Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BKSDA Bawa Pulang 4 Orangutan Hasil Perdagangan Ilegal dari Thailand

Videoshot_20251224_135645.jpg
Kepala BKSDA Sumut, Novita Kusumawardani (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Intinya sih...
  • 4 orang utan dipulangkan dari Thailand, di antaranya 3 orang utan Sumatra dan 1 orang utan Tapanuli
  • Orangutan yang dipulangkan dari Thailand merupakan korban perdagangan ilegal, sering dijadikan peliharaan dan pemain sirkus
  • Setelah direhabilitasi, orangutan akan dirilis ke habitatnya masing-masing
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Deli Serdang, IDN Times - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut bawa pulang kembali 4 orangutan dari Thailand, Rabu (24/12/2025). Langkah ini dilakukan usai terungkapnya perdagangan ilegal (illegal trading) beberapa waktu lalu.

Empat orangutan ini disebut Kepala BKSDA hampir saja dimanfaatkan sebagai hewan peliharaan dan dilatih jadi pemain sirkus. Meski baru berumur satu tahun, namun orang utan tersebut sudah diperjualbelikan secara ilegal.

1. 4 orang utan dipulangkan dari Thailand, di antaranya 3 orang utan Sumatra dan 1 orang utan Tapanuli

IMG_20251224_140027.jpg
Terminal Kargo Kualanamu (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Kepala BKSDA Sumut, Novita Kusumawardani, membenarkan pemulangan 4 orangutan tersebut. Ia beserta tim tampak sedang menunggu kedatangan hewan endemik Sumatra itu di Kualanamu.

"Alhamdulillah, siang hari ini telah tiba kembali di Medan 4 orangutan dari Thailand. Di antaranya 3 orang utan Sumatra dan 1 orang utan Tapanuli," kata Novita, Rabu (24/12/2025).

Empat orangutan itu masing-masing ada yang berjenis kelamin jantan dan betina. Dengan rincian 2 orang utan Sumatra berjenis kelamin jantan dan 1 orang utan Sumatra berjenis kelamin betina. Sementara orangutan Tapanuli hanya 1 saja dan berjenis kelamin betina.

"Kemarin sore tiba di Jakarta dan diterima langsung oleh Bapak Menteri Kehutanan serta instansi terkait. Di Medan juga hari ini kita bersama Badan Karantina, Bea Cukai, mendukung untuk mengembalikan 4 orangutan ini. Berikutnya kita akan bawa ke Sumatra Rescue Alliance untuk direhabilitasi," lanjutnya.

2. Orangutan yang dipulangkan dari Thailand merupakan korban perdagangan ilegal, sering dijadikan peliharaan dan pemain sirkus

Videoshot_20251224_135645.jpg
Kepala BKSDA Sumut, Novita Kusumawardani (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Novita menjelaskan mengapa 4 orangutan itu bisa berada di Thailand. Ternyata hal ini tak lepas dari perilaku perdagangan ilegal di Indonesia dengan "negeri seribu pagoda".

"Iya, ada hasil dari operasi ilegal trading. Tapi proses hukumnya sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Thailand," jelas Novita.

Dari sejumlah kasus yang pernah terjadi, disebut Novita, orang utan dijualbelikan untuk dijadikan hewan peliharaan. Bahkan tak jarang dilibatkan sebagai bagian dari pemain sirkus.

"Biasanya seperti itu. Dan kita nanti sama-sama berkomitmen kerja sama dengan teman-teman APH (Aparat Penegak Hukum) juga untuk mencegah ilegal trading di masa yang akan datang," akunya.

3. Setelah direhabilitasi, orangutan akan dirilis ke habitatnya masing-masing

Orangutan Tapanuli di Hutan Batangtoru Tapanuli Selatan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
Orangutan Tapanuli di Hutan Batangtoru Tapanuli Selatan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Besar harapan BKSDA agar 4 orangutan yang dijual-belikan secara ilegal ini dapat hidup lestari di hutan. Dalam waktu dekat pihaknya akan melepasliarkannya.

"Operasi yang dilakukan Pemerintah Thailand itu di bulan Januari dan bulan Mei. Jadi, usia orangutannya kurang lebih 1 tahun. Masih kecil, ya. Jadi setelah dilakukan asesmen baik itu kesehatan maupun perilaku, kita optimis nanti bisa kembali ke alam serta layak dilepasliarkan," beber Novita.

Proses repatriasi hewan dilindungi ini baru pertama dilakukan di tahun 2025. BKSDA kini tengah fokus untuk merehabilitasinya terlebih dahulu.

"Proses rehabilitasi tergantung dengan asesemen dari sisi perilaku, dia siap atau tidak, dan dari sisi kesehatan. Setelah dia siap, itu akan segera kita rilis di habitat yang sesuai dengan jenisnya masing-masing," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Pada 2025, Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Binjai Tembus Rp49 Miliar

25 Des 2025, 07:00 WIBNews