Kisah Pengusaha Keranjang Parcel yang Babak Belur Dihantam Corona

Pengusaha minta solusi konkret dari pemerintah

Pekanbaru, IDN Times – Perajin rotan merasakan dampak signifikan di masa pandemik corona. Usaha mereka lesu. Padahal, saat Ramadan biasanya omzet meningkat. Sejalan dengan permintaan keranjang parcel yang meningkat pula.

Di Riau, para pengusaha kini hanya bisa gigit jari. Jumlah orderan terjun bebas.

Asosiasi Perajin Rotan Riau (Aspri) meminta solusi dari pemerintah. Setidaknya mereka juga bisa menstabilkan omzet.

Baca Juga: Terapkan Karantina Kesehatan, Pemko Medan Lakukan Screening Hari Ini

1. Minta pemerintah longgarkan larangan pengiriman parcel

Kisah Pengusaha Keranjang Parcel yang Babak Belur Dihantam Coronakenesfood.com

Ketua Aspri Sugianto mengatakan, salah satu solusi untuk mendongkrak omzet adalah dengan tidak memberlakukan larangan pemberian parcel di kalangan pemerintahan. Itu dilakukan selama masa pandemik corona.

"Kalau bisa kirim parsel Lebaran, akan sangat bagus buat perajin,"kata Sugianto, seperti dilansir dari ANTARA, Jumat (1/5).

2. PSBB Pekanbaru juga menambah sepi orderan

Kisah Pengusaha Keranjang Parcel yang Babak Belur Dihantam CoronaSejumlah pemulung yang sebutan lokalnya penjual kara-kara, mengenakan masker saat bekerja pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (22/4/2020). Banyak pekerja informal yang terpaksa tetap bekerja di luar rumah saat pelaksanaan PSBB untuk memutus rantai wabah COVID-19, karena bantuan sosial pemerintah belum disalurkan untuk membuat mereka tetap di rumah (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Dia menjelaskan bisnis kerajinan rotan yang semuanya tergolong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat terdampak pada masa pandemi COVID-19.

Pembeli dari luar daerah mulai menghentikan permintaan. Apalagi setelah Pemerintah Kota Pekanbaru memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak 17 April lalu.

"Pembeli dari Duri, Dumai, Rengat, tidak berani ke Pekanbaru,"ujarnya.

Saat ini mereka hanya mengandalkan media sosial untuk mempromosikan produknya. Namun, menurut dia, pada kondisi seperti ini, kendala juga datang dari proses pengiriman barang. Permintaan keranjang rotan untuk parsel juga anjlok, padahal pada tahun lalu permintaan keranjang sudah mengalir sejak sebelum memasuki Ramadhan.

3. Omzet menurun di tengah pandemik

Kisah Pengusaha Keranjang Parcel yang Babak Belur Dihantam CoronaPerajin rotan di Pekanvaru (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pelanggan utama keranjang parsel seperti dari pusat perbelanjaan modern sudah berhenti memesan saat pemberlakuan PSBB. "Tahun lalu terjual ribuan keranjang, sampai juga 1.500 keranjang. Sekarang ini baru laku 300 keranjang dan stop karena PSBB di Pekanbaru," ujarnya.

Ia mengatakan harga keranjang parsel masih sama seperti tahun lalu, berkisar Rp20.000 hingga Rp30.000 tergantung ukurannya.

Meski demikian, pada kondisi terjadinya wabah, perajin mengharapkan adanya kelonggaran supaya pembelian keranjang rotan untuk parsel dapat meningkat.

"Sekarang kami hanya bisa bertahan, berharap tidak sampai merumahkan pekerja," kata Sugianto yang memiliki 15 orang pekerja.

Baca Juga: 48 Tenaga Medis Taput yang Positif Corona Dalam Keadaan Baik

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya