31 Imigran Rohingya Kabur dari Tempat Penampungan Usai Bobol Pagar

Lhokseumawe, IDN Times - 31 imigran etnis Rohingya asal Myanmar yang ditampung di tempat pengungsian sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) Lhokseumawe, Kota Lhokseumawe, Aceh, kabur usai membobol pagar, pada Kamis (10/2/2022).
“Kemarin kejadiannya terjadi pada 10 Februari antara pukul 06.00 WIB sampa pukul 07.00 WIB. Kebetulan kondisi tempat penampuangn dan Kota Lhokseumawe sedang dilanda hujan deras,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Rohingya di Lhokseumawe, Marzuki, saat dikonfirmasi, pada Jumat (11/2/2022).
1.Seng pagar tempat penampungan diduga dipotong sebelum kabur

Marzuki mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti bagaimana kronologi kaburnya puluhan imigran tersebut. Akan tetapi, baru diketahui oleh pihak UNHCR dan petugas yang melakukan penjagaan ketika melakukan patroli seputaran tempat penampungan itu.
“Cuma cara mereka kabur, mereka membobol pagar kamp pengungsi dari belakang. Membobol dengan mengguntingkan seng pagar belakang. Mereka meloloskan diri dari lubang tersebut,” ucapnya.
Melihat kondisi pagar rusak, petugas dan pihak NGO langsung melakukan pendataan para pengungsi. Hasilnya diketahui bahwa 31 imigran Rohingya, terdiri 28 perempuan dan tiga pria, dinyatakan telah melarikan diri dari tempat penampungan.
2.Diindikasi ada terlibat oknum yang melakukan tindak pidana perdagangan orang

Kaburnya imigran asal Myanmar dalam jumlah besar dari tempat penampungan yang terletak di kawasan Gampong Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, tersebut diduga Marzuki, melibatkan beberapa oknum.
“Memang kami menduga seperti itu. Tidak mungkin bisa kabur sekaligus dalam jumlah besar seperti itu. Sehingga kita duga kaburnya ini memang dilakukan secara terorganisir oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” jelas Marzuki.
“Intinya, jika penegak hukum mendapati mereka, tentunya akan dilakukan proses hukum karena ini termasuk tindak pidana perdagana orang (TPPO),” imbuhnya.
3.Menambah sarana dan prasarana baru di tempat pengungsian untuk pengamanan

Untuk meminimalisir kembali kabur para imigran dari tempat penampungan, pihak UNHCR, IOM, dan aparat keamanan, telah memasang sejumlah sarana pendukung pengamanan. Seperti menempati empat unit CCTV, empat unit lampu sorot, dan juga membangun satu pos pengintai di bagian belakang tempat penampungan.
Tidak hanya itu, guna mencegah terjadinya komunikasi antara pengungsi yang ada di dalam dengan pihak luar, pihak imigran dikatakan Marzuki juga telah melakukan razia telepon genggam. Kegiatan itu dilakukan sejak para etnis Rohingya ditempatkan di penampungan tersebut.
“Banyak hp (handphone) yang disita, karena menduga ini yang menjadi salah satu penyebab interaksi dari dalam ke luar dan dari luar ke dalam. Itu lewat alat komunikasi,” ucap Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Rohingya di Lhokseumawe.
4.Jumlah pengungsi di tempat penampungan tinggal 41 orang

Sebelumnya, total keseluruhan imigran asal Myanmar yang ditampung di BLK Lhokseumawe yakni 105 orang terdiri dari 80 orang perempuan dewasa, delapan orang laki-laki dewasa, 11 orang anak perempuan, dan enam orang anak laki-laki.
Seiring berjalannya waktu, puluhan etnis Rohingya dikabarkan kabur secara bertahap, termasuk 31 orang yang baru kabur pada 10 Februari 2022.
“Sampai saat ini masih tersisa 41 orang dari jumlah awal 105 orang,” tutupnya.