Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Angka Kelahiran Usia Dini di Sumut Diklaim Menurun

ilustrasi kelahiran (unsplash.com/@joshuaryanphoto)
ilustrasi kelahiran (unsplash.com/@joshuaryanphoto)

Medan, IDN Times – Upaya pengendalian penduduk di Sumatera Utara (Sumut) diklaim menunjukkan perkembangan signifikan. Tren kelahiran usia dini menurun dan pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) terus mendekati angka ideal.

Kondisi ini disebut menjadi sinyal positif bagi pembangunan kependudukan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

1. Angka kelahiran usia dini turun, capai level terbaik dalam lima dekade

ilustrasi kelahiran prematur (unsplash.com/Alexander Grey)
ilustrasi kelahiran prematur (unsplash.com/Alexander Grey)

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinas P3AKB Sumut, Laura Ance Sinaga, memaparkan bahwa angka kelahiran pada kelompok usia 15–19 tahun terus mengalami penurunan.

Berdasarkan indikator Age Specific Fertility Rate (Angka Kelahiran Menurut Umur) angka tersebut mencapai 17,3 kelahiran per 1.000 perempuan pada 2024, lebih rendah dari angka nasional yang berada di level 18.

“Angka kelahiran pada usia dini di Sumut lebih baik dibanding angka nasional. Ada pergeseran pola pikir yang menunjukkan kesadaran akan pentingnya kemandirian ekonomi dan persiapan yang matang sebelum membangun keluarga bagi perempuan saat ini,” jelas Laura.

Ia menyebutkan, angka kelahiran usia dini di Sumut pada 1971 masih berada di angka 129 per 1.000 perempuan, lalu turun drastis menjadi 22 pada 2021, dan kembali menurun menjadi 17 pada 2024.

2. 14 daerah masih tinggi kelahiran dini, butuh kolaborasi lintas instansi

ilustrasi kelahiran (unsplash.com/@itshoobastank)
ilustrasi kelahiran (unsplash.com/@itshoobastank)

Meski menunjukkan tren positif, Laura menegaskan masih ada 14 kabupaten/kota dengan angka kelahiran usia dini yang tergolong tinggi, seperti Paluta, Padang Lawas, Sergai, Karo, Nias Selatan, Madina, Labuhanbatu, Tapsel, Asahan, Labusel, Deli Serdang, Nias Barat, Nias, dan Labura.

Sementara itu, daerah dengan tingkat kelahiran dini yang rendah berada di Toba, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, dan Pematangsiantar.

Untuk menekan angka tersebut, Dinas P3AKB mengajak kolaborasi berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja.

“Kami tetap memberikan pengetahuan tentang dampak pernikahan usia dini sehingga bisa memberikan pemahaman yang baik kepada mereka,” ujarnya.

3. Capaian program KB membaik, namun generasi muda hadapi tren ‘freechild’

Ilustrasi kelahiran bayi (unsplash.com/Christian Bowen)
Ilustrasi kelahiran bayi (unsplash.com/Christian Bowen)

Laura juga menjelaskan perkembangan program KB berdasarkan sensus penduduk. Total Fertility Rate (TFR) di Sumut turun dari 2,48 pada 2020 menjadi 2,36 pada 2024, yang berarti rata-rata perempuan usia subur memiliki 2–3 anak.

“Untuk Indonesia angkanya mencapai turun 2,16. Standarnya 2,1. Jadi ga boleh di bawah standar… Pemprov Sumut berhasil mengendalikan pertumbuhan penduduk,” kata Laura.

Ia mengakui tantangan baru muncul dari tren generasi muda yang makin condong pada pilihan hidup tanpa anak (freechild).

Share
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Fakta Tersembunyi di Balik Uap Vape

19 Nov 2025, 07:00 WIBNews