Terungkap! RS Darurat Simalungun Belum Bisa Keluarkan Hasil Swab 

Sebelumnya bupati sebut tak perlu kirim sampel lagi ke luar

Simalungun, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun mengklaim sudah memiliki laboratorium swab untuk memeriksa pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Khusus (RSDK) COVIDD-19 yang ada di Batu 20, Kecamatan Panei Tongah, Simalungun, Sumatera Utara. Namun nyatanya lab hingga kini belum bisa dipergunakan untuk mendeteksi seseorang terpapar COVID-19. 

Hal ini dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Kadinkes Simalungun dr Lidya Saragih.  Apa yang disampaikannya berbeda dengan pernyataan Bupati Simalungun, JR Saragih saat meresmikan RSDK COVID-19, Senin (11/5) yang lalu.

1. Plt Kadinkes Simalungun akui laboratorium belum bisa mengetahui hasil positif atau tidak

Terungkap! RS Darurat Simalungun Belum Bisa Keluarkan Hasil Swab ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Fauzan)

Lidya mengatakan, pihaknya telah mencoba menggunakan mesin laboratorium. Namun hasil yang ditunjukkan tidak bisa menentukan apakah seseorang positif terpapar CIVID-19 atau tidak. "Semalam sudah diuji, ternyata belum bisa. Belum akurat. Kita kan tidak bisa mengeluarkan hasil kalau belum akurat," katanya saat dikonfirmasi, Senin (18/5).

Untuk saat ini, laboratorium tersebut hanya bisa pemeriksaan darah dan sampel swab. Tapi dia menekankan, bukan untuk menentukan positif atau tidak. Menurut, dr Lidya Saragih, langkah yang dilakukan untuk melengkapi laboratorium, memesan satu alat.

"Ternyata masih melengkapi alat. Jadi, belum (bisa menentukan seseorang positif atau tidak). Alatnya masih dalam pemesanan, " ujarnya.

2. Hingga sekarang Pemkab Simalungun masih mengandalkan Pemerintah Provinsi

Terungkap! RS Darurat Simalungun Belum Bisa Keluarkan Hasil Swab Bupati Simalungun memberi arahan kepada tim medis (IDN Times/Patiar Manurung)

Terkait pernyataan Bupati Simalungun saat meresmikan RSDK COVID-19, dr Lidya mencoba meluruskannya, katanya, pernyataan bupati bukan untuk menentukan hasil pemeriksaan. "Maksud pak JR, bahwa alat itu sudah dilengkapi untuk pengambilan swab, kalau untuk menentukan hasil dari pada pasien belum bisa," jelasnya. 

Ia menekankan bahwa laboratorium yang ada saat ini memiliki dampak untuk percepatan memutus rantai penyebaran COVID-19. "Tetap ada. Kan, sudah dibilang kita sedang memesan alatnya. Tetapi dengan keterbatasan alat pengangkutan sekarang jadi kita menunggu. Ketika alat itu datang, kita bisa melengkapi sesuai kebutuhan," terangnya.

Ia pun mengakui bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Simalungun masih harus mengandalkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mendapatkan hasil pemeriksaan swab. "Kita masih kirim ke provinsi dan provinsi yang menentukan apakah mengirim ke RS USU atau ke Jakarta," ucapnya.

Baca Juga: RS Darurat Khusus COVID-19 di Simalungun Beroperasi, Miliki Lab Swab 

3. Sebelumnya JR Saragih mengaku laboratorium telah bisa difungsikan

Terungkap! RS Darurat Simalungun Belum Bisa Keluarkan Hasil Swab (Ilustrasi swab) Humas Pemprov Sulteng

Bupati Simalungun yang juga Ketua (GTPP) COVID-19, JR Saragih sebelumnya mengatakan bahwa Pemkab Simalungun telah menyediakan laboratorium pemeriksaan swab di RSDK COVID-19 itu, sehingga untuk mengetahui hasil seseorang yang diduga terinfeksi corona dapat diketahui dengan cepat. Tidak mesti menunggu hasil laboratorium dari Medan maupun pemerintah pusat.

JR Saragih yakin, dengan hadirnya laboratorium itu maka memutus mata rantai COVID-19 bisa lebih cepat. Ia menambahkan, sejumlah fasilitas pendukung telah dilengkapi di sana dan ada ruangan yang bisa menampung sekitar 200 pasien. "Peralatan yang telah dilengkapi mulai dari IGD, radiologi, laboratorium ruang isolasi dan termasuk untuk pemeriksaan swab, jadi kita tidak perlu lagi kirim ke sana ke sini. Sudah bisa langsung periksa di sini," kata JR Saragih usai meresmikan rumah sakit.

4. Bupati dinilai melakukan pembohongan publik

Terungkap! RS Darurat Simalungun Belum Bisa Keluarkan Hasil Swab Anggota DPRD Simalungun, Benhard Damanik (Dok.IDN Times/Istimewa)

Terpisah,  anggota DPRD Simalungun, Benhard Damanik mengaku kecewa dengan pernyataan JR Saragih yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan merupakan pembohongan publik.

"Ini menunjukkan bahwa bupati melakukan pembohongan, yang menyatakan bahwa alat swab sudah ada tetapi faktanya tidak ada.  Maka kita menilai pernyataan itu hanya untuk meloloskan kebijakan dalam menetapkan rumah sakit darurat khusus COVID-19 itu, " jelasnya.

Politisi NasDem ini menekankan agar JR Saragih tidak bertindak seolah sudah "pahlawan" yang berbuat banyak dalam menangani COVID-19. "Kita menyayangkan pernyataan bupati yang seperti itu. Kalau belum lengkap katakan tidak lengkap. Apa yang dilakukan bupati merupakan sikap yang kurang bijak," tutupnya.

Baca Juga: 2 Warga Simalungun Positif COVID-19, Salah Satunya Pedagang di Parapat

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya