerangan. Gitu juga dengan (pemasangan) CCTV. Minimal ada cctv yang menghadap depan, kiri, kanan. Saya percaya ini dapat mengeliminir tindak pidana pencurian tersebut," pungkasnya.


















