3 Warga Pulau Rempang Bebas, Polisi Hentikan Penyidikan Melalui SP3

Batam, IDN Times - Polresta Barelang menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap tiga warga Pulau Rempang yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka.
Penetapan tersangka tiga warga Pulau Rempang tersebut diduga karena melanggar Pasal 333 KUHP tentang perampasan kemerdekaan. Penetapam ini merupakan buntut dari aksi penyerangan karyawan PT Makmur Elok Graha (MEG) di Pulau Rempang pada 17-18 Desember 2024.
"Per hari ini, Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang telah menerima Surat SP3 dari Polres Barelang terkait penetapan tiga warga Rempang sebagai tersangka," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Saron Batam, Supriardoyo Simanjuntak, Senin (18/2/2025).
1. Langkah penerbitan SP 3 dinilai sudah tepat

Supriardoyo menilai, langkah yang diambil Polresta Barelang dalam penerbitan SP3 kepada tiga warga Pulau Rempang sudah tepat.
"Berdasarkan keterangan tersangka serta saksi yang dihadirkan dalam proses hukum, tidak ditemukan minimal dua alat bukti yang cukup untuk menjerat para tersangka, termasuk Siti Hawa (67), Sani Rio (37), dan Abu Bakar (54)," ujarnya.
2. Meminta polisi mengusut secara tuntas kasus penyerangan di Pulau Rempang

Atas dasar tersebut, LBH Mawar Saron juga mendorong pihak kepolisian, dalam hal ini Polresta Barelang dan Polda Kepri untuk mengusut tuntas dugaan penyerangan terhadap warga Pulau Rempang.
"Kami terus mendorong agar pelaku penyerangan terhadap warga harus diproses secara hukum yang diduga berasal dari PT MEG tersebut dan dibuka seluas luasnya siapa siapa saja yang memang turut serta melakukan penyerangan tersebut," ungkapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga saat ini tengah melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian di Polresta Barelang terkait Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari laporan polisi satu warga Pulau Rempang yang masih berperoses.
3. Tiga laporan polisi telah dicabut

Di dalam insiden yang sama, sebelumnya PT MEG dan warga Pulau Rempang yang turut menjadi korban kericuhan mengambil langkah perdamaian. Dari langkah itu, sebanyak 5 warga mendapatkan kompensasi dari PT MEG, dan dua laporan warga serta satu laporan dari PT MEG ke Polresta Barelang di cabut.
Meski begitu, di dalam insiden kericuhan ini, masih terdapat satu laporan warga Sembulang yang berperoses di Polresta Barelang, dan membuat dua karyawan PT MEG ditetapkan sebagai tersangka.
Untuk diketahui, PT Makmur Elok Graha (MEG), anak perusahaan dari Arta Graha Group ditunjuk pemerintah untuk mengelola Pulau Rempang yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini mencakup pengembangan kawasan Rempang Eco-City dengan luas lahan sekitar 17.000 hektare.
Namun, hingga kini, proyek tersebut masih menghadapi hambatan karena mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Setidaknya 7.500 warga di 16 kampung tua terdampak PSN ini, dan menolak untuk direlokasi dari tanah yang telah mereka tempati secara turun-temurun.