Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu Serentak

Pemilu Serentak sangat meletihkan

Medan, IDN Times – Bisa dikatakan, Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019 adalah yang paling banyak memakan korban. Jumlah korban pada data yang masuk ke KPU RI per Kamis (25/4) adalah 225 orang.

Di Sumatera Utara, ada delapan penyelenggara Pemilu 2019 yang gugur. Kejadian ini harus menjadi evaluasi. Apakah Pemilu serentak masih efektif jika dilakukan?. Karena memang penyelenggaraannya menyita banyak waktu dan menguras tenaga.

Kita lihat saja ketika penghitungan suara di tingkat TPS. Untuk menghitung lima jenis surat suara, petugas di TPS bisa menghabiskan waktu hingga dini hari. Belum lagi jika harus menghadapi kendala di lapangan yang tidak bisa diprediksi. Tekanan-tekanan ini juga menambah peluh  dari penyelenggara.

Berikut rangkuman para Pahlawan Demokrasi yang meninggal saat menjalankan tugas sebagai penyelanggara Pemilu 2019.

1. Zulkifli Salamuddin, Anggota KPPS meninggal diduga karena keletihan

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIDN Times/Istimewa

Zulkifli Salamuddin adalah anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 043 Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. Zulkifli gugur pada Jumat (19/4) sekira pukul 13.00 WIB.

Laki-laki yang akrab disapa dengan Zul Tenok ini meninggal diduga karena keletihan. Warga Jalan Karya Jaya, Gang Eka Damai, Medan Johor ini memang begitu aktif saat bertugas menjadi KPPS.

Baca Juga: Sempat Dirawat 9 Hari di Rumah Sakit, Anggota KPPS Medan Meninggal

2. Eva Arnaz, punya riwayat stroke dan meninggal karena keletihan

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIlustrasi pemakaman/Pexels

Eva Arnaz menyusul nama Zulkifli sebagai penyelanggar yang gugur saat bertugas. Perempuan 35 tahun itu bertugas di TPS 21 Kelurahan Pulopadang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu.

Eva Arnaz meninggal dunia pada Sabtu (20/4). Eva memang dikabarkan jatuh sakit pasca hari pencoblosan. Dia sempat diopname di rumah sakit.

Eva Arnaz meninggalkan dua anaknya. Selama ini Eva juga punya riwayat penyakit stroke.

3. Jalakon Sinaga, meninggal setelah kecelakaan saat distribusikan formulir C6

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIDN Times/Prayugo Utomo

Ketua PPS Desa Karing, Kecamatan Berampu, Kabupaten Dairi Jalakon Sinaga juga menjadi korban penyelanggaraan Pemilu. Bukan karena keletihan, pria berusia 45 tahun itu meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan itu terjadi saat dia mendistribusikan formulir C6 kepada para calon pemilih di wilayahnya.

4. Zainuddin Keliat, gugur karena keletihan dan penyakit asam lambunng yang kambuh

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIDN Times/Prayugo Utomo

Zainuddin Keliat, 52 menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (23/4) sekira pukul 04.00 WIB. Dia merupakan Petugas PPS di Desa Lama Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang.

Zainuddin meninggal seusai menjalankan tugas rekapitulasi suara di Kantor Kecamatan. Selama penyelenggaraan Zainuddin memang cukup aktif. Mulai dari mendistribusikan undangan pemilih, hingga di hari pencoblosan

Sebelum meninggal, Zainuddin mengaku badannya begitu letih. Penyakit asam lambungnya juga kambuh. Sempat juga Zainuddin membeli obat ke apotek.

Namun, Zainuddin yang tengah tertidur, Selasa (23/4) tiba-tiba terbangun. Dia terjatuh dari tempat tidur. Lalu, sang istri langsung bergegas membawanya ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Kota Medan.

Setibanya di rumah sakit, Zainuddin langsung ditangani. Selang oksigen langsung dipasang untuk membantunya bernafas. Namun sayang, nyawanya tak tertolong.

5. Falukhata Halawa, Bendahara PPK Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIDN Times/Prayugo Utomo

Falukhata Halawa menjadi penyelenggara Pemilu 2019 meninggal dunia. Sayangnya tidak ada informasi mendetil soal kapan Falukhata Halawa meninggal. Hanya saja KPU Sumut  sudah membenarkan kabar itu.

6. Tugiman, Petugas KPPS Desa Tanjung Kasau, Kecamatan Sei Suka Batubara, Kabupaten Batubara

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIDN Times/Prayugo Utomo

Tugiman juga menjadi salah satu penyelenggara Pemilu yang meninggal dunia. Belum diketahui pasti penyebab Tugiman meninggal.

7. Putra Sipayung, Petugas KPPS Desa Nagori Bunga, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakDok. IDN Times/Izah Cahya

Putra Sipayung juga masuk dalam daftar pahlawan demokrasi yang gugur saat bertugas. Hal ini juga dibenarkan KPU Sumut.

8. Susyanto, meninggal setelah dirawat 9 hari di RSUP H Adam Malik

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIDN Times/Prayugo Utomo

Susyanto merupakan petugas KPPS di TPS 027, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Medanselayang. Dia meninggal pada Kamis (25/4) sekira pukul 04.00 WIB.

Almarhum tutup usia di umur 46 tahun. Jenazahnya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pasar III Setiabudi tepatnya di belakang Masjid Muslimin.

Almarhum yang tercatat sebagai warga Jalan Setiabudi Pasar I Gang Rambe Nomor 12 F, Kelurahan Tanjung Sari, Medan Selayang. Dia sempat mendapatkan perawatan intensif selama sembilan hari di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Di rumah duka, istri almarhum, Evi Julianti mengatakan suaminya sudah tampak kelelahan dari mulai persiapan pemilu, mulai dari bagi-bagi tugas sampai waktu kedatangan surat suara.

"Abang ada sakit asam lambungnya, sebelum pemilu dia sudah mengeluh sakit. Tapi pas hari H, sekira pukul 09.00 WIB bapak sudah berada di TPS. Namun, saat penghitungan ia gak sanggup lagi, makanya kami bawa ke RSUP Haji Adam Malik, untuk di opname. Dan sekira pukul 04.00 WIB, bapak meninggal dunia," kata Evi.

9. KPU Sumut : Jangan ada Pemilu serentak lagi

Sudah 8 Pahlawan Demokrasi di Sumut Gugur, KPU: Hapus Pemilu SerentakIDN Times/Prayugo Utomo

Ketua KPU Sumut Yulhasni turut berduka atas kepergian para pahlawan demokrasi.  KPU Sumut masih menunggu keputusan pemberian dana santunan bagi petugas KPPS yang meninggal saat bertugas di Pemilu 2019 yang telah disetujui Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Yulhasni mmberikan statemen tegas untuk menyikapi soal banyaknya korban yang berjatuhan pada Pemilu 2019.

“Jangan ada lagi Pemilu serentak. Ini harus dievaluasi. Kita tak mau ada lagi korban yang berjatuhan,” pungkasnya.

Baca Juga: Jadi Petugas KPPS, Eva Arnaz Meninggal usai Pencoblosan 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya