Pasar Murah COVID-19 Pemprov Sumut Acakadut, Warga Berkerumun

Rela mengantre dan berdesakan demi sembako murah

Medan, IDN Times – Pasar murah untuk masyaraat terdampak COVID-19 yang digelar Pemerintah Provinsi Sumut terkesan amburadul. Pasar murah itu digelar di Gedung Serbaguna Pancing Jalan Williem Iskandar-Pancing, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (17/5).

Ini adalah hari pertama pasar dibuka. Pasar murah akan digelar selama lima hari ke depan.

Namun di hari pertama, Pasar murah sudah menuai protes. Panita seakan mengabaikan protokol kesehatan. Warga mengantre tanpa jarak. Berdesakan dan berimpitan satu dengan yang lainnya.

1. Antrean panjang terjadi sejak pagi

Pasar Murah COVID-19 Pemprov Sumut Acakadut, Warga BerkerumunAntrean warga di Pasar Murah Sumut, Minggu (17/5). Warga rela berdesakan untuk mendapatkan kupon sembako murah. (Istimewa)

Upaya pencegahan corona terus disuarakan. Namun implementasinya yang masih menjadi pertanyaan.

Di Gedung Serbaguna pancing, antrean pasar murah mengular sejak pagi. Bahkan warga menyebut jika mereka sudah disuruh antre sejak pukul 08.00 WIB.

Namun tampaknya, panitia kelimpungan karena jumlah warga yang membludak. Ditambah manajemen yang acakadut di lapangan. “Pokoknya amburadul, warga di sana berdesakan,” ujar Hasan Basri, warga yang kebetulan berada di lokasi.

Baca Juga: [UPDATE] Pasien Positif COVID-19 di Sumut Tembus 200 Orang

2. Sudah dijaga polisi, warga tetap abai

Pasar Murah COVID-19 Pemprov Sumut Acakadut, Warga BerkerumunAntrean warga di Pasar Murah Sumut, Minggu (17/5). Warga rela berdesakan untuk mendapatkan kupon sembako murah. (Istimewa)

Kata Hasan, pasar murah itu dijaga oleh kepolisian. Namun jumlahnya hanya belasan. Sedangkan, jumlah warga yang mengantre diprediksi ribuan.

Hasan pun khawatir, pasar murah yang digelar Pemprov untuk membantu dalam kondisi pandemik malah membuat petaka baru. Kerumunan tanpa jarak aman bisa menimbulkan kluster baru penularan COVID-19 yang angkanya terus meningkat perlahan di Sumut.

“Semoga tidak sampai terulang lagi,” tukasnya.

3. Warga masih membandel soal protokool kesehatan

Pasar Murah COVID-19 Pemprov Sumut Acakadut, Warga BerkerumunIlustrasi Masker (IDN Times/Besse Fadhilah)

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut Ridho Haykal Amal mengatakan, jika pihaknya sudah mengimbau keras kepada warga yang berkerumun. Namun warga tidak juga mematuhinya. Warga yang berkerumun hanya berada di luar gedung. Sementara, di dalam gedung disesuaikan dengan protokol kesehatan.

“Kami dari Dinas Koperasi sudah bekerjasama dengan EO. Pengaturan ini dengan EO. Setelah diatur dengan EO, SOP yang ada semua masuk di dalam gedung. Kemudian ditutup lah gerbang yang ada di tribun itu. Tapi setelah ditutup antrean masih banyak (diluar). Ada 200 sampai 300 orang. Saya sudah sampaikan supaya menjaga jarak dan memakai masker serta mencuci tadiskon. ngan. Berkali-kali saya sampaikan itu. Rupanya saya lihat di luar ada antrean. Tapi mereka menyampaikan mereka mau dapat kupon,” ungkap Haykal via seluler.

Bahkan Haykal juga sudah menyampaikan akan membubarkan antrean jika masih melanggar protokol. Namun masyarakat tetap abai. “Karena prosedurnya di dalam sudah pas. Ini cerita di luar gedung. Harusnya kalau ada petugas keamanan yg lain, membantu saya juga untuk mengurai massa,” ujarnya.

Haykal menyadari jika masyarakat tidak sepenuhnya paham tentang pencegahan COVID-19. Sehigga mereka masih mengabaikannya demi membeli sembako dengan harga murah.

Pasar Murah digelar di empat lokasi sampai 21 Mei 2020. Mulai dari Eks Bandara Polonia, Medan, Markas Yon Zypur,  Gedung Serbaguna Sumut dan Rumah Dinas Wali Kota Binjai. Setiap harinya, masing masing tempat menyediakan 600 paket dengan harga lebih murah dari pasaran.

Baca Juga: Di Sumut Boleh Pulang Kampung, Tapi Ada Syaratnya

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya