Cerita Halimah, Guru SD yang Berhasil Meraih Medali Emas Cabor Kempo

#AkuPerempuan Awalnya belajar gulat

Binjai, IDN Times - Menjalani kehidupan disiplin dan keras sudah tertanam pada diri Halimah. Perempuan kelahiran Medan pada tanggal 30 Desember 1993 silam ini, sudah dididik sejak dini oleh kedua orangtuanya. Didikan itulah yang membawanya menjuarai berbagai event Kempo dikejuaran tingkat Daerah dan Nasional.

Teranyar, wanita berhijab ini berhasil meraih medali emas pada kelas Randori Senior Kempo di tingkat Nasional Kejuaraan Daerah (Kejurnas) yang diadakan di Bandung, beberapa waktu lalu.

"Alhamdulillah, pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Bandung, saya mendapat medali emas," kata dara yang akrab disapa Puput ini.

1. Sejak kecil bercita-cita jadi TNI

Cerita Halimah, Guru SD yang Berhasil Meraih Medali Emas Cabor KempoHalimah Atlet Kempo Binjai (Dok. IDN Times)

Semasa kecil, dirinya bercerita, besar keinginannya untuk terjun di dunia militer. Untuk meraih itu, anak ke 2 dari 7 bersaudara pasangan Ardison dan Sastrawati, inipun berlatih keras serta terus menanamkan kedisiplinan yang diajarkan kedua orang tuanya.

"Cita-cita sih memang ingin menjadi Komando Wanita (Kowat). Karena menurut saya, seragam yang dikenakan sungguh gagah," kenang dia.

Namun sayang, harapannya pupus ditengah jalan dengan berbagai faktor. Salah satu faktor yang mencolok adalah postur tubuh yang kurang memadai.

"Jadi, saat itu saya sudah mencoba. Tapi, karena kurang tinggi sedikit, jadi saya tidak diterima. Pokoknya, sampai sekarang saya paling sensitif lihat loker yang persyaratannya ada tinggi badannya," cerita dia sembari tersenyum lebar.

Baca Juga: [BREAKING] Comeback atas Persikota, Karo United Buka Kans ke-16 Besar

2. Menimba ilmu di kampus Unimed

Cerita Halimah, Guru SD yang Berhasil Meraih Medali Emas Cabor KempoHalimah Atlet Kempo Binjai (Dok. IDN Times)

Kegagalan ingin mengabdi kepada Negeri, dengan masuk dunia militer tidak mematahkan semangat untuk terus menjalani hidup dan mengabdi kepada Negeri. Dengan kehidupan yang pas-pasan karena orang tua hanya sebagai pedagang.

Seusai menjalani pendidikan disalah satu SMA di Binjai. Wanita yang kini menjadi seorang guru SD Negeri 020584 Kota Binjai, melanjutkan pendidikan ke Universitas Negeri Medan (Unimed).

"Di universitas itu, semua golongan menjadi teman saya. Bukan hanya dari kalangan kaya, miskin saja. Tapi, dari peminum, penjudi dan berbagai macam bentuk manusia saya temani," jelasnya sembari tersenyum kembali.

Semua itu tidak serta merta membuatnya ikut terjerumus ke dunia kelam. Meski memiliki berbagai teman yang terbilang kurang baik. Dirinya memilih untuk tetap dijalan yang lurus dan terus tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Bergaul kan boleh sama siapa saja dan tanpa batas. Tapi, semua tergantung pada kitanya, mau ikutan terjun kedunia kelam atau tidak. Intinya berteman ini, ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk. Kalau bisapun, kita ajak teman kita ke jalan yang baik," katanya.

3. Sempat geluti silat sebelum memilih kempo

Cerita Halimah, Guru SD yang Berhasil Meraih Medali Emas Cabor KempoHalimah Atlet Kempo Binjai (Dok. IDN Times)

Dikatakan dia, jika sebelum terjun ke dunia olahraga (beladiri) Kempo, dirinya pernah juga menggeluti silat dan masuk dalam kepengurusan. Setelah mengenal dunia Kempo tepat tahun 2009 lalu.

Ketertarikan di Kempo, lebih besar dan lebih fokus untuk berkarier di dunia beladiri yang kini membesarkan namanya itu. "Saya pun heran, kenapa bisa terjun di Kempo. Padahal sebelumnya saya sempat berlatih silat," jelas dia.

Diakuinya, kariernya naik di beladiri Kempo, terbilang singkat. Di sini, sebagai atlet Kempo karier terus menanjak dan kerap menjuarai berbagai event.

"Kejuaraan pertama ikut kejuaraan antar pelajar, di situ saya berhasil mendapat medali perak," kata wanita bertubuh mungil ini.

4. Pernah bela Aceh Utara pada kejuaraan Unsyiah Cup

Cerita Halimah, Guru SD yang Berhasil Meraih Medali Emas Cabor KempoHalimah Atlet Kempo Binjai (Dok. IDN Times)

Tidak lama mengikuti kejuaraan ini, jelasnya, tim Aceh Utara meminjam jasanya untuk mengikuti event Unsyiah Cup.

"Kalau ga salah saya bawa perak. Yang kedua kali tim Aceh Utara, juga pinjam lagi dan berhasil membawa emas di Provinsi Aceh," terang dia.

"Lumayan banyak event sih yang udah pernah di ikuti dan Alhamdulillah, kalau pulang ada saja medali yang saya bawa pulang," tegasnya, sembari mengatakan kejuaraan Nasional di Bandung, membawa medali emas.

5. Orangtua super protected bikin Puput bisa berprestasi

Cerita Halimah, Guru SD yang Berhasil Meraih Medali Emas Cabor KempoHalimah Atlet Kempo Binjai (Dok. IDN Times)

Dengan berbagai prestasi yang diterimanya, dirinya mengucapkan beribu terima kasih kepada kedua orangtua. Karena sudah membesarkan dan mendidiknya hingga sampai saat ini. Meski belum bisa membalas segala jasa kedua orang tuanya selama ini.

"Beruntung punya mama dan papa yang super protect, mungkin kalau papa dan mama gak protect, aku nya bisa salah pergaulan kali ya," katanya.

Karena zaman kuliah, papar dia, memang terlalu banyak kalangan yang aku temani. Beruntung, bimbingan kedua orangtua dan lindungan Allah, selalu menyertai dalam setiap langkah kehidupan.

"Sosok papa, yang sangat penyayang dan sayangnya papa terlalu jarang kumpul sama keluarga, dari dulu ya memang selalu jauh dari keluarga. Tapi itu murni pengorbanannya untuk keluarganya dan anak-anaknya," katanya.

"Dari mereka aku bisa hidup, bisa sekolah, bisa merasakan semuanya. Meskipun gak semuanya manis. Dan sangat di sayangkan lagi belum mampu berbuat apa untuk mereka, insyaallah di masa selanjutnya mereka bisa menggantungkan hidup mereka ke puput," harapnya.

Baca Juga: Pahlawan Emas PON 1985 dan Eks PSMS Terbaring karena Gagal Ginjal  

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya