Mengais Rezeki dengan Berjualan Kulit Ketupat di Pasar Sukaramai

Keuntungan pedagang menurun karena pandemik

Medan, IDN Times- Di momen Idul Fitri warga mulai berburu ketupat sebagai menu wajib saat lebaran. Pasar tradisional Sukaramai, Kecamatan Medan Area pun ramai dikunjungi warga untuk berbelanja kulit ketupat.

Kulit ketupat untuk hidangan lebaran kian diburu pembeli, tak heran para pedagang kulit ketupat musiman mulai ramai berjualan berjejer di sepanjang simpang jalan Arief Rahman Hakim, Pasar Tradisional Sukaramai.

Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi Farida Hanum Lubis sebagai pedagang kulit ketupat, usaha yang sudah dilakoninya selama 30 tahun.

1. Jelang momen Lebaran tahun ini siapkan 200 ikat janur untuk kulit ketupat

Mengais Rezeki dengan Berjualan Kulit Ketupat di Pasar SukaramaiKetupat (IDN Times/Yurika Febrianti)

Farida menyiapkan 200 ikat janur yang di belinya dari Aceh untuk pembuatan kulit ketupat jelang momen lebaran. Berbeda dihari biasanya ia hanya menjual 20 ikat.

“Tiap hari jualan, kalau hari biasa paling 20 bal janur nya, kalau sekarang ini sampai 200 bal. Sudah keluar 30 bal dari 100 bal hari ini,” kata Farida.

Baca Juga: Lemang Tapai, Kuliner Khas yang Diburu saat Ramadan dan Lebaran

2. Kulit ketupat ukuran kecil dijual Rp4 ribu perikat

Mengais Rezeki dengan Berjualan Kulit Ketupat di Pasar SukaramaiKulit Ketupat kosong (IDN Times/Yurika Febrianti)

Perayaan Idul Fitri kurang lengkap rasanya tanpa kehadiran makanan khasnya yaitu ketupat. Farida menjual kulit ketupat kosong dengan harga Rp4 ribu perikat ukuran kecil sedangkan ukuran besar dibandrol Rp6 ribu perikat.

“kalau besar untuk lontong beras kalau kecil buat ketupat pulut, satu ikat Rp6 ribu untuk yang besar, kecilnya Rp4 ribu,”ucapnya.

3. Kulit Ketupat Farida sudah dipasarkan hingga luar kota

Mengais Rezeki dengan Berjualan Kulit Ketupat di Pasar SukaramaiKetupat (IDN Times/Yurika Febrianti)

Berawal dari inisiatif nya sendiri, Farida mencoba jual kecil-kecilan di kawasan Pasar Sukaramai. Kini ia mampu memasarkan kulit ketupat kosong nya hingga keluar kota.

“Dulunya coba-coba sendiri, tengok di Sukaramai banyak orang Padang. Saya coba-coba jual dari 100 ketupat habis. Lalu terus meningkat. Sekarang ada langganan yang beli nanti datang dari Pajak Melati, dari pusat pasar, dari Simpang Limun, Pajak Pagi di Padang Bulan, pokoknya udah luar kota lah,” jelasnya seraya tersenyum.

Dampak pandemik Covid-19 pun iarasakan, pasalnya omzet dagangan kulit ketupatnya terjun hingga 50 persen.

“Tahun 2019, 2021, hingga tahun 2022 merosot terus omzet hingga 50 persen. Tahun ini masih juga belum nampak,”tandasnya.

Baca Juga: 7 Tips Memasak Ketupat Lebaran agar Tidak Cepat Basi

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya