Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Toge Panyabungan Jadi Primadona Takjil Ramadan di Kota Medan 

Toge Panyabungan Martondi yang terletak di Jalan Letda Sudjono (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Seolah menjadi primadona dalam dunia takjil, Toge Penyabungan selalu diserbu banyak pembeli pada bulan suci Ramadan. Maka tak heran jika kuliner khas dari Mandailing Natal itu cepat sekali ludesnya.

Rasa manis yang menjadi identitas dari Toge Penyabungan membuat siapapun tak mudah lupa dengan sensasinya ketika sampai di lidah. Terlebih takjil satu ini berisi campuran yang sangat ramai. Bukan hanya santan, gula merah, dan cendol saja, namun ada juga ketan, tape, candil, dan lupis.

1. Toge Panyabungan bercampur dengan lupis, pulut hitam, candil, tape, gula aren, dan cendol

Toge Panyabungan, panganan khas Mandailing Natal jadi primadona takjil di Medan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Berdiri di tempat yang strategis, warung Toge Panyabungan Martondi selalu menjadi sasaran pemburu takjil. Dan Toge Panyabungan yang mereka jual menjadi cemilan paling laris dibeli.

"Toge ini asalnya dari Panyabungan asli. Memang cuma Panyabungan aja yang punya toge semacam ini," kata Elvi Suriani Nasution selaku pemilik gerai yang berada di Jalan Letda Sudjono, Medan Tembung.

Bagi orang awam, jika membicarakan "toge" pasti berpikir bahwa itu merupakan sayuran (kecambah). Namun berbeda halnya dengan Toge Panyabungan yang berwujud minuman mirip seperti es campur.

"Toge Panyabungan ini terdiri dari banyak macam. Togenya dikemas dengan lupis, pulut hitam, candil, tape, gula aren, dan cendol. Toge Panyabungan berbentuk minuman atau es," bebernya.

2. Toge Panyabungan pakai gula aren asli

Toge Panyabungan Martondi yang terletak di Jalan Letda Sudjono (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Rasa Toge Panyabungan yang manis sangat didamba oleh lidah-lidah orang berpuasa. Pasalnya, minuman tradisional ini banyak dipilih untuk memuaskan dahaga.

"Supaya kental dan manis, Toge Panyabungan pakai gula aren asli," aku Elvi.

Identitas Toge Panyabungan dibranding begitu masif di tempat ini. Seluruh karyawan yang menjualnya mengenakan kaos berwarna oranye dengan bertuliskan "Toge Panyabungan".

Elvi mengatakan bahwa mereka sangat bersemangat menjual jajanan khas ini. Selain dapat dijadikan sebagai ladang bisnis, melalui Toge Panyabungan mereka juga bisa memperkenalkan makanan khas dari daerahnya.

"Selain Toge Panyabungan, kita juga menjual serabi, cendol, kue jongkong, pecal juga ada, kue basah, dan gorengan," sebutnya.

3. Dalam sehari 600 porsi Toge Panyabungan ludes

Toge Panyabungan Martondi ramai pembeli (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Elvi membeberkan bahwa Toge Panyabungan cepat sekali ludesnya. Bahkan para pemburu takjil sering kehabisan meskipun stoknya setiap hari sangat banyak.

"Kurang lebih Toge Panyabungan dalam sehari 600 porsi yang dijual. Biasanya jam 5 sore sudah habis," tutur Elvi.

Toge Panyabungan dijual dengan harga yang relatif murah. Para pembeli bisa mendapatkannya dengan hanya mengeluarkan budget Rp13 ribu saja.

"Bukan hanya Toge Panyabungan, menu lain juga cepat habisnya seperti pecal, mie goreng, dan gorengan," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eko Agus Herianto
EditorEko Agus Herianto
Follow Us